
Badan Usaha Wajib Sediakan Tanki Apung untuk Tampung B20
Anastasia Arvirianty, ²©²ÊÍøÕ¾
05 November 2018 19:08

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾-ÌýAgar penyaluran B20 semakin lancar, pemerintah tidak hanya menyusutkan titik penyalurannya saja, tetapi juga memandatkan agar pada BU BBN membangun floating storage di beberapa titik penyaluran yang belum tersedia tanki FAME (Fatty Acid Methyl Ester).
"Itu salah satu konsekuensi dari penyusutan menjadi 10 titik penyaluran. Ada beberapa tempat yang harus mengadakan floating storage, dan itu semua dari BU BBN, Pertamina tinggal pakai saja," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (5/11/2018).
Lebih lanjut, Rida mengatakan, 10 titik tersebut adalah Terminal Bahan Bakar Minyak (TBBM) Pertamina yang eksisting, hanya saja nanti akan diklasterkan berapa konsumsinya masing-masing.
"Harapannya 10 titik ini tidak berubah lagi, dan diberlakukan secepatnya," tambah Rida.
Adapun, sebelumnya, Rida mengungkapkan, Ìýpenyaluran bahan baku B20 atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sampai pada 24 Oktober 2018 sudah sebesar 2,42 juta kilo liter (KL) baik untuk PSO maupun non-PSO dari target 3,91 juta KL.
Rida mengakui, program B20 ini memang belum optimal, tetapi ia bisa mengklaim bahwa pelaksanaanya membaik.Ìý
Sepanjang pemberlakuan perluasan penerapan B20 ini, salah satu kendala penyaluran FAME masih berkutat di logistik, karena dari sisi produksi sudah ada cukup, penerimaan untuk disalurkan pun relatif siap.Ìý
"Memang ada beberapa yang perlu bantuan artinya belum ada tanki dan fasilitas untuk pencampuran dan diantaranya menyangkut logistik berupa kapal," terang Rida kepada media saat dijumpai di kantornya, di Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Untuk itu, lanjut Rida, akan disediakan floating storage yang tersedia di kilang pertamina yang belum ada tanki khusus FAME.

(gus) Next Article Bisakah Energi Baru Jadi Juru Selamat Defisit Dagang RI?
"Itu salah satu konsekuensi dari penyusutan menjadi 10 titik penyaluran. Ada beberapa tempat yang harus mengadakan floating storage, dan itu semua dari BU BBN, Pertamina tinggal pakai saja," ujar Direktur Jenderal Energi Baru, Terbarukan, dan Konservasi Energi (EBTKE) Kementerian ESDM Rida Mulyana kepada media ketika dijumpai di Kementerian ESDM, Jakarta, Senin (5/11/2018).
"Harapannya 10 titik ini tidak berubah lagi, dan diberlakukan secepatnya," tambah Rida.
Adapun, sebelumnya, Rida mengungkapkan, Ìýpenyaluran bahan baku B20 atau Fatty Acid Methyl Ester (FAME) sampai pada 24 Oktober 2018 sudah sebesar 2,42 juta kilo liter (KL) baik untuk PSO maupun non-PSO dari target 3,91 juta KL.
Rida mengakui, program B20 ini memang belum optimal, tetapi ia bisa mengklaim bahwa pelaksanaanya membaik.Ìý
Sepanjang pemberlakuan perluasan penerapan B20 ini, salah satu kendala penyaluran FAME masih berkutat di logistik, karena dari sisi produksi sudah ada cukup, penerimaan untuk disalurkan pun relatif siap.Ìý
"Memang ada beberapa yang perlu bantuan artinya belum ada tanki dan fasilitas untuk pencampuran dan diantaranya menyangkut logistik berupa kapal," terang Rida kepada media saat dijumpai di kantornya, di Jakarta, Jumat (26/10/2018).
Untuk itu, lanjut Rida, akan disediakan floating storage yang tersedia di kilang pertamina yang belum ada tanki khusus FAME.

(gus) Next Article Bisakah Energi Baru Jadi Juru Selamat Defisit Dagang RI?
Most Popular