Internasional
Bos Freeport Curhat Soal Perubahan Aturan RI
Prima Wirayani, ²©²ÊÍøÕ¾
25 April 2018 15:03

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perusahaan tambang asal Amerika Serikat (AS), Freeport McMoRan, mengeluhkan perubahan sikap pemerintah Indonesia terkait izin operasional jangka panjang perusahaan di tambang Grasberg yang merupakan salah satu tambang emas dan tembaga terbesar dunia.
Perusahaan tambang tembaga terbesar dunia ini sedang dalam proses negosiasi yang rumit dengan pemerintah untuk mengamankan hak operasional jangka panjang di Grasberg setelah pemerintah mengumumkan aturan baru tahun lalu yang memberinya kontrol lebih besar terhadap sumber daya alam, dilansir dari Reuters.
CEO Freeport, Richard Adkerson, pada hari Selasa (24/4/2018) mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ingin perusahaan mengubah cara pengolahan limbah tambang atau tailing di tambang Grasberg. Sistem pembuangan saat ini telah ada sejak 20 tahun terakhir.
"Kami telah memiliki perjanjian dengan pemerintah bahwa sepanjang tambang beroperasi, kami dapat menyimpan 50% tailing di darat. Sekarang mereka mengatakan besarnya harus 95%, yang mana sulit untuk dilakukan," kata Adkerson dalam conference call hari Selasa.
Ia menyebut permintaan kementerian "mengejutkan" dan "mengecewakan" namun juga menegaskan, ia yakin titik temu akan dapat dicapai. Ia juga mengatakan tailing, yang dipindahkan dari tambang yang lokasinya lebih tinggi melalui sungai ke daratan di bawahnya, berada dalam kondisi yang stabil.
Meskipun Adkerson telah mencoba meyakinkan investor, saham Freeport tetap saja terjun bebas 14,51% pada perdagangan hari Selasa menjadi US$16,06 (Rp 223.607) per saham.
Pasar berspekulasi sikap pemerintah Indonesia yang makin tegas terkait tailing dapat mengulur proses negosiasi divestasi saham Freeport, kata Jeremy Sussman, analis Clarksons Platou.
Sebagai ganti diberikannya izin operasional di Grasberg, Freeport harus mendivestasikan 51% sahamnya kepada pemerintah yang saat ini memiliki 9,36% saham PT Freeport Indonesia.
Sebelumnya, Freeport melaporkan kenaikan laba bersih kuartal I-2018 lebih dari 200% menjadi US$692 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan perusahaan juga melonjak 45,8% menjadi US$4,87 miliar dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$3,34 miliar.
(wed) Next Article Sampai 2023, Inalum Investasi Rp 98 T untuk Tambang Grasberg
Perusahaan tambang tembaga terbesar dunia ini sedang dalam proses negosiasi yang rumit dengan pemerintah untuk mengamankan hak operasional jangka panjang di Grasberg setelah pemerintah mengumumkan aturan baru tahun lalu yang memberinya kontrol lebih besar terhadap sumber daya alam, dilansir dari Reuters.
CEO Freeport, Richard Adkerson, pada hari Selasa (24/4/2018) mengatakan Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan ingin perusahaan mengubah cara pengolahan limbah tambang atau tailing di tambang Grasberg. Sistem pembuangan saat ini telah ada sejak 20 tahun terakhir.
Ia menyebut permintaan kementerian "mengejutkan" dan "mengecewakan" namun juga menegaskan, ia yakin titik temu akan dapat dicapai. Ia juga mengatakan tailing, yang dipindahkan dari tambang yang lokasinya lebih tinggi melalui sungai ke daratan di bawahnya, berada dalam kondisi yang stabil.
Meskipun Adkerson telah mencoba meyakinkan investor, saham Freeport tetap saja terjun bebas 14,51% pada perdagangan hari Selasa menjadi US$16,06 (Rp 223.607) per saham.
Pasar berspekulasi sikap pemerintah Indonesia yang makin tegas terkait tailing dapat mengulur proses negosiasi divestasi saham Freeport, kata Jeremy Sussman, analis Clarksons Platou.
Sebagai ganti diberikannya izin operasional di Grasberg, Freeport harus mendivestasikan 51% sahamnya kepada pemerintah yang saat ini memiliki 9,36% saham PT Freeport Indonesia.
Sebelumnya, Freeport melaporkan kenaikan laba bersih kuartal I-2018 lebih dari 200% menjadi US$692 juta dibandingkan periode yang sama tahun lalu. Pendapatan perusahaan juga melonjak 45,8% menjadi US$4,87 miliar dari periode yang sama tahun lalu yang mencapai US$3,34 miliar.
(wed) Next Article Sampai 2023, Inalum Investasi Rp 98 T untuk Tambang Grasberg
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular