²©²ÊÍøÕ¾

Potensi Industri Pangan Capai Rp 1.000 T, Ini Strategi WMPP

Khoirul Anam, ²©²ÊÍøÕ¾
10 December 2021 11:48
Widodo Makmur Perkasa, prospektus 28 Oktober 2021
Foto: Widodo Makmur Perkasa, prospektus 28 Oktober 2021

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Industri pangan dinilai menjadi sektor yang tetap stabil dan terus mengalami pertumbuhan dalam berbagai kondisi. Besarnya potensi sektor ini, diproyeksikan oleh PT Widodo Makmur Perkasa Tbk (WMPP) bisa mencapai Rp 1.030 triliun pada 2025.

Direktur Keuangan WMPP Eko Agmi Andriana mengatakan perusahaan memiliki potensi besar menjadi juara sektor pangan, mengingat potensi pasar di Indonesia diperkirakan mencapai Rp 900 triliun pada 2020. Menurut dia, angka tersebut berdasarkan pertumbuhan konsumsi daging sapi yang mencapai 0,6% dan konsumsi daging ayam sebesar 1,7%.

Dia menjelaskan, konsumsi daging per kapita di Indonesia masih terbilang rendah, yakni 2,7 kilogram per kapita, sedangkan daging ayam sebesar 11 kilogram per kapita.

"Itu dengan konsumsi per kapita yang cuma 2,7 (kilogram) untuk market consumption sekitar Rp 1.030 triliun. Jadi, food industry tidak akan turun. Dari tahun ke tahun akan semakin naik. Itu yang menjadi keyakinan kita," papar dia Eko dalam Cuap Cuap Cuan ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (7/12/2021).

Meski memiliki potensi yang besar, bisnis WMPP tetap memiliki berbagai tantangan. Dia memaparkan industri peternakan memerlukan modal yang cukup kuat untuk bisa menggarap pasar pangan yang besar. Perusahaan pun menurutnya secara konsisten terus meningkatkan kapasitas produksinya.

"Rata-rata investasi kita Rp 1,5 triliun sampai Rp 1,7 triliun untuk melengkapi fasilitas produksi kita, mulai dari GPS sampai ke rumah potong ayam. Tahun ini kita sudah punya rumah potong ayam dengan kapasitas 13.500 ekor per jam," jelas Eko.

Diketahui, lokasi peternakan WMPP tersebar di Jawa Timur, Jawa Tengah, dan Jawa Barat. Sementara itu, Eko menjelaskan, WMPP tengah mengembangkan peternakan terintegrasi di luar Jawa, yakni Lampung, Merauke, dan Sulawesi.ÌýHal ini merupakan strategi perusahaanÌýuntuk meningkatkan persebaran distribusi mencakup seluruh wilayah di Indonesia.

"Di 2021, market share unggas mungkin baru 4%, nanti di 2025 kita akan sampai di 14%. Untuk di sapi saat ini 17% kita akan berhenti di 2026 sekitar 27%. Itu baru market share di Indonesia. Kita belum mention untuk rencana produk kita ke ekspor," papar dia.

Ìý


(rah/rah) Next Article Resmi IPO, Ini Langkah Widodo Makmur Perkuat Bisnis

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular