²©²ÊÍøÕ¾

Terbang 408% Usai IPO, Benar Wir Asia (WIRG) Emiten Metavers?

Tim Riset, ²©²ÊÍøÕ¾
12 April 2022 11:41
Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham PT WIR ASIA Tbk (WIRG) tercatat kembali menyentuh batas auto rejection atas pada perdagangan sesi pertama hari ini (12/4).

Artinya dalam tujuh hari perdagangan atau sejak pertama ditawarkan ke publik, saham ini selalu menyentuh batas ARA.

Pada perdagangan sesi I, saham WIRG tercatat naik 24,82% ke level Rp 855/saham. Jika dibandingkan dengan harga IPO yang ditawarkan di level Rp 168 per saham, maka harganya sudah meroket 408%. Kapitalisasi pasarnya saat ini pun telah tembus Rp 10,19 triliun.

Total transaksi saham WIRG pada perdagangan sesi satu mencapai Rp 160,24 miliar, melibatkan 189,12 juta saham dan ditransaksikan lebih dari 24 ribu kali. Meski tipis, asing tercatat melakukan beli bersih Rp 560 juta.

Emiten Metaverse

Dalam prospektus IPO, WIRG menyebutkan bahwa "perseroan memiliki visi untuk menyediakan dunia metaverse yang dapat dinikmati semua orang."

Berbisnis sejak tahun 2009, pada awalnya kegiatan usaha WIRG meliputi jasa pengembangan teknologi digital reality, termasuk di dalamnya Augmented Reality (AR), Virtual reality (VR), dan Artificial Intelligence (AI) melalui unit teknologi AR&Co.

WIRG juga telah menyelesaikan berbagai proyek di bidang edukasi, penerbitan, dan game. WIR Group pada tahun 2015 memperluas kegiatan usahanya untuk memberikan jasa layanan media/iklan.

Saat ini , WIRG mengklaim bahwa perusahaan mereka "telah berkembang menjadi pemain terkemuka dalam teknologi realitas digital (digital reality), yang mencakup AR, VR, AI di Indonesia ataupun di ranah internasional."

Lebih lanjut, prospektus IPO menyebut bahwa WIR Group memiliki 5 paten teknologi (yang terdaftar dalam lingkup teknologi AR) dan menerima berbagai penghargaan dan pengakuan.

Selain realitas digital (digital reality) dan metaverse, kegiatan usaha utama lain yang dijalankan perusahaan termasuk internet of things (IoT) serta teknologi pendukung lainnya seperti blockchain yang digunakan di kripto dan mechatronics sebagai sarana untuk menghasilkan ide dan produk yang memungkinkan interaksi antara dunia virtual dan dunia nyata.

Banyak orang terkenal di belakang perusahaan

Dalam prospektus IPO WIRG disebut bahwa pemegang saham terbesar pra-IPO adalah PT Wir Global Kreatif (WGK) dengan kepemilikan 22,46% dan PT Laut Biru Teknologi (LBT) 36,01%. Adapun sisanya tersebar ke sejumlah entitas dan individu.

Laut Biru merupakan entitas yang dikuasai mantan bos emiten properti PT Alam Sutra Realty Tbk. (ASRI) Tri Ramadi. Belakangan, setelah meninggalkan Alam Sutera, Tri mendirikan sayap properti baru bernama Vasanta Group. Tri Ramadi juga merupakan satu dari empat orang pengendali dan pemilik manfaat terakhir perseroan.

Selain itu, banyak pemegang saham WIRG yang namanya sudah tidak asing lagi di kalangan pelaku pasar maupun khalayak ramai.

Beberapa nama tersebut seperti Zannuba Arifah Chafsoh Rahman atau yang dikenal sebagai Yenni Wahid putri mediang presiden RI ke-4 Gus Dur yang memegang 2,4% saham perseroan sebelum IPO.

Selanjutnya ada juga nama Pieter Tanuri sebagai salah satu businessman dibalik PT Multistrada Arah Sarana Tbk (MASA) dan pemegang saham Bali United (BOLA) yang memiliki 0,51% saham WIRG sebelum IPO.

Ada juga nama Mohammad Arsjad Rasjid Prabu Mangkuningkrat yang menjadi direktur utama emiten energi PT Indika Energy Tbk (INDY) yang memegang 0,13% saham perseroan.

Pendapatan Naik, Kinerja Laba Tertekan

Mengacu pada laporan keuangan perseroan pada Juli 2021, perseroan membukukan pendapatan sebesar Rp 348 miliar. Angka ini naik dari Rp 278,3 miliar pada periode yang sama tahun 2020.

Sebanyak 68% pendapatan dikontribusikan oleh segmen penjualan voucher pulsa dan listrik. Sisanya datang dari pengembangan aplikasi perangkat lunak, iklan media digital, konsultasi merek, komisi dan konsultasi serta sewa peralatan penyiaran.

Meskipun secara top line pertumbuhannya pesat, namun laba bersih WIRG yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun dari Rp 17,16 miliar menjadi Rp 7,57 miliar. Hal ini disebabkan karena terjadinya peningkatan beban usaha dari Rp 17,28 miliar pada Juli 2020 menjadi Rp 24,45 miliar pada Juli 2021.

Selain itu perseroan juga mencatatkan beban provisi kerugian ekspektasian piutang usaha senilai Rp 4,55 miliar pada Juli 2021.

TIM RISET ²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA


(fsd) Next Article Wir Asia Bocorkan Alasan Masuk Bisnis Metaverse

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular