²©²ÊÍøÕ¾

FUNDAMENTAL PUNDIT

Usai Drop, Apa XL Axiata Bisa Lari Kencang Tahun Ini?

Susi Setiawati, ²©²ÊÍøÕ¾
06 March 2023 12:35
https://www.xl.co.id
Foto: https://www.xl.co.id
  •  Laba EXCL tergerus 13,8% periode 2022 akibat meningkatnya beban
  •  EXCL Right Issue dengan menerbitkan saham baru 2,4 milyar lembar atau setara 18,31% dengan harga Rp2.080 per saham, dan dana yang akan diraih EXCL sebesar Rp4,99 triliun. Right Issue EXCL untuk membayar hutang.
  •  EXCL mengalokasikan dana belanja modal sebesar Rp8 triliun pada 2023.

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan telekomunikasi PT XL Axiata Tbk (EXCL) mengalami penurunan kinerja pada 2022. Laba perusahaan yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk EXCL mengalami penurunan 13,8% dari Rp1,2 triliun  per akhir Desember 2021 menjadi Rp1,1 triliun pada Desember 2022.

EXCL melaksanakan right issue pada pertengahan Januari 2023 dengan menerbitkan saham baru 2,4 milyar lembar atau setara 18,31% dengan harga Rp2.080 per saham. Dengan dana yang akan diraih EXCL sebesar Rp4,99 triliun.

Namun justru harga saham EXCL masih mengalami koreksi. Dalam satu bulan terakhir, harga saham EXCL turun sekitar 6,70%.

Lalu apa penyebab tergerusnya laba EXCL? Mari bahas.

Analisa Laporan Keuangan

Laporan keuangan EXCL yang sudah dirilis menunjukkan kinerja yang cukup mengecewakan para investornya. Dimana laba bersih EXCL turun sekitar 13,8%.

Bila dilihat secara pendapatan selama 5 tahun ke belakang, laba bersih tahun berjalan dari EXCL begitu fluktuatif. Sayangnya pada periode tahun 2022 kinerjanya harus menurun dibandingkan dengan periode tahun 2021.

Apa penyebab dari penurunan laba bersih EXCL tahun 2022? Mari cek laporan keuangannya secara mendalam.

Dalam laporan keuangan EXCL per 31 Desember 2022 laba yang dapat diatribusikan kepada pemilik entitas induk turun 13,8% dari periode Desember 2021 Rp1,2 triliun menjadi Rp1,1 triliun pada Desember 2022.

Meskipun meningkat, kenaikan pendapatan juga diiringi dengan meningkatnya beban-beban EXCL dari periode Desember 2021 ke Desember 2022. Dimana terjadi kenaikan beban pada beban penyusutan dari Rp9,9 triliun menjadi Rp10,5 triliun.

Selain itu, sejumlah beban juga meningkat mulai dari beban interkoneksi dan beban langsung lainnya, beban penjualan dan pemasaran, beban gaji dan kesejahteraan karyawan, serta  beban umum dan administrasi.

Beban amortisasi yang sebelumnya tidak ada menjadi ada. Terdapat juga kerugian kurs dan biaya lain-lain. Beban-beban tersebut membuat total biaya beban meningkat dari Rp22,7 triliun menjadi Rp25,1 triliun.

Kenaikan juga terjadi pada biaya keuangan dari Rp2,37 triliun menjadi Rp2,77 triliun. Namun untuk beban pajak penghasilan justru turun dari Rp419 milyar menjadi Rp231 milyar.

Investor bisa melihat secara detail meningkatnya pendapatan EXCL per 31 Desember 2022 pada catatan kaki laporan keuangannya.

Terlihat dalam laporan keuangan bahwa adanya kenaikan dari Jasa GSM mobile dan telecommunication jaringan telekomunikasi berupa data dan layanan digital dan jasa interkoneksi dan jasa telekomunikasi lainnya.

Kenaikan juga terlihat dalam managed service dan jasa teknologi informasi dimana pada tahun 2021 EXCL tidak memiliki penghasilan tersebut.

Pada tahun 2022, EXCL berhasil memiliki penambahan penghasilan dari managed service dan jasa teknologi informasi.

Pendapatan EXCL pada periode 2022 meningkat 9% dari Rp26,7 triliun menjadi Rp29,1 triliun. Padahal jika dilihat pada beban penjualan dan pemasaran EXCL terlihat biaya iklan dan promosi EXCL menurun dari Rp524 milyar menjadi Rp470 milyar.

Namun EXCL berhasil meningkatkan pendapatan dengan turunnya biaya iklan dan promosi. Meskipun laba EXCL tergerus oleh beban-beban di luar iklan dan promosi.

Di sisi lain, ada yang menarik pada arus kas EXCL naik 94,57% dari periode Desember 2021 ke 2022, yakni pada periode 31 Desember 2021 sebesar Rp2,6 triliun menjadi Rp5,1 triliun pada 31 Desember 2022.

Mari cek kenapa kas EXCL bisa meningkat tajam di kala penurunan laba.

kas opFoto: Laporan Keuangan EXCL

Dapat dilihat dalam laporan arus kas EXCL per 31 Desember 2022, terdapat kenaikan pada arus kas aktivitas operasi dari Rp11,9 triliun pada 2021 menjadi Rp14,1 triliun pada 2022.

Kenaikan tersebut berasal dari meningkatnya penerimaan dari pelanggan dan penghasilan keuangan yang diterima. Dan secara bebannya juga terjadi kenaikan pada pembayaran ke supplier dan karyawan serta pajak penghasilan badan dan final.

kas investFoto: Laporan Keuangan EXCL

Selanjutnya jika melihat pada arus kas aktivitas investasi EXCL, terlihat kenaikan biaya pada pembelian aset, akuisi entitas asosiasi baru dan akuisisi entitas anak.

Pada 2 Juni 2022, EXCL mengakuisisi entitas anak, PT Hipernet Indodata, yang bergerak di bidang managed service dan jasa teknologi informasi dan telah beroperasi secara komersial sejak tahun 2007, dengan persentase kepemilikan efektif oleh Perusahaan sebesar 51%. Entitas anak berdomisili di Indonesia.

Sehingga pengurangan pada arus kas pada aktivitas investasi naik dari Rp6,9 triliun pada periode 2021 menjadi Rp11,4 triliun pada periode 2022.

kas pendanaan1Foto: Laporan Keuangan EXCL

Lanjut pada arus kas aktivitas. Pendanaan EXCL pengurangannya turun begitu signifikan dari Rp5,3 triliun pada periode 2021 menjadi Rp91 milyar saja pada periode 2022.

Hal ini disebabkan meningkatnya penerimaan bersih pinjaman jangka panjang, penerimaan sukuk ijarah, penerimaan utang obligasi dan penerimaan dari penerbitan saham. Namun di sisi lain terjadi juga peningkatan biaya pada pembayaran pinjaman jangka panjang.

Kompetitor

Secara kompetitor dengan PT Indosat Tbk (ISAT), keduanya sudah sama-sama mahal dengan PBV di atas 1. Namun jika dibandingkan dengan ISAT EXCL jauh lebih murah secara PBV.

Namun secara sektoral atau PER, ISAT jauh lebih murah dengan PER di bawah 15 untuk sektor telekomunikasi.

Secara NPM pun ISAT lebih besar dalam menghasilkan laba ketimbang EXCL dengan NPM di 10,10%.

Untuk secara DER dan CR keduanya masih di angka yang kurang sehat. Hal ini yang bisa menjadi perhatian untuk EXCL mengurangi kadar hutang dan lebih meningkatkan aset lancarnya terutama pada kas.

Prospek Bisnis

EXCL baru saja melaksanakan Right Issue sebesar Rp2.080 per saham dengan menerbitkan 2,4 milyar saham baru atau setara dengan 18,31% dengan dana diraih sebesar Rp4,99 triliun. Dana hasil right issue akan digunakan EXCL untuk membayar hutang.

Kerjasama EXCL dengan anak usaha dari PT Solusi Sinergi Digital Tbk (WIFI) juga sudah dimulai. Keduanya secara resmi telah menandatangani Perjanjian Pembelian Aset (Asset Purchase Agreement) dan pengalihan dengan XL Axiata.

Adapun dalam Perjanjian tersebut Weave sepakat untuk membeli dan menerima pemindahan/pengalihan aset berupa kabel fiber optik beserta infrastruktur pendukungnya sepanjang 3.984,5 km di sepanjang Pulau Jawa.

Selain itu juga disepakati penyewaan jaringan telekomunikasi dan fasilitas oleh XL Axiata berdasarkan Perjanjian Sewa Menyewa Jaringan Telekomunikasi (Fiber Lease Agreement) antara Weave dengan XL dalam jangka waktu yang akan berlangsung selama 10 tahun.

Dengan kerjasama yang terjalin akan memperluas cakupan bisnis perseroan dan diharapkan dapat berdampak positif bagi kinerja operasional perseroan ke depan.

(EXCL) mengalokasikan dana belanja modal atau capital expenditure (capex) sebesar Rp8 triliun pada 2023. Capex ini akan digunakan untuk mendukung perluasan dan pengembangan infrastruktur jaringan, sebagai salah satu fokus pilar pertumbuhan EXCL.

XL Axiata telah membangun jaringan broadband Fiber to the Home (FTTH), hasil kolaborasi dengan LinkNet. FTTH ini guna menyediakan layanan internet rumah super cepat dan stabil di berbagai provinsi di Indonesia melalui produk unggulannya XL HOME dan XL SATU Fiber.

XL Axiata memiliki jangkauan XL Home sekitar 900 ribu homepass di 36 kota di Indonesia. Dan saat ini pelanggan XL Home sudah mencapai sekitar 120 ribu. Hal ini dinilai sudah selaras dengan visi XL Axiata menjadi penyedia layanan konvergensi terdepan di Indonesia.

Adapun layanan XL Home tersedia di Jabodetabek, Medan, Palembang, Bandung, Purwokerto, Surabaya, Yogyakarta, Denpasar, Makassar, Balikpapan, Cirebon, Banjarmasin, Banjarbaru,Semarang, Palangkaraya, Samarinda, dan Palu.

Masih layak koleksi atau tidak?

Secara fundamental EXCL masih cukup baik, hanya saja EXCL perlu melakukan efisiensi biaya agar bisa menumbuhkan laba sehingga performanya tidak turun.

Dan harapannya capex EXCL nanti akan berpengaruh besar pada kinerja EXCL di periode selanjutnya.

Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.


(saw/saw) Next Article XL Axiata (EXCL) Cari Duit Rp 5 T, Ternyata Buat Ini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular