Banyak Bank Siap Rights Issue Tahun ini, Ada Apa?
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bursa saham RI tahun ini akan dimeriahkan oleh penambahan modal yang dilakukan oleh banyak emiten di sektor perbankan. Tidak hanya bank mini, beberapa bank kelas kakap juga berencana melakukan Penambahan Modal Dengan Memberikan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (PMHMETD) atau rights issue (Ri) tahun ini.
Khusus untuk bank mini, keputusan untuk melakukan rights issue merupakan keniscayaan mengingat banyak di antaranya sudah dikejar untuk segera memenuhi kewajiban modal inti dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang tahun ini minimal senilai Rp 3 triliun. Bank yang tidak memenuhi kewajiban ini akan diturunkan kelasnya menjadi BPR alias Bank Perkreditan Rakyat yang tentunya bisnisnya lebih terbatas dibandingkan dengan perbankan konvensional.
Hal ini tentunya sangat krusial bagi bank-bank yang melantai di bursa mengingat regulasi menyebutkan bahwa investor asing dilarang menjadi pemegang saham BPR sehingga ada ketidakpastian nasib emiten perbankan mini ketika nantinya tak mampu memenuhi modal inti dan terpaksa diturunkan statusnya menjadi BPR mengingat saat ini investor asing bebas melakukan pembelian di saham apa pun di bursa lokal.
Bulan lalu salah satu bank digital Tanah Air, Allo Bank Indonesia (BBHI) telah menyelesaikan gelaran RI dan berhasil mengumpulkan Rp 4,80 triliun bersamaan dengan masuknya beberapa investor strategis termasuk Grup Salim, Bukalapak dan Grab.
Bank mini lain yang juga akan melaksanakan RI tahun ini termasuk Amar Bank Indonesia (AMAR) yang telah menetapkan harga pelaksanaan dengan penggalangan maksimum Rp 1 triliun. Emiten perbankan milik Grup Lippo, PT Bank Nationalnobu Tbk (NOBU) juga berencana melakukan rights issue dengan menerbitkan sebanyak-banyaknya 500 juta saham baru, di mana Star Pacific (LPLI) dan James Riady tercatat sebagai pembeli siaga.
Bank Ina Perdana (BINA) yang sudah melakukan RI tahun lalu mampu memenuhi kewajiban modal inti minimum Rp 2 triliun pada akhir 2021. Akan tetapi modal inti perusahaan yang per 31 Desember 2021 nilainya tercatat sebesar Rp 2,33 triliun masih tidak memenuhi ketentuan minimum tahun ini. Karena itu, manajemen perusahaan melalui rilis di keterbukaan infomasi mengatakan "Penambahan modal melalui rights issue akan dilakukan di semester II tahun 2022."
Sementara bank kelas kakap berencana melaksanakan RI untuk memperkuat permodalan dan sebagai fondasi pertumbuhan. Salah satu bank BUMN terbesar yang dikabarkan akan melangsungkan penambahan modal tahun ini adalah Bank BNI (BBNI). Sebelumnya tahun lalu, Bank BRI juga baru saja menyelesaikan RI jumbo dengan perolehan dana sebesar Rp 96 triliun.
Bank Tabungan Negara (BBTN) juga berencana akan melakukan rights issue senilai Rp 3,3 triliun tahun ini. Di mana dalam aksi korporasi ini, pemerintah akan mengeksekusi penyertaan modal negara (PMN) senilai Rp 2 triliun.
Sedangkan bank kelas menengah, Bank Pembangunan Daerah Jawa Barat dan Banten (BJBR) atau Bank BJB berencana menerbitkan maksimal 925 juta saham baru, yang dananya akan digunakan untuk memperkuat struktur permodalan dalam rangka ekspansi kredit Perseroan.
(fsd)