
Ramit Sethi: Jangan Pernah Ikuti Saran Finansial dari Agen Asuransi!

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tiba-tiba saja penulis buku I'll Teach You to Be Rich, Ramit Sethi, menghimbau netizen lewat cuitan di akun X pribadinya untuk tidak mengikuti saran finansial dari agen asuransi maupun properti. Ada apa gerangan?
"Jangan pernah ikuti saran dari agen asuransi jiwa maupun agen properti yang berniat menjual produk," ucap Ramit Sethi (9/2/2024).
Ternyata, ucapan itu menjadi tanggapan cuitan David Lewis, seorang praktisi asuransi jiwa yang pada saat itu membahas hal seputar Human Life Value (HLV). HLV sendiri menjadi metode yang sering dipakai untuk menghitung kebutuhan uang pertanggungan asuransi jiwa.
"Tidak ada yang membutuhkan asuransi, Anda membeli karena Anda menghargai nilai produktivitas Anda (sebagai pencari nafkah), dan Anda tidak mau kehilangan itu (saat Anda sudah tiada). Ketika Anda memiliki tanggungan, sepertinya sudah sangat jelas jika Anda menginginkan asuransi jiwa," ujar Lewis, di situs X.
Perencana keuangan bersertifikasi CFP, Reese Harper juga pernah mengatakan hal serupa lewat tulisan panjangnya di jejaring sosial LinkedIn. Menurut. Harper, para penasihat keuangan yang juga berprofesi sebagai sales akan mendapat komisi dari setiap penjualan produknya.Â
"Mereka akan terlalu bersemangat untuk menjual (produknya), dan menciptakan urgensi bagi Anda untuk membeli, membeli, dan membeli," demikian pernyataan dari Harper.
Menyoal cuitan Lewis seputar menghargai produktivitas lewat asuransi jiwa. Maka Anda tampaknya harus mengenali lebih baik apa yang dimaksud dengan uang pertanggungan. Dari situlah Anda akan menyadari seberapa besar kebutuhan berasuransi Anda. Â
Hitung kebutuhan asuransi jiwa
Pada intinya, asuransi jiwa akan mencairkan uang pertanggungan ketika tertanggung meninggal dunia atau mengalami cacat tetap total. Alhasil, keluarga yang ditinggal bisa memanfaatkan uang tersebut untuk membiaya hidup maupun pendidikan anak di masa yang akan datang.
Namun konsekuensinya, seseorang harus membayarkan premi ke perusahaan asuransi agar perlindungan itu tetap aktif. Orang yang berhak melakukan klaim atas uang pertanggungan adalah penerima manfaat yang ditunjuk oleh pemegang polis.
Apakah mungkin uang santunan dari Asuransi Anda tidak cukup untuk membiayai hidup anggota keluarga dalam jangka panjang? Hal itu sangat mungkin terjadi.
Saat ini, melihat uang Rp 100 juta mungkin terasa besar tapi apa kabarnya dalam 20 atau 30 tahun mendatang?
Bisa jadi uang tersebut memang cukup untuk menanggung biaya hidup hingga satu tahun. Namun adanya inflasi tentu bisa membuat besaran uang santunan itu menjadi tidak cukup.
Jumlah santunan atau uang pertanggungan tentunya bisa tentukan di awal. Namun ketahui juga, bahwa semakin besar uang pertanggungan yang diinginkan semakin besar pula premi yang harus Anda bayarkan.
Jika uang pertanggungan asuransi Anda besar, maka premi yang dibayarkan juga akan naik. Anda akan kesulitan untuk menabung dan investasi, tapi jika kurang maka proteksi kita gak maksimal.
Cara mudahnya adalah dengan menggunakan perhitungan berdasarkan pengeluaran tahunan.
Dalam metode ini, Anda menghitung besarnya uang pertanggungan dengan memperhitungkan besarnya bunga atau return apabila uang pertanggungan yang akan diterima disimpan dalam produk investasi. Adapun rumusnya adalah:
Uang Pertanggungan = Pengeluaran setahun
Imbal investasi rendah risiko per tahun
Berikut simulasinya:
Pengeluaran tahunan Andre adalah Rp 120 juta, dan jika asumsi investasi rendah risiko (surat berharga negara) adalah 5%, maka segini besaran uang pertanggungan asuransi jiwa yang ideal untuk Andre.
UP= Rp 120 Juta/5% = Rp 2,4 miliar
Apabila Andre wafat dan keluarganya mengklaim uang pertanggungan yang sebesar Rp 2,4 miliar, uang tersebut bisa diinvestasikan kembali ke surat utang negara lain yang belum jatuh tempo.
Jika imbal hasil dari surat utang negara yang dipilih adalah adalah 6%, maka dalam setahun keluarga Andre bisa mendapatkan penghasilan pasif sebesar Rp 10,8 juta (sudah dipotong pajak final SBN 10%).
(aak/aak) Next Article Mau Beli Asuransi? Baca Ini Dulu Biar Gak Merasa Rugi