²©²ÊÍøÕ¾

Deadline! 13 Bank Mini Geber Tambah Modal, Jadi Bank Digital

Aldo Fernando, ²©²ÊÍøÕ¾
16 November 2021 12:50
Bank Oke
Foto: Bank Oke

9. Bank Maspion Indonesia (BMAS)

Emiten bank milik pengusaha nasional Alim Markus, PT Bank Maspion Indonesia Tbk (BMAS) sudah mendapat restu pemegang saham untuk melakukan rights issue sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru dengan nilai nominal Rp 100 per saham.

Investor Thailand, Kasikorn Vision Company dipastikan akan menyerap rencana penambahan modal melalui HMETD Bank Maspion sebanyak-banyaknya 2,28 miliar saham baru. Hal itu sudah diputuskan dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) yang diselenggarakan pada 8 April 2021 di Surabaya, Jawa Timur.

Belum ditetapkan harga pelaksanaan rights issue ini, namun, ²©²ÊÍøÕ¾ sebelumnya mencatat, jika mengacu pada pergerakan harga saham BMAS rata-rata di kisaran Rp 1.370 sampai dengan Rp 1.610 per saham, maka dari rights issue ini, diperkirakan perseroan akan meraih dana sebesar Rp 3,13 triliun sampai dengan Rp 3,68 triliun.

Adapun kabar terbaru, pada 13 Juli lalu, pihak Bank Maspion mengumumkan rencana perubahan struktur dan perpanjangan waktu rights issue hingga waktu yang belum ditentukan.

10. Bank MNC Internasional (BABP)

Bank Grup MNC PT Bank MNC Internasional Tbk (BABP) juga sedang dalam proses penambahan modal melalui rights issue.

BABP tercatat menambah modal melalui HMETD, menargetkan 14.234.614.922 saham seri B, dengan rasio 2:1 (dua saham lama akan mendapatkan satu HMETD), maksimal 33,33% dari total modal disetor setelah HMETD.

Dengan harga eksekusi HMETD sebesar Rp 318, BABP menargetkan penghimpunan dana segar hingga Rp 4,5 triliun.

Manajemen BABP menjelaskan, seluruh dana hasil rights issue tersebut 100% akan digunakan untuk, pertama, untuk memperkuat struktur permodalan MNC Bank, memperluas kapasitas pinjaman MNC Bank dan akuisisi nasabah secara digital untuk mendukung pertumbuhan bisnis perseroan, serta untuk pengembangan aplikasi MotionBanking.

Manajemen BABP dalam pernyataan resmi mengungkapkan alasan di balik serapan dari sang pemilik terbesar saham BABP tersebut yang hanya Rp 200 miliar.

Menurut manajemen, ada investor strategis yang akan berinvestasi di BABP melalui private placement, menyusul pelaksanaan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) BABP yang telah disetujui OJK. Hanya saja belum diungkapkan siapa investor strategis yang akan masuk.

Sebagai informasi, periode perdagangan rights issue BABP berlangsung pada 14 -27 September 2021.

11. Bank Oke Indonesia (DNAR)

PT Bank Oke Indonesia (DNAR) sedang dalam proses melakukan rights issue sebanyak-banyaknya Rp 499,83 miliar.

Berdasarkan prospektus yang dipublikasikan perusahaan, DNAR berencana menerbitkan saham baru sebanyak 2,53 miliar saham dengan harga pelaksanaan Rp 197 per saham.

"APRO Financial Co Ltd selaku pemegang saham utama perseroan telah menyatakan kesanggupannya untuk melaksanakan seluruh HMETD untuk membeli saham baru yang diterbitkan dalam rangka Penawaran Umum Terbatas (PUT) III," tulis prospektus perusahaan, dikutip Selasa (5/10/2021).

Mengacu situs perusahaan, APRO Financial adalah perusahaan pembiayaan dari Korea Selatan yang berfokus di sektor consumer loan. Sampai dengan 8 September ini, APRO menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan 90,26% atas saham DNAR.

Terkait HMETD ini, perseroan sudah memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) pada 5 Mei 2021 dengan tanggal efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada 30 September 2021.

Tanggal terakhir perdagangan saham dengan HMETD di pasar reguler dan negosiasi pada 8 Oktober 2021 di pasar reguler dan negosiasi dan pasar tunai 12 Oktober.

12. Bank Amar Indonesia (AMAR)

PT Bank Amar Indonesia Tbk (AMAR), berencana menambah modal melalui skema penerbitan saham baru lewat rights issue sebanyak-banyaknya 20 miliar saham baru.

Berdasarkan keterbukaan informasi di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang disampaikan bank yang berdomisili di Kota Surabaya ini, perseroan menetapkan nilai nominal Rp 100 dalam rights issue ini.

Namun, belum diumumkan lebih lanjut mengenai harga pelaksanaan dari rights issue bank bersandi AMAR ini.

Perseroan telah memperoleh restu pemegang saham dalam Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) mengenai rights issue ini.

Bank Amar juga sudah mengajukan pernyataan efektif kepada OJK. Dengan demikian ditargetkan, pelaksanaan rights issue akan dilakukan pada akhir kuartal keempat tahun ini.

Dalam penjelasannya, direksi Bank Amar menyampaikan, tujuan dari penambahan modal ini untuk memperkuat modal inti perseroan menjadi Rp 2 triliun pada tahun ini sesuai dengan aturan OJK.

13. Bank Nationalnobu (NOBU)

Emiten bank yang terafiliasi dengan Grup Lippo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) berencana melaksanakan rights issue dengan menerbitkan saham baru sebanyak-banyaknya 164.367.122 dengan nilai nominal Rp 100 per saham dengan harga pelaksanaan Rp 1.205 per saham.

Nilai yang ditawarkan tersebut mewakili 3,57% dari modal ditempatkan dan disetor penuh setelah penawaran umum terbatas (PUT), sehingga nilai PUT adalah sebanyak-banyaknya Rp 198,06 miliar.

Perusahaan terafiliasi dengan Grup Lippo, PT Grahaputra Mandirikharisma (GPMK), menyatakan kesiapannya menjadi pembeli siaga (standby buyer) dalam rights issue itu.

Rencananya, dana perolehan rights issue sebesar Rp 193 miliar akan digunakan perseroan untuk mengambilalih aset berupa Menara UPH dan Gedung Kantor GMT yang dimiliki oleh GPMK.

Dua aset yang dimaksud yakni sebagian ruang dalam Gedung Gajah Mada Tower (GMT) Lantai G, 1 dan 2, Jl. Gajah Mada No. 25-26, Petojo Utara, Gambir, Jakarta Pusat dan seluruh Gedung A Universitas Pelita Harapan (UPH), Jl. MH Thamrin No. 1 Lippo Karawaci, Tangerang, Banten

Sisanya, akan digunakan perseroan untuk modal kerja berupa penyaluran kredit kepada nasabah.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA

(adf/adf)

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular