
Usai Stock Split, Analis Proyeksi Saham BMRI To The Moon

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) terpantau menguat pada perdagangan sesi I, Rabu (5/4/2023), sehari setelah memakai harga baru pasca stock split. Hingga pukul 11:11 WIB saham bank pelat merah ini terpantau di level Rp 5.200/saham, dan mencapai titik tertinggi Rp 5.250/ saham.
Senior Investment Information Mirae Asset, Nafan Aji Gusta mengungkapkan saham BMRI masih cukup menjanjikan terutama untuk investasi jangka panjang. Secara teknikal target harga BMRI di kisaran Rp 5.500-5.800/ saham.
Artinya masih ada potensi kenaikan harga 10,47% yang membuat BMRI menjadi incaran. Dia juga mengatakan usai stock split ini, menjadi saat yang tepat untuk mengakumulasi saham BMRI.
"Likuiditas pasar finansial lebih memadai, dan membuat harga saham bank buku 4 dengan kapitalisasi besar seperti BMRI menarik untuk dicermati jangka panjang. Saham tersebut juga menjadi penopang IHSG dan menjadi salah satu yang paling kuat," kata Nafan.
"Dari aksi korporasi (stock split) juga sangat diapresiasi pelaku pasar meningkatkan minat pelaku pasar untuk saham tersebut," tambahnya.
Sementara itu, Kepala Riset Praus Capital Marolop Alfred Nainggolan mengatakan secara fundamental, BMRI memiliki fundamental historis dan prospek yang baik, yang tidak jauh berbeda dengan 3 bank besar lainnya. Dalam 10 tahun terakhir aset Bank Mandiri tumbuh 12,1% per tahun dan pendapatan tumbuh 13,2% per tahun.
Secara valuasi pun, menurut Alfred, saham BMRI masih lebih murah dibandingkan yang lainnya. Tercatat PBV Bank Mandiri 2,1 kali di bawah BBCA (4,9 kali) dan BBRI (2,4 kali).
"Kami melihat pasca 2023 valuasi saham-saham perbankan Indonesia akan mengalami peningkatan terkhusus bank BUMN yang saat ini terpaut jauh gap rasio PBV dibandingkan BBCA. Target Harga saham Rp 6.590 atau merefleksikan nilai PBV 2023 sebesar 2,4 kali," kata dia.
Kinerja Bank Mandiri sepanjang 2022 pun masih solid dengan laba bersih melesat 46,9% menjadi Rp 41,2 triliun dari sebelumnya Rp 28,02 triliun pada 2021. Peningkatan laba bersih ini ditopang oleh pertumbuhan pendapatan bunga & syariah bersih hingga dua digit, yakni sebesar 20,31% YoY menjadi Rp 87,90 triliun pada 2022.
Marjin bunga bersih (net interest margin/NIM) Bank Mandiri pun tumbuh dari 4,73% pada 2021 menjadi 5,16% pada 2022. NIM Bank Mandiri di atas rerata industri perbankan RI yang sebesar 4,80% per Desember 2022
Metrik profitabilitas yang disukai investor, imbal hasil ekuitas (return on equity/ROE) dan imbal hasil aset (return on assets/ROA) Bank Mandiri juga tak kalah ciamik, masing-masing sebesar 22,62% (naik dari 16,24% pada 2021), dan 3,30% (naik 2,53% YoY).
Profitabilitas yang tumbuh signifikan tersebut juga tak lepas dari fungsi intermediasi Bank Mandiri yang semakin positif di tengah iklim ekonomi Tanah Air yang baik.
Sepanjang 2022, kredit secara konsolidasian emiten bank dengan kode saham BMRI tersebut mampu tumbuh positif sebesar 14,48% YoY menjadi Rp 1.202,2 triliun.
Perolehan kredit Bank Mandiri pada 2022 melampaui pertumbuhan kredit industri sebesar 11,35% pada periode yang sama.
(rah/rah) Next Article Dear Investor, Simak Nih Jadwal Stock Split Bank Mandiri!
