

(Herdaru Purnomo/Roy Franedya/Hidayat Setiaji)
Poin Siaran Pers Lengkap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
Di samping keputusan suku bunga tersebut, RDG juga memutuskan untuk mempercepat implementasi Giro Wajib Minimum (GWM) Rata-rata sebagai kelanjutan dari reformasi kerangka operasional kebijakan moneter dalam rangka meningkatkan efektivitas transmisi kebijakan moneter, mendukung fleksibilitas manajemen likuiditas perbankan, dan sekaligus mempercepat pendalaman pasar keuangan.
Dari total GWM Rupiah bank umum konvensional sebesar 6,5% dari Dana Pihak Ketiga (DPK), porsi GWM Rata-rata diperlonggar dari 1,5% menjadi 2% dari DPK. Sementara, dari total GWM Valas bank umum konvensional sebesar 8% dari DPK, porsi GWM Rata-rata mulai diberlakukan sebesar 2% dari DPK. Untuk bank umum syariah dan Unit Usaha Syariah (UUS), dari total GWM Rupiah sebesar 5% dari DPK, porsi GWM Rata-rata mulai diberlakukan sebesar 2% dari DPK.
Dalam rangka mendorong fungsi intermediasi dan pengelolaan likuiditas perbankan, RDG memutuskan untuk menyempurnakan kebijakan makroprudensial melalui pemberlakuan dua ketentuan.
- Mengubah ketentuan Loan to Funding Ratio (LFR) bagi Bank Umum Konvensional (BUK) dan ketentuan Financing to Deposit Ratio (FDR) bagi Bank Umum Syariah (BUS) dan Unit Usaha Syariah (UUS) menjadi Rasio Intermediasi Makroprudensial (RIM) dengan target kisaran 80-92% serta memperluas komponen kredit/pembiayaan yang memasukkan Surat-Surat Berharga (SSB) yang dibeli oleh bank dan memperluas komponen simpanan dengan memasukkan SSB yang diterbitkan oleh BUS dan UUS.
- Mengubah ketentuan GWM sekunder bagi BUK menjadi Penyangga Likuiditas Makroprudensial (PLM) dan memberlakukan PLM bagi BUS dengan besaran 4% dari DPK, dengan disertai fleksibilitas sebesar 2% dari DPK dapat direpokan kepada Bank Indonesia dalam kondisi tertentu untuk memenuhi kebutuhan likuiditas bank. Kedua instrumen makroprudensial tersebut bersifat countercyclical yang dapat disesuaikan sejalan dengan siklus ekonomi dan keuangan (Lampiran 2).
Sejumlah risiko tetap perlu diwaspadai, baik yang bersumber dari global terkait normalisasi kebijakan moneter di beberapa negara maju, geopolitik, dan kenaikan harga minyak dunia, maupun dari dalam negeri terutama terkait konsolidasi korporasi yang terus berlanjut, intermediasi perbankan yang belum kuat, dan risiko inflasi. Untuk itu, Bank Indonesia akan mengoptimalkan bauran kebijakan moneter, makroprudensial, dan sistem pembayaran untuk menjaga keseimbangan antara stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan dengan proses pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung. Bank Indonesia juga akan terus memperkuat koordinasi kebijakan bersama Pemerintah untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Ekonomi Indonesia pada triwulan IV 2017 diperkirakan tumbuh stabil dan akan meningkat pada 2018. Pada triwulan IV 2017, kinerja ekspor diperkirakan lebih rendah dibandingkan triwulan sebelumnya di tengah pertumbuhan impor, terutama migas, yang masih cukup tinggi. Di sisi permintaan domestik, investasi membaik ditopang proyek infrastruktur pemerintah dan peran investasi swasta yang terus meningkat.
Sementara itu, perbaikan konsumsi diperkirakan belum cukup kuat. Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan 2017, perekonomian domestik diperkirakan tumbuh sekitar 5,1%. Pada 2018, pertumbuhan ekonomi diperkirakan akan membaik bersumber dari menguatnya permintaan domestik sejalan dengan peningkatan investasi, konsumsi rumah tangga, dan stimulus fiskal. Sementara itu, ekspor diperkirakan tetap tumbuh positif seiring dengan berlanjutnya perbaikan ekonomi global dan harga komoditas yang masih tinggi. Secara keseluruhan, pertumbuhan ekonomi 2018 diperkirakan meningkat pada kisaran 5,1-5,5%.
Neraca Pembayaran Indonesia (NPI) pada triwulan IV 2017 diperkirakan mencatat surplus dengan defisit transaksi berjalan yang tetap terkendali. Surplus NPI ditopang oleh transaksi modal dan finansial yang mencatat surplus cukup besar, terutama bersumber dari investasi langsung dan investasi portofolio. Namun demikian, defisit transaksi berjalan diperkirakan sedikit lebih tinggi dari triwulan sebelumnya sejalan dengan penurunan surplus neraca perdagangan nonmigas dan peningkatan defisit neraca migas dan jasa.
Ke depan, defisit transaksi berjalan pada 2018 diperkirakan masih tetap terkendali dalam batas yang aman meskipun meningkat menjadi 2,0-2,5% dari PDB, sejalan dengan pertumbuhan ekonomi domestik.
Ke depan, Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko ketidakpastian keuangan global dan tetap melakukan langkah-langkah stabilisasi nilai tukar sesuai fundamental dengan tetap menjaga bekerjanya mekanisme pasar. Inflasi diperkirakan kembali berada pada sasaran inflasi 2018, yaitu 3,5±1%. Meski demikian, Bank Indonesia akan terus mewaspadai risiko kenaikan inflasi. Untuk itu, koordinasi kebijakan antara Bank Indonesia dengan Pemerintah, baik Pusat maupun Daerah, dalam pengendalian inflasi akan terus diperkuat.
Transmisi pelonggaran kebijakan moneter melalui jalur suku bunga terus berlangsung, tercermin dari berlanjutnya penurunan suku bunga deposito dan suku bunga kredit, meski belum dalam besaran yang diharapkan. Transmisi melalui jalur kredit juga masih belum optimal, tercermin pada pertumbuhan kredit yang masih terbatas sejalan dengan permintaan kredit yang belum tinggi dan perilaku bank yang masih selektif dalam memberikan kredit baru.
Dengan perkembangan tersebut, untuk keseluruhan 2017, DPK dan kredit diperkirakan tumbuh masing-masing sekitar 9,0% (yoy) dan 8,0% (yoy). Sejalan dengan perkiraan perbaikan ekonomi dan penerapan kebijakan makroprudensial terkait intermediasi dan pengelolaan likuiditas, serta progres program konsolidasi korporasi dan perbankan yang ditempuh, Bank Indonesia memperkirakan pertumbuhan DPK dan kredit akan lebih baik pada 2018, masing-masing dalam kisaran 9,0-11,0% (yoy) dan 10,0-12,0% (yoy).
Penguatan Rupiah Bisa Positif ke Perekonomian
"Kalau rupiah melemah maka impor jadi lebih mahal, ongkos produksi lebih mahal," katanya.
Inflasi Januari 2018 Diproyeksi Capai 3,20%
"Pasokan terjaga dan distribusi aman," kata Dodi.
Suku Bunga Acuan BI Tetap di 4,25% Sesuai dengan Polling ²©²ÊÍøÕ¾
![]() |
Defisit Transaksi Berjalan Triwulan IV-2017 Diperkirakan di Sekitar 2%
Stance Moneter BI Netral, Room Pelonggaran Moneter Makin Tipis
"Risiko ke depan ada. Tapi kami melihat room (pelonggaran) makin tipis," katanya.
Kebijakan moneter tidak hanya mengandalkan suku bunga tapi juga bauran makroprudensial dan sistem pembayaran.
Harga Minyak Bisa di Atas Asumsi APBN
"Fiskal akan menerima gain dan menambah penerimaan. Selisih penerimaan bisa lebih kecil. Kemungkinan harga minyak tidak harus disertai dengan kenaikan suku bunga kebijakan," tambah Dodi.
Ekspor Indonesia Tidak Akan Terpengaruh Besar
BI Soal Pertumbuhan Ekonomi China 6,9%
Asisten Gubernur BI, Dodi Budi Waluyo mengatakan ekonomi China dalam outlook BI akan cenderung ke 6,5% secara baseline karena rebalancing ekonomi.
"Kegiatan investasi (China) dikurangi, dan proses delivery financing ke shadow banking berkurang," kata Dody.
Suasana Konferensi Pers Bank Indonesia
![]() |
Arah Kebijakan BI Januari 2018
"Kebijakan moneter diharapkan lebih efektif dan memberikan room bagi perbankan agar lebih aktif dalam intermediasi," kata Dodi.
BI Sampaikan Alasan Perlonggar GWM Averaging
"Sehingga bank punya ruang yang lebih efektif," ujar Dodi.
"Dana yang dikelola perbankan bisa ditempatkan di surat berharga dalam rangka pendalaman pasar," imbuhnya.
Aturan GWM Percepat Reformulasi Kerangka Operasi Moneter
"Ini GWM moneter yang masuk aspek perbankan. Ini sifatnya mempercepat reformulasi kerangka operasi moneter," ungkap Dodi.
DP 0 Rupiah Masih Dalam Kajian BI
"Masih dikaji dan belum selesai," tegasnya.
Paparan Kondisi Ekonomi Global
Foto Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2018
![]() Keterangan dari Kiri-Kanan : Agusman, Dodi Budi Waluyo, Fillianingsih Hendarta, Eni V Panggabean |
BI Ubah Ketentuan LTV dan FDR Bagi Bank Syariah
GWM Averaging Diperlonggar Jadi 2%
"Untuk GWM Averaging berlaku 16 Juli 2018 dan syariah berlaku 1 Oktober 2018," ujar Asisten Gubernur Bank Indonesia, Dodi Budi Waluyo.
Suku Bunga Acuan BI Tetap di 4,25%
Kredit Tumbuh 8% di November 2017
Pertumbuhan Kredit Terbatas, Transmisi Belum Optimal
Inflasi 2018 dalam range 2,5%-4,5%
Defisit Transaksi Berjalan Diperkirakan 2-2,5% dari PDB
Fed Fund Rate Diproyeksi Naik Lagi di 2018
Pertumbuhan Ekonomi 2018 : 5,1%-5,5%
Ekonomi Indonesia Semakin Membaik

Poin Siaran Pers Lengkap Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia
19:37Penguatan Rupiah Bisa Positif ke Perekonomian
19:35Inflasi Januari 2018 Diproyeksi Capai 3,20%
19:32Suku Bunga Acuan BI Tetap di 4,25% Sesuai dengan Polling ²©²ÊÍøÕ¾
19:01Defisit Transaksi Berjalan Triwulan IV-2017 Diperkirakan di Sekitar 2%
18:59Stance Moneter BI Netral, Room Pelonggaran Moneter Makin Tipis
18:58Harga Minyak Bisa di Atas Asumsi APBN
18:57Ekspor Indonesia Tidak Akan Terpengaruh Besar
18:55BI Soal Pertumbuhan Ekonomi China 6,9%
18:52Arah Kebijakan BI Januari 2018
18:48BI Sampaikan Alasan Perlonggar GWM Averaging
18:36Paparan Kondisi Ekonomi Global
18:32Foto Konferensi Pers Rapat Dewan Gubernur BI Januari 2018
18:26Suku Bunga Acuan BI Tetap di 4,25%
18:25Kredit Tumbuh 8% di November 2017
18:22Inflasi 2018 dalam range 2,5%-4,5%
18:21Defisit Transaksi Berjalan Diperkirakan 2-2,5% dari PDB
18:19Fed Fund Rate Diproyeksi Naik Lagi di 2018
18:18Pertumbuhan Ekonomi 2018 : 5,1%-5,5%
18:17Ekonomi Indonesia Semakin Membaik