²©²ÊÍøÕ¾

Vale (INCO) Gandeng Ford dan Huayou Garap Pabrik Nikel di RI

Romys Binekasri, ²©²ÊÍøÕ¾
22 July 2022 11:10
A logo of the Brazilian mining company Vale SA is seen in Brumadinho, Brazil January 29, 2019.  REUTERS/Adriano Machado
Foto: VALE (REUTERS/Adriano Machado)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Penambang nikel PT Vale Indonesia Tbk (INCO) bekerja sama dengan produsen mobil asal Amerika Serikat (AS) yakni Ford Motor beserta suplier kobalt asal China, Zhejiang Huayou Cobalt, untuk bersama-sama membangun pabrik nikel di Indonesia dan mengekstrak bahan kimia nikel. 

Seperti dilaporkan Reuters, ketiganya telah menandatangani nota kerja sama yang tidak mengikat. 

Ketiga perusahaan tersebut berencana menjalin kemitraan untuk membangun pabrik yang memproduksi 120.000 ton per tahun endapan hidroksida campuran, bahan yang diekstraksi dari bijih nikel yang akan digunakan dalam baterai untuk kendaraan listrik.

Pihak Vale mengatakan, kemitraan baru dengan Ford akan dibangun berdasarkan perjanjian kerangka kerja dengan Huayou, yang ditandatangani pada bulan April lalu.

Berdasarkan perjanjian April, Huayou akan mengembangkan proyek di Sulawesi Tenggara dan Vale akan memiliki hak untuk mengakuisisi hingga 30% saham dalam proyek tersebut.

"Hubungan tiga arah ini adalah cara kreatif untuk mengamankan nikel yang dibutuhkan Ford untuk membantu memberikan jutaan EV bagi pelanggan kami dan menjaga tujuan lingkungan, sosial, dan tata kelola kami di depan dan di tengah prosesnya," kata wakil presiden Ford Industrialisasi EV, Lisa Drake dalam pernyataannya dikutip Reuters, Jumat (22/7/2022).

Sementara, Executive Vice Chairman Huayou, George Q. Fang mengatakan, kemitraan dengan Ford dan PT Vale ini tidak hanya akan memberikan pasokan yang stabil dan berkelanjutan bagi pelanggan Huayou, tetapi juga akan menguntungkan industri EV yang semakin kuat dan ekonomi Indonesia.

Proyek ini diharapkan akan selesai pada tahun 2025.

Indonesia ingin memanfaatkan cadangan nikelnya yang kaya untuk menarik investasi dalam pemrosesan logam, produksi bahan baterai EV dan membangun EV di darat.

Seperti diketahui, pemerintah mulai tahun 2020 melarang ekspor bijih nikel yang belum diproses untuk memastikan pasokan bagi investor yang ada dan calon investor.


(vap/vap) Next Article Dalam 5 Tahun, INCO Setor Rp 7,8 T ke Negara!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular