²©²ÊÍøÕ¾

ASDP Batal IPO Tahun Ini, Begini Alasannya

Teti Purwanti, ²©²ÊÍøÕ¾
14 December 2022 17:40
Foto udara suasana sepi di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (6/5/2021). Pelabuhan Merak sejak Kamis (6/6) hingga 17 mei 2021 menghentikan pelayanan penyeberangan bagi pemudik dan hanya melayani penyeberangan untuk distribusi logistik atau kebutuhan pokok serta penumpang yang berizin khusus sebagai upaya mengantisipasi risiko peningkatan kasus penularan COVID-19 saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H. (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)
Foto: Foto udara suasana sepi di Pelabuhan Merak, Banten, Kamis (6/5/2021). Pelabuhan Merak sejak Kamis (6/6) hingga 17 mei 2021 menghentikan pelayanan penyeberangan bagi pemudik dan hanya melayani penyeberangan untuk distribusi logistik atau kebutuhan pokok serta penumpang yang berizin khusus sebagai upaya mengantisipasi risiko peningkatan kasus penularan COVID-19 saat Hari Raya Idul Fitri 1442 H. (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Kristianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pada awal 2022, Menteri BUMN Erick Thohir menyebutkan nama-nama BUMN yang akan melakukan Initial Public Offering (IPO). PT ASDP Indonesia Ferry (Persero) menjadi salah satu BUMN yang namanya mencuat dan dikabarkan akan IPO.

Namun menuju akhir tahun ASDP belum mempersiapkan aksi korporasi tersebut. Direktur Keuangan, IT dan Manajemen Risiko ASDP, Djunia Satriawan, menyebutkan masih menunggu waktu yang tepat dan terus melakukan koordinasi dengan Kementerian BUMN.

"Bisa 2023, bisa sesudahnya, masih menunggu waktu yang tepat dan tergantung pada kondisi makro ekonomi," jelas Djunia kepada Media, Rabu (14/12/2022).

Djunia menyebutkan koordinasi dengan Kementerian BUMN terus dilakukan karena BUMN butuh startegi dan penyesuaian perusahaan milik negara yang mana yang akan lebih dahulu melakukan IPO.

Sebelumnya, Kepala Eksekutif Pengawasan Pasar Modal OJK Inarno Djajadi menyebutkan ada dua Badan Usaha Milik Negara (BUMN) dalam anteran IPO.

"Sementara ini pembicaraan dengan BUMN ada dua di pipeline yang cukup besar," jelas jelas Inarno dalam konferensi pers, Selasa (6/12).

Namun menurutnya, hanya satu yang akan terlaksana di tahun ini dan satunya akan terlaksana di tahun depan. Sementara yang lainnya, menurut Inarno belum bisa dijelaskan.

Untuk diketahui, OJK memasang target penghimpunan dana di pasar modal sebesar Rp 152,7 triliun pada tahun 2023. Inarno optimistis penghimpunan di pasar modal tahun depan masih akan tinggi.

Hal ini mengingat dalam pipeline OJK masih ada 91 perusahaan yang akan melakukan penghimpunan dana melalui berbagai instrumen dengan total nilai Rp 96,29 triliun.

Rinciannya target penggalangan dana dari efek bersifat utang dan sukuk (EBUS) mencapai Rp 109,47 triliun. Lalu initial public offering (IPO) Rp 22,01 triliun dan penawaran umum terbatas (PUT) senilai Rp 21,5 triliun.

"Jadi tentunya kami masih optimistis pertumbuhan cukup baik dari pipeline 91 tidak bisa terakomodir di 2022 dan akan di carry over pada 2023," kata Inarno.

Adapun dalam pipeline OJK, penggalangan dana dari IPO atas 57 perusahaan sebesar Rp 52,08 triliun. Pendanaan dari PUT senilai Rp 30,06 triliun.


(RCI/dhf) Next Article Begini Persiapan ASDP Sambut Jutaan Penumpang Selama Nataru

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular