
Harga Batu Bara Ambruk 72%, Begini Nasib Sahamnya di RI

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten batu bara terpantau bervariasi dengan mayoritas melemah pada perdagangan sesi I Kamis (13/7/2023), di tengah ambruknya harga batu bara acuan dunia, meski inflasi Amerika Serikat (AS) terus melandai.
Per pukul 10:20 WIB, dari 20 saham batu bara RI, sepuluh saham terpantau terkoreksi, lima saham cenderung stagnan, dan lima saham terpantau menguat.
Berikut pergerakan saham emiten batu bara pada perdagangan sesi I hari ini.
Saham | Kode Saham | Harga Terakhir | Perubahan |
ABM Investama | ABMM | 3.340 | -2,34% |
Harum Energy | HRUM | 1.560 | -2,19% |
Baramulti Suksessarana | BSSR | 3.530 | -1,94% |
Adaro Minerals Indonesia | ADMR | 1.030 | -1,90% |
Adaro Energy Indonesia | ADRO | 2.330 | -1,69% |
Alfa Energi Investama | FIRE | 63 | -1,56% |
Indo Tambangraya Megah | ITMG | 24.950 | -1,19% |
Bayan Resources | BYAN | 17.350 | -0,86% |
Bumi Resources | BUMI | 128 | -0,78% |
Indika Energy | INDY | 2.020 | -0,49% |
Atlas Resources | ARII | 173 | 0,00% |
Delta Dunia Makmur | DOID | 384 | 0,00% |
MNC Energy Investment | IATA | 64 | 0,00% |
Golden Eagle Energy | SMMT | 960 | 0,00% |
Borneo Olah Sarana Sukses | BOSS | 50 | 0,00% |
United Tractors | UNTR | 24.050 | 0,21% |
Bukit Asam | PTBA | 2.740 | 0,37% |
TBS Energi Utama | TOBA | 422 | 0,96% |
Prima Andalan Mandiri | MCOL | 4.190 | 1,45% |
Mitrabara Adiperdana | MBAP | 5.050 | 2,02% |
Sumber: RTI
Dari deretan saham batu bara yang terkoreksi, saham PT ABM Investama Tbk (ABMM) memimpin koreksi saham batu bara pada sesi I hari ini, yakni ambrol 2,34% ke posisi Rp 3.340/saham.
Sedangkan dari saham batu bara yang menguat, saham PT Mitrabara Adiperdana Tbk (MBAP) menjadi yang paling besar yakni melonjak 2,02% menjadi Rp 5.050/saham.
Saham batu bara RI terbebani oleh jatuhnya harga batu bara dunia. Selain itu, koreksi saham batu bara juga diakibatkan oleh aksi profit taking investor setelah beberapa hari sebelumnya menghijau.
Harga batu bara terkapar hingga menyentuh titik terendah sejak 29 Juni 2021 atau terendah dalam dua tahun terakhir. Untuk pertama kalinya sejak Mei 2022 atau setahun lebih, harga batu bara juga jatuh selama tujuh hari beruntun.
Merujuk data Refinitiv, harga batu bara kontrak Agustus di pasar ICE Newcastle pada perdagangan Rabu kemarin ditutup ambruk 4,44% di posisi US$ 128,05 per ton. Posisi penutupan kemarin adalah yang terendah sejak 29 Juni 2021 di mana harga batu bara menyentuh US$ 124,25 per ton.
Sepanjang Juli atau dalam tujuh hari terakhir harga batu bara selalu ditutup di zona merah, hingga terkapar 17,09%. Sejak awal tahun, harga batu bara telah terjun bebas 67%. Sementara itu sejak mencatatkan rekor tertinggi awal September tahun lalu di US$ 463,75/ton, harga batu bara ambruk 72%.Â
Ambruknya harga batu bara disebabkan sejumlah faktor mulai lesunya ekonomi China, proyeksi melandainya permintaan dari India dan Eropa, serta jatuhnya harga gas alam.
China menunjukkan penurunan inflasi Juni yang sangat tajam hingga membuat pasar khawatir akan terjadi deflasi. Negeri Tirai Bambu melaporkan indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) turun menjadi 0% pada Juni 2023 (year-on-year/yoy), dari sebelumnya pada Mei lalu sebesar 0,2%.
Kekhawatiran deflasi China menjadi indikasi daya beli lesu, sehingga harga batu bara terus tenggelam. Hal ini disebabkan Negeri Tiongkok kehilangan momentum pemulihan perekonomian, setelah pembukaan lockdown pada awal tahun.
Impor China juga akan melemah karena tingginya produksi dalam negeri sementara di sisi lain permintaan menurun. Harga batu bara thermal 5.500 kilocalories di pelabuhan utara China sudah jatuh 30% sepanjang tahun ini menjadi CNY 850 atau sekitar US$ 117 per ton.
Harga batu bara diproyeksi terus ambles hingga membuat perusahaan tambang meminta penghentian produksi. Bila produksi terus digenjot sementara permintaan lemah maka margin diyakini akan terus tergerus.
Kabar buruk juga disampaikan India. Impor batu bara thermal India terjun 24% (month to month/mtm) menjadi 13,95 juta ton pada Juni. Impor batu bara secara tahunan juga anjlok lebih dalam yakni 33% (year on year/yoy) dibandingkan Juni 2022.
India diproyeksi terus menurunkan impor batu bara karena musim hujan sudah tiba. Dengan datangnya musim hujan, permintaan listrik akan menurun yang akan menekan kebutuhan batu bara.
Permintaan dari Eropa juga diproyeksi turun drastis sejalan dengan masih memadainya pasokan gas serta tingginya produksi listrik dari pembangkit tenaga angin.
Pelemahan juga terlihat pada gas alam sebagai subsitusi komoditas energi batu bara. Harga gas alam Eropa EU Dutch TTF (EUR) turun drastis hingga 8,07% kemarin ke 29,06 euro per mega-watt hour (MWh) kemarin.
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
(chd/chd) Next Article Dua Hari di Zona Merah, IHSG Kembali Menguat