
Mansurmology: Yusuf Mansur Bicara Saham BUMN Karya Nih

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Dai kondang Yusuf Mansur kembali membeberkan sejumlah saham yang punya potensi untuk cuan. Salah satu sektor yang disinggungnya adalah sektor konstruksi, tepatnya perusahaan BUMN Karya.
Dalam unggahan di akun Instagram pribadinya @yusufmansurnew, dia menyebut, investasi di sektor infrastruktur akan menguntungkan, karena proyek tersebut untuk membangun konektivitas yang menyangkut hajat hidup orang banyak
"Di saat banyak yang skeptis dengan BUMN, bahkan Indonesia, saya mah ngajak optimis aja. Bahkan ngajak action. Negeri ini punya kita. BUMN juga punya kita. Sebaik-baiknya nya investor ya kita. Bukan orang lain," beber Ustadz Yusuf Mansur, Senin (30/11/2020).
Salah satu saham BUMN Karya yang jadi pilihannya adalah PT Wijaya Karya Tbk (WIKA). Pada semester kedua ini, perseroan membidik kontrak baru senilai Rp 18 triliun.
"Dan prestasinya juga top... WIKA, dapet proyek dari swasta... 18T. Gila kan? Subhaanallaah. Kerjasama yang sangat baik. Dan proyeknya juga proyek yang nyangkut hajat orang banyak," urainya lagi.
Namun, selain memperhatikan sentimen, Yusuf juga menekankan agar investor juga melakukan riset sebelum melakukan transaksi, untuk memastikan dari sisi fundamental masih cukup baik.
"Maka, jadikan ini prinsip. Searching-searching. Gugling-gugling. Riset kecill-kecilan, termasuk urusan saham. Banyakin bahan bacaan. Jangan ampe gelap, sebab ga ada bacaan. Apalagi maen saham. Jangan ampe gelap," urainya.
Seperti diketahui, selain mengincar proyek di dalam negeri, emiten BUMN Karya juga kian gencar membidik proyek-proyek strategis di luar negeri. Beberapa proyek tersebut beragam, mulai dari renovasi istana presiden sampai proyek pengerjalaan jalur MRT yang tersebar di beberapa negara.
Misalnya saja, PT Wijaya Karya Tbk (WIKA), perusahaan terus menggenjot pendapatan dari beberapa proyek di luar negeri.
Direktur Utama Wijaya Karya, Agung Budi Waskito, menyebut saat ini ada beberapa proyek di luar negeri yang baru digarap, antara lain proyek konstruksi di Filipina, Taiwan dan Kongo yang nilai proyeknya di atas Rp 2 triliun, WIKA ditunjuk sebagai kontraktor. Tak hanya itu, beberapa proyek yang sedang dikerjakan perseroan antara lain, proyek rumah sipil di Aljazair yang progresnya sudah mencapai 65%.
"Kita sedang mengerjakan perumahan sipil Aljazair, 8 tower di sana, progres sudah 65%, sisanya 35% akan kita selesaikan sampai awal tahun depan," kata Agung kepada ²©²ÊÍøÕ¾.
Selain itu, WIKA juga dipercaya mendapat proyek renovasi istana kepresidenan Nigeria yang progresnya sudah mencapai 65% dan diperkirakan selesai pertengahan 2021. Dalam proyek tersebut, WIKA bertanggung jawab menyelesaikan empat bangunan meliputi ballroom, head of state atau bangunan pendukung di sekitar ballroom, service building atau pusat kontrol dan pavillion of president atau tempat tinggal presiden beserta keluarga.
Pada tahun ini, perseroan menargetkan perolehan kontrak baru senilai Rp 21,3 triliun, direvisi dari target sebelumnya Rp 65 triliun. Saat ini, kontrak baru yang sudah terealisasi mencapai Rp 7 triliun dan mendapat tambahan senilai Rp 3 triliun dari proyek food estate pemerintah.
Emiten BUMN Karya lainnya, PT Waskita Karya Tbk (WSKT) juga membidik berbagai proyek konstruksi di luar negeri.
"Potensi ekspansi ke pasar luar negeri diproyeksikan senilai Rp 71 triliun antara lain ke Timur Tengah, Afrika serta, potensi pasar Asia Tenggara dan Asia Selatan," ungkap Direktur Utama Waskita Karya, Destiawan Soewardjono, dalam siaran pers, Kamis (12/11/2020).
Salah satu proyek yang dikembangkan Waskita di luar negeri misalnya konsorsium Indonesia Railway Development Consortium (IRDC) bersama dengan PT Industri Kereta Api (Persero), PT LEN Industri (Persero), PT Kereta Api Indonesia (Persero) yakni pengembangan jalur kereta api dari Thakek di Laos ke Pelabuhan Vung Ang di Vietnam. Proyek itu dilakukan bekerjasama dengan Phonsavanh Group yang telah mendapat dukungan dari Pemerintah Laos.
Destiawan melanjutkan, pada tahun ini perseroan menargetkan nilai kontrak baru sebesar Rp 26,8 triliun. Adapun realisasainya hingga Oktober raihan kontrak baru mencapai Rp 15 triliun. Raihan nilai kontrak baru paling besar berasal dari pembangunan tol, bendungan, irigasi, perkuatan pantai di DKI, Sewerage di Jambi dan gedung.
(hps/hps) Next Article Yusuf Mansur: Dirut Paytren Hari Prabowo Meninggal Dunia