Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sentimen negatif dari skandal utang raksasa properti, Evergrande di China menekan bursa saham di Asia. Hal ini juga yang mendorong bursa saham domestik berakhir di zona merah.
Senin kemarin, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) ditutup terkoreksi 0,93% ke level 6.076,31 poin dengan nilai transaksi Rp 11,97 triliun. Pelaku pasar asing melakukan penjualan bersih senilai Rp 242,90 miliar.
Selasa ini (21/9), perhatian pelaku pasar akan tertuju pada arah kebijakan Bank Indonesia dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang akan diselenggarakan hari ini.
Sebelum memulai transaksi pada perdagangan Selasa ini, cermati aksi dan peristiwa emiten berikut ini yang dihimpun dalam pemberitaan ²©²ÊÍøÕ¾:
1.Divestasi 2 Ruas Tol Waskita Molor karena Covid Varian Delta
Proses divestasi tol milik PT Waskita Karya Tbk (WSKT) molor dari target lantaran calon investor terhambat untuk datang mengunjungi langsung tol yang akan dibeli tersebut. Namun demikian, perusahaan optimistis tahun ini bisa dikebut pelepasan dua aset tol.
Direktur Utama Waskita Destiawan Soewardjono mengatakan pelepasan tol-tol ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk melakukan perbaikan struktur keuangan.
"Program divestasi juga berjalan meski tahun ini agar berat karena pandemi kemarin varian delta yang ada menyebabkan para investor batal melakukan visit," kata Destiawan dalam konferensi pers, Senin (20/9/2021).
2.Kejagung Cecar 6 Bos Sekuritas Terkait Kasus Asabri
Pemeriksaan para saksi di kasus korupsi PT Asabri (Persero) terus bergulir. Senin ini, Kejaksaan Agung memanggil sebanyak 11 orang saksi dari berbagai kalangan untuk mendalami keterangan mengenai perkara dugaan tindak pidana korupsi dalam pengelolaan keuangan dan dana Investasi oleh Asabri pada beberapa perusahaan periode tahun 2012 sampai 2019.
Pemeriksaan ini dilakukan oleh Tim Jaksa Penyidik pada Direktorat Penyidikan Jaksa Agung Muda Bidang Tindak Pidana Khusus (JAM PIDSUS) Kejaksaan Agung.
Sebelas orang yang diperiksa ini, 6 di antaranya bekerja di perusahaan sekuritas. Lainnya di perusahaan manajemen investasi hingga karyawan swasta.
"Pemeriksaan saksi dilakukan untuk memberikan keterangan guna kepentingan penyidikan tentang suatu perkara pidana yang ia dengar sendiri, ia lihat sendiri dan ia alami sendiri guna menemukan fakta hukum tentang tindak pidana korupsi yang terjadi di PT Asabri (Persero)," kata Kepala Pusat Penerangan Hukum Kejagung, Leonard Eben Eezer, dalam keterangan resmi, Senin (20/9/2021).
3.Emiten Erick Thohir Masih Cetak Rugi, Saat Saham Naik 490%
Emiten pengelola radio Grup Mahaka milik Erick Thohir PT Mahaka Radio Integra Tbk (MARI) kembali membukukan rugi bersih senilai Rp 5,57 miliar pada semester I 2021.
Menurut laporan keuangan di website Bursa Efek Indonesia (BEI), angka rugi bersih tersebut mengecil dibandingkan dengan rugi bersih sebesar Rp 13,09 miliar pada periode yang sama tahun lalu.
Di tengah rugi bersih tersebut, pendapatan bersih MARI turun 12,75% secara tahunan (year on year/yoy) menjadi Rp 32,21 miliar, lebih rendah ketimbang pendapatan usaha pada paruh pertama 2020 sebesar Rp 36,92 miliar.
4.Dapat Suntikan dari Anthoni Salim, Begini Rencana Bank Ina
Emiten bank yang terafilasi dengan Grup Salim, PT Bank Ina Perdana Tbk (BINA) menargetkan akan memperoleh dana sebesar Rp 1,24 triliun dalam gelaran rights issue tahun ini.
Direktur Utama Bank Ina Perdana, Daniel Budirahayu mengungkapkan, proses penambahan modal dengan hak memesan efek terlebih dahulu (HMETD) tersebut masih berlangsung. Pihaknya memperkirakan, tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) akan diperoleh pada akhir Oktober ini.
"Awal November kami raising fund Rp 1,24 triliun. Pemegang saham pengendali sudah punya komitmen mengeksekusi, untuk itu kami rasa tidak ada kendala," katanya dalam wawancara dengan ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (20/9/2021).
NEXT: Simak Aksi Emiten Lainnya
5.Bos Astra Agro Bicara Soal Moratorium, Emiten Sawit Terancam?
Pemerintah resmi mengakhiri moratorium pembukaan lahan sawit baru pada Minggu, 19 September lalu. Aturan ini sebelumnya dibuat pemerintah pada tahun 2018 lalu untuk memperbaiki tata kelola industri sawit di tanah air.
Presiden Direktur PT Astra Agro Lestari Tbk (AALI), Santosa mengungkapkan, dampak kebijakan tersebut belum berimplikasi langsung terhadap rencana kerja perseroan. Selain itu, manajemen AALI juga belum berencana melakukan ekspansi lahan baru.
"Terkait berakhirnya moratorium, tidak akan berdampak terhadap rencana kerja AALI karena sejak tahun 2015, sesuai kebijakan keberlanjutan AALI kami berkomitmen utk tidak membuka lahan baru dalam pengembangan kebun AALI," katanya saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Senin (20/9/2021).
6.Siap-siap! Aturan OJK soal IPO Unicorn buat GoTo cs Mau Rilis
Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sebentar lagi akan merilis regulasi mengenai aturan Multiple Voting Share (MVS) guna mengakomodasi pencatatan saham perdana (initial public offering/IPO) perusahaan teknologi berstatus unicorn di pasar saham RI.
MVS adalah suatu jenis saham yang memiliki lebih dari satu hak suara untuk tiap sahamnya. Regulasi ini ini nantinya akan bernama POJK tentang Penerapan Klasifikasi Saham dengan Hak Suara Multipel oleh Emiten dengan Inovasi dan Tingkat Pertumbuhan Tinggi yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas.
OJK sudah meminta tanggapan publik atas RPOJK (Rancangan Peraturan OJK) ini kepada publik sejak 8-21 Juni lalu untuk mengumpulkan masukan untuk memfinalkan aturan ini.
"Dalam rangka penyusunan rancangan POJK tentang Penerapan Klasifikasi Saham dengan Hak Suara Multipel oleh Emiten dengan Inovasi dan Tingkat Pertumbuhan Tinggi yang Melakukan Penawaran Umum Efek Bersifat Ekuitas, kami bermaksud untuk meminta tanggapan atas rancangan POJK tersebut kepada masyarakat umum," tulis OJK, di situs resminya, dikutip Senin (20/9).
7.Perkuat Modal, BNI Terbitkan Perpetual Bond Rp 8,55 T
PT Bank Negara Indonesia Tbk (BBNI) berencana menerbitkan surat utang perpetual atau perpetual bond sebesar US$ 600 juta, setara Rp 8,55 triliun dengan asumsi kurs di pasar spot Rp 14.265 per US$.
Corporate Secretary BBNI, Mucharom, dalam keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia menyampaikan, sebelumnya perseroan pada 16 September 2021 telah menyelesaikan roadshow, penawaran dan pricing terkait dengan rencana penerbitan BNI Additional Tier 1 Perpetual Non Cumulative Capital Securities (Efek Modal AT-1) sebesar US$ 600 juta.
Imbal hasil yang ditawarkan dalam surat utang perpetual tersebut sebesar 4,3% per tahun berdasarkan ketentuan Regulation S, US Securities Act yang akan terdaftar di Bursa Efek Singapura.
"Dana hasil rencana penerbitan Efek Modal AT-1 akan digunakan untuk menambah modal inti tambahan bank, secara umum untuk penguatan modal, meningkatkan pembiayaan serta untuk memperkuat komposisi struktur dana jangka panjang," kata Mucharom, dikutip Senin (20/9/2021).
8.Garap Air Minum, BUMN Karya Ini Suntik Anak Usaha Rp 402 M
Emiten konstruksi BUMN, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), menyuntik modal anak usahanya, PT Wika Tirta Jaya Jatiluhur (WTJJ) sebesar Rp 402,03 miliar.
Sumber pendanaan tersebut berasal dari Penyertaan Modal Negara (PMN) sebesar Rp 402 miliar dan Rp 30 juta dari kas internal WIKA. Rencananya, dana tersebut akan digunakan untuk mengembangkan usaha di bidang sistem penyediaan air minum (SPAM) melalui WTJJ.
"Untuk memberikan nilai tambah melalui kegiatan investasi bagi perseroan, perseroan melaksanakan pemenuhan kewajiban capex [belanja modal] porsi perseroan sebesar Rp 402.030.000.000 dan penambahan setoran modal pada WTJJ oleh perseroan yang menyebabkan perubahan persentase kepemilikan saham perseroan di WTJJ," tulis manajemen WIKA, dalam keterbukaan informasi, dikutip Senin (20/9/2021).
9.Kebut Bikin Bandara Dhoho Kediri, Gudang Garam Suntik Rp 1 T
Emiten rokok PT Gudang Garam Tbk (GGRM) menambah setoran modalnya di Bandara Dhoho, Kediri yang dibawahi oleh PT Surya Dhoho Investama (SDHI), anak usahanya, senilai Rp 1 triliun.
Suntikan modal ini dilakukan untuk pembiayaan pembangunan bandara yang saat ini dilakukan oleh SDHI.
Berdasarkan keterbukaan informasi yang disampaikan perusahaan, dana Rp 1 triliun tersebut digunakan melalui penyerapan 1 juta saham baru yang diterbitkan oleh SDHI. Penyetoran modal ini akan dilakukan secara bertahap hingga Desember 2021. Penyetoran awal akan dilakukan pada 20 September 2021 senilai Rp 100 miliar.