²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Awal bulan ini, Amerika Serikat melansir kenaikan bea masuk bagi aluminium terhadap sejumlah negara, termasuk tetangga dan sekutu dekat seperti Kanada dan Meksiko. 

Meksiko dan Kanada menyumbang 40% dari total impor aluminium AS pada 2017.

Pilihan Redaksi Tarif Baja & Aluminium Trump Buat Pembahasan NAFTA Mandek Gara-gara Naikkan Bea Masuk Baja, Menkeu AS Dikucilkan di G7 Harley-Davidson: Perang Dagang Bikin Penjualan Motor Turun

Kebijakan ini lalu memantik respons keras dari sejumlah negara, tak terkecuali para sekutu AS. 

Adapun, aluminium sendiri merupakan logam yang paling banyak digunakan di dunia. Bahan material ini umumnya akan diolah menjadi aloi yang kemudian dikombinasikan dengan tembaga, silikon, seng dan magensium. 

Bahan aluminium menjadi favorit karena ringan dan relatif tahan terhadap zat korosif. 

Berdasarkan worldtopexports.com, Minggu (2/6/2018), Sepanjang 2017, Paman Sam tercatat mengimpor aluminium sebesar US$ 23,4 miliar setara Rp 315 triliun dari 130 negara. 

Angka ini adalah dua kali lipat dari nominal 2013 dan mengalami kenaikan secara agresif hingga 24,9% dari posisi 2016.

Di bawah ini adalah daftar 15 negara eksportir terbesar bagi AS yang terkena dampak kebijakan tersebut. Lima belas negara ini menyumbang 86,3% dari total impor aluminium AS pada tahun lalu. 

• Kanada: US$8,5 miliar 
• China: US$3,5 miliar 
• Rusia: US$1,6 miliar 
• Uni Emirat Arab: US$1,5 miliar
• Meksiko: US$1 miliar
• Bahrain: US$621,1 juta
• Argentina: US$570,8 juta
• Jerman: US$561,7 juta
• India: US$484,1 juta
• Afrika Selatan: US$354,1 juta
• Qatar: US$307,4 juta
• Jepang: US$295,6 juta
• Perancis: US$294,1 juta
• Thailand: US$265,3 juta
• Italia: US$241,2 juta

(roy) Next Article Tarif Baja & Aluminium Trump Buat Pembahasan NAFTA Mandek