²©²ÊÍøÕ¾

Review

Cerita di Balik 7 BUMN 'Zombie', Ada Tempat Kerja Jokowi!

Feri Sandria, ²©²ÊÍøÕ¾
05 October 2021 11:35
Menteri BUMN Erick Thohir (Tangkapan Layar Youtube)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir dipusingkan dengan belum ditutupnya tujuh BUMN 'zombie' yang sudah tak beroperasi sejak lama, bahkan sejak 2008.

Dia mengungkapkan, percepatan penutupan BUMN mati suri ini diharapkan bisa dilakukan mengingat belum lama ini telah dilakukan penggabungan tiga BUMN ke entitas lain, melalui Peraturan Pemerintah (PP).

Penutupan BUMN yang membutuhkan proses panjang dikatakan Erick menjadi alasan susahnya menutup tujuh BUMN Zombie.

Namun, diharapkan dengan adanya amandemen UU BUMN yang saat ini sedang digodok oleh DPR diharapkan ke depannya proses ini akan menjadi lebih cepat melalui penguatan peran kementerian.

Disebutkan bahwa ketujuh BUMN ini tengah dalam proses restrukturisasi. Proses pembubaran juga akan dilakukan dengan tidak memberikan dampak yang luas, seperti pemutusan hubungan kerja.

Perusahaan yang saat ini dalam proses pembubaran ini tengah ditangani oleh PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA.

Lalu siapa saja BUMN Zombie yang dimaksud Erick?

Berikut kompilasi pemberitaan ²©²ÊÍøÕ¾Â Indonesia berdasarkan pernyataan Erick dan rapat dengar pendapat di DPR.

1. PT Kertas Leces (Persero)

Kertas Leces adalah pabrik kertas tertua kedua di Indonesia, setelah pabrik Kertas Padalarang, yang mana didirikan pada masa penjajahan Belanda, tepatnya tahun 1939 dan mulai beroperasi tahun 1940 dengan kapasitas produksi sebesar 10 ton/hari.

Setelah manajemen ditangani oleh pemerintah Indonesia, Kertas Leces mengalami perkembangan pembangunan fisik melalui empat tahapan yang dimulai pada tahun 1960 dan berakhir tahun 1986, yang menghasilkan pabrik kertas dan pulp terintegrasi.

Terhitung sejak Mei 2010, Kertas Leces berhenti beroperasi. Alasan dari pemberhentian operasi ini adalah karena Perusahaan Gas Negara (PGN) menghentikan pasokan gasnya, lantaran Kertas Leces sudah menunggak utang sebesar Rp 41 miliar.

Berdasarkan laporan keuangan tahunan PT Perusahaan Pengelola Aset (Persero)/PPA, tahun 2012 perusahaan memperoleh revolving working capital yang dituangkan dalam perjanjian pemberian pinjaman dana talangan dengan jumlah pokok fasilitas maksimum Rp 50 miliar.

2. PT Merpati Nusantara Airlines (Persero)

Merpati adalah salah satu maskapai penerbangan nasional yang didirikan pada tahun 1962. Dengan pusat operasi di Jakarta, maskapai ini mengoperasikan jadwal penerbangan domestik dan juga internasional.

Pada 2014 Merpati menangguhkan seluruh penerbangan dikarenakan masalah keuangan yang bersumber dari berbagai hutang. Disinyalir Merpati membutuhkan dana triliunan rupiah untuk dapat beroperasi kembali. Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) kal itu, Dahlan Iskan, secara resmi menyatakan "Situasinya kini sudah menentukan agar Merpati tidak beroperasi kembali, karena kerusakannya akan lebih besar apabila (perusahaan ini) diteruskan."

Kementerian BUMN mengatakan Merpati menjadi salah satu perusahaan yang dikaji untuk dibubarkan. Namun, untuk menutup perusahaan ini masih perlu menunggu penyelesaian kewajiban perusahaan terhadap beberapa debiturnya.

Mengacu data kinerja BUMN periode 2015 (setahun setelah tutup), Merpati masih tercatat memiliki aset mencapai Rp 1,32 triliun, berkurang dari aset 2014 sebesar Rp 2,46 triliun. Ekuitas perseroan juga negatif hingga Rp 8,59 triliun dari tahun sebelumnya Rp 6,12 triliun.

Sepanjang 2015, perseroan masih membukukan pendapatan Rp 43 miliar, amblas 64% dibandingkan dengan 2014 yakni Rp 121 miliar. Merpati mencetak rugi bersih Rp 2,48 triliun, membengkak 209% dari kerugian tahun sebelumnya Rp 803 miliar.

NEXT: Ada Iglas hingga Kertas Aceh

3. PT Industri Gelas (Persero)/Iglas

Dirangkum dari berbagai sumber, perusahaan ini didirikan pada 29 Oktober 1956 dengan izin kegiatan usaha untuk memproduksi dan memperdagangkan barang-barang dan peralatan yang terbuat dari gelas serta hasil olahan lainnya yang berhubungan dengan produksi gelas.

Dikutip dari laporan keuangan BUMN kepada pemerintah pusat untuk periode yang berakhir pada Desember 2018, tercatat Iglas membukukan pendapatan senilai Rp 690 juta dan perusahaan juga mendapatkan pendapatan lain-lain senilai Rp 2,84 miliar.

Namun beban usaha perusahaan justru lebih tinggi yakni mencapai Rp 6,56 miliar. Selain itu juga terdapat beban lain-lain senilai Rp 57,13 miliar, beban bunga juga tinggi mencapai Rp 48,42 miliar.

Kondisi keuangan yang parah ini membuat perusahaan harus mencatatkan kerugian tahun berjalan yang dapat diatribusikan kepada entitas pengendali senilai Rp 84,61 miliar.

Mengutip detikcom, perusahaan ini pernah berperkara dengan Pemerintah Kota Surabaya. Perusahaan ini pun dilayangkan gugatan dengan nomor perkara 394/PDT.G/2017/PN.SBY.

Dalam prosesnya hukumnya, perkara ini dimenangkan oleh Pemkot Surabaya sehingga perusahaan terpaksa mengembalikan asetnya kepada pemerintah daerah tersebut, termasuk aset di Jalan Ngagel 153-155 yang dulunya digunakan untuk memproduksi pabrik gelas.

Pada 2005, perusahaan ini direncanakan untuk diaudit oleh Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) terkait kebocoran di BUMN tersebut, sedikitnya Rp10 miliar per tahun selama belasan tahun akibat praktik kecurangan (fraud) yang berlangsung selama ini.

Direktur Iglas Daniel S. Kuswandi akhirnya masuk bui setelah buron selama delapan tahun dan tertangkap pada November 2019. Dia telah masuk dalam daftar pencarian orang (DPO) atas kasus korupsi senilai Rp 13 miliar.

4. PT Kertas Kraft Aceh (Persero)

PT Kertas Kraft Aceh (Persero) atau yang biasanya disingkat dengan PT KKA adalah sebuah perusahaan BUMN penghasil kertas kantong semen.

KKA sendiri berdiri setelah adanya ASEAN Aceh Fertilizer adalah sebuah penghasil pupuk hasil gagasan bersama dalam kerjasama ekonomi dan industri negara-negara Asia Tenggara yang produksinya ditunjang oleh kilang gas Arun yang sempat menjadi penghasil LNG terbesar di dunia.

Sejak tanggal 31 Desember 2007 sampai saat ini, Kertas Kraft Aceh menghentikan produksinya dikarenakan ketiadaan perolehan bahan baku dan gas.

KKA merupakan tempat kerja Presiden Joko Widodo (Jokowi) selama 2 tahun tak lama setelah ia lulus dari Universitas Gadjah Mada. Di perusahaan ini, Jokowi ditempatkan di area hutan pinus Merkusii, Aceh Tengah. 

Pada tahun 2017 aset KKA tercatat sebesar Rp 781 miliar dan kewajiban senilai Rp 1,7 triliun, sehingga memiliki ekuitas negatif Rp 919 miliar.

NEXT: Ada BUMN Tekstil hingga BUMN Karya

5. PT Industri Sandang Nusantara (Persero)

PT Industri Sandang Nusantara (ISN) didirikan tahun 1961 awalnya lahir dalam rangka swasembada kebutuhan sandang, perusahaan ini memproduksi benang tenun, karung, dan karung plastik yang diproduksi oleh 7 baril pemintalan, 1 baril terpadu (pemintalan dan pentenunan) serta satu pabrik karung plastik.

Sebelumnya tahun 2019 lalu, Direktur Konsultasi Bisnis dan Aset Manajemen PPA Dikdik Permadi Yoffana mengatakan ISN termasuk salah satu prioritas penyehatan perusahaan badan usaha milik negara (BUMN) dengan kondisi keuangan buruk.

Jika awalnya perusahaan bergerak di bisnis hulu dengan mengoperasikan sembilan pabrik pintal, tapi karena mesin revitalisasi dan cost tinggi, manajemen PPA mengatakan akan mencoba untuk lebih fokus ke trading garmen dan optimalisasi aset yang dimiliki.

6. PT Istaka Karya (Persero)

PT Istaka Karya (Persero) adalah BUMN yang bergerak di bidang konstruksi. Perusahaan ini sebelumnya bernama PT ICCI (Indonesian Consortium of Construction Industries) dan merupakan suatu konsorsium yang beranggotakan 18 perusahaan konstruksi Indonesia.

Pada tahun 2017, berdasarkan laporan keuangan yang diaudit oleh KAP Drs Haroe, Pramono & Rekan, perusahaan memiliki aset sebesar 449,07 miliar jauh lebih kecil dari pada aset yang dimiliki oleh BUMN karya lainnya.

Liabilitas perusahaan tercatat sebesar Rp 278,31 miliar sehingga perusahaan memiliki ekuitas sebesar Rp 170,75 miliar.

Pendapatan perusahaan tercatat senilai Rp 248,02 miliar dan laba bersih sebesar Rp 21,52 miliar.

Awal tahun ini, kepada ²©²ÊÍøÕ¾, sekretaris Perusahaan Istaka Karya  Yudi Kristianto mengonfirmasi kabar yang menyebut karyawan BUMN itu belum menerima gaji selama 8 bulan.

7. PT Pembiayaan Armada Niaga Nasional (Persero)/PANN

PT PANN, adalah BUMN yang bergerak di bidang pembiayaan kapal (multifinance dan leasing kapal).

Perseroan ini bergerak di bidang telekomunikasi dan navigasi maritim, serta jasa pelayaran untuk usaha jasa sektor maritim. Misalnya saja membuat sistem monitoring kapal, estimasi keberangkatan dan kedatangan kapal, informasi cuaca, kondisi cuaca, long-range identification, hingga tracking national data center.

Pada tahun 2019 PANN mengajukan restrukturisasi atas Utang SLA (service level agreement) dan telah mendapat persetujuan pemerintah Republik Indonesia melalui surat menteri keuangan Republik Indonesia tanggal 16 Juli 2019 perihal persetujuan penyelesaian piutang negara.

Keberadaan PANN bahkan sempat membidik kaget para pejabat RI. Misalnya, dalam Rapat Kerja Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati dengan Komisi XI DPR RI pada Senin (2/12/2019), tampak bahwa baik Sri Mulyani dan anggota DPR pun ada yang belum mengetahui keberadaan salah satu BUMN yang kurang populer ini.

"PT PANN ini apa?" Sebut Mukhamad Misbakhun, Anggota Komisi XI DPR dari Fraksi Golkar dalam kesempatan itu.

Sri Mulyani pun menjelaskan bahwa dirinya juga baru mendengar nama ini dan sepengetahuan, PANN ini adalah BUMN di bidang jasa pelayaran tetapi memang tidak populer.

"Saya baru denger juga sih BUMN ini. BUMN-nya lama, tapi enggak populer. Jadi dia di bidang jasa pelayaran untuk jasa maritim. Membuat fasel monitoring kapal dan informasi cuaca dan purei nformasi sistem dan dari sisi propertydan hotel, 2 hotel dan 1 unit kantor. Punya anak perusahaan modal kerja dan multi guna yang dapat persetujuan dari OJK," kata Sri Mulyani.

"BUMN [ini] di sektor maritim yang udah berdiri cukup lama," katanya lagi.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular