վ

Internasional

IMF Desak Negara-negara Arab untuk Berhemat

Prima Wirayani, վ
12 February 2018 08:00
IMF mendesak negara-negara Arab memotong belanja pegawai negeri dan subsidi energi untuk mengendalikan defisit
Foto: վ
Dubai, վ - Direktur Pelaksana Dana Moneter Internasional (International Monetary Fund/ IMF) Christine Lagarde mendesak negara-negara Arab untuk memangkas pengeluaran gaji dan subsidi publik untuk mengendalikan belanja, mencapai pertumbuhan yang berkelanjutan, dan menciptakan lapangan kerja.

Berbicara dalam Arab Fiscal Forum di Dubai, Uni Emirat Arab, hari Sabtu (10/2/2018), Lagarde menyambut baik reformasi yang dilakukan beberapa negara Jazirah Arab namun menegaskan bahwa masih banyak upaya yang perlu dilakukan untuk mengatasi berbagai permasalahan ekonomi dan sosial, dilansir dari AFP.


Rendahnya harga minyak telah membebani keuangan negara-negara Arab pengekspor minyak bumi sementara negara pengimpor minyak mesti berjuang menyelesaikan masalah tingginya utang, pengangguran, konflik bersenjata, terorisme, dan pengungsi, tambahnya.

Hampir seluruh negara Arab membukukan defisit anggaran negara dalam beberapa tahun terakhir. Pertumbuhan ekonomi kawasan ini juga tercatat hanya 1,9% tahun lalu atau separuh dari pertumbuhan dunia, menurut data Dana Moneter Arab (Arab Monetary Fund/ AMF).

Namun, belanja pemerintah beberapa negara Arab, khususnya yang kaya minyak, tetap sangat tinggi bahkan melebihi 55% dari pendapatan domestik bruto (PDB), kata Lagarde.

Reformasi belanja pemerintah harus difokuskan pada pemangkasan subsidi dan gaji pegawai negeri sambil meningkatkan efisiensi di bidang kesehatan, pendidikan, dan investasi. Lagarde mengakui beberapa negara Arab telah menerapkan kebijakan untuk mengurangi belanja namun kebanyakan sifatnya masih sementara.

“Tidak ada alasan untuk melanjutkan pemberian subsidi energi,” kata Lagarde. “Subsidi ini nilainya terlalu tinggi, yaitu rata-rata 4,5% dari PDB negara eksportir minyak dan 3% dari PDB negara importir minyak.”


Kepala AMF Abdulrahman al-Hamidy mengatakan nilai subsidi energi negara-negara Arab telah turun dari US$117 miliar (Rp 1,6 kuadriliun) di tahun 2015 menjadi $98 miliar tahun lalu.

Lagarde juga memperingatkan bahwa pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi dan reformasi yang lebih lanjut dibutuhkan untuk menciptakan lapangan kerja bagi generasi muda Arab.

“Angka pengangguran angkatan kerja muda [di kawasan Arab] adalah yang tertinggi di dunia, yaitu rata-rata 25% dan bahkan melebihi 30% di sembilan negara,” ujarnya. “Ditambah lagi sekitar 27 juta pemuda akan masuk angkatan kerja dalam lima tahun ke depan.”

Hamidy mengatakan ekonomi negara-negara Arab harus tumbuh 5% hingga 6% tiap tahun agar dapat tercipta lapangan kerja yang dibutuhkan.

Separuh dari populasi kawasan Arab yang berjumlah total 400 juta jiwa berusia di bawah 25 tahun.
(prm) Next Article Bos IMF Yakin AS-China Segera Teken Perjanjian Dagang

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular