
Banyak Sentimen Buruk, IHSG Gak Jadi Happy Weekend

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ -Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) berakhir melemah signifikan di level 6.752,21 atau terkoreksi tajam 0,70% pada perdagangan sesi I hari ini (10/3/2023).
Perdagangan menunjukkan sebanyak 381 saham turun, hanya 128 saham naik dan 230 lainnya tidak berubah.
Hingga istirahat siang, terdapat sekitar 11,83 miliar saham terlibat dan berpindah tangan sebanyak 722 ribu kali serta nilai transaksi sekitar Rp 4,21 triliun.
IHSG melemah diseret mayoritas saham-saham raksasa yang juga merosot. Berdasarkan perubahan harganya, Waskita Karya ambles 6,50% disusul Wijaya Karya melorot 3,45%. Selain itu, Erajaya Swasembada turun 2,88%, Medco Energy International turun 2,44% dan Bukalapak.com turun 2,44%.
Mayoritas saham Bank KBMI 4 juga terpantau melemah. Bank Negara Indonesia turun 1,37%, Bank Central Asia dan Bank Mandiri juga melandai masing-masing 1,17% dan 0,96%. Hanya Bank Rakyat Indonesia yang tak bergerak alias stagnan.
Sentimen pasar kembali memburuk, terutama di Amerika Serikat (AS) setelah investor melepas saham-saham perbankan di AS. Hal ini terjadi setelah adanya indikasi bahwa perusahaan pemberi pinjaman industri teknologi SVB Financial Group menjual saham untuk menopang neraca karena penurunan simpanan daristartupyang berjuang untuk pendanaan.
Ini memicu kekhawatiran bahwa kenaikan suku bunga akan mengikis neraca emiten.
Alhasil, saham-saham perbankan di AS terkena aksiprofit takingbesar-besaran yang menyebabkan saham perbankan di AS mengalami koreksi parah.
Meski begitu, investor masih berfokus pada pernyataan Ketua bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed), Jerome Powell pada Rabu dan Kamis.
Powell mengisyaratkan kenaikan suku bunga lebih lanjut membuat kegalauan pasar keuangan semakin nyata, yang membuat pasar terpecah antara menginginkan The Fed menurunkan inflasi, kendati demikian rasa khawatir juga muncul penurunan bakal berlebihan sehingga menyebabkan tekanan ekonomi yang terus berlanjut.
Selain itu, pasar masih memperhatikan data ketenagakerjaan di AS, di mana data ini menjadi salah satu penyebab The Fed masih mempertahankan sikaphawkish-nya.
Data ekonomi Departemen Tenaga Kerja AS menunjukkan bahwa lowongan pekerjaan mencatatkan penurunan tipis pada bulan Januari tetapi masih jauh melebihi jumlah pekerja yang tersedia karena gambaran tenaga kerja tetap ketat.
Hal ini membuat pejabat The Fed mengamati laporan JOLTS dengan cermat saat mereka merumuskan kebijakan moneter.
Selanjutnya pada hari ini, investor akan memantau rilis data penggajian non-pertanian (non-farm payroll/NFP) dan data ini juga akan menjadi pertimbangan The Fed untuk menentukan kebijakan moneter selanjutnya.
Analisis Teknikal
![]() Teknikal IHSG |
IHSG dianalisis berdasarkan periode waktu harian (daily) dan menggunakan Bollinger Band (BB) dan Fibonacci Retracement untuk mencari resistance dan support terdekat.
IHSG dibuka dengan dua candle bearish marubozu sebelum kemudian membentuk cadle hijau doji jelang penutupan sesi I, sedikit di atas trendline bearish yang ditarik dari 8 Februari 2023 hingga sesi I Maret 2023.
Apabila garis tren tersebut tertembus, support IHSG berikutnya ada di pita bawah BB (6.726) dan area Fibonacci 0% (6.728).
Pergerakan IHSG juga dilihat dengan indikator teknikal lainnya, yakni Relative Strength Index (RSI) yang mengukur momentum.
RSI merupakan indikator momentum yang membandingkan antara besaran kenaikan dan penurunan harga terkini dalam suatu periode waktu.
Indikator RSI berfungsi untuk mendeteksi kondisi jenuh beli (overbought) di atas level 70-80 dan jenuh jual (oversold) di bawah level 30-20. Posisi RSI ditutup turun ke 38,17, masih di kisaran wilayah jenuh jual.
Sedangkan, dilihat dari indikator lain yaitu Moving Average Convergence Divergence (MACD), garis MACD memotong garis sinyal dari atas ke bawah, menandai pola pembalikan dead cross. Sedangkan, histogram MACD kembali membentuk bar negatif setelah sempat positif kemarin.
Di sesi II, IHSG berpotensi melanjutkan pelemahan, dengan support terdekat di 6.728-6.726 dan resistance terdekat di 6.776.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(fsd/fsd) Next Article Bursa Asia Bikin Ngeri, Waspada IHSG Tumbang Hari Ini