
Internasional
Setelah Ancam AS, Kim Jong Un Berkunjung ke China
Rehia Sebayang, ²©²ÊÍøÕ¾
08 January 2019 17:51

Beijing, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un mengunjungi China atas undangan Presiden China Xi Jinping. Kunjungan itu terjadi hanya beberapa hari setelah Kim mengancam akan menempuh "jalan alternatif" jika Amerika Serikat (AS) tidak meringankan sanksi dan tekanan pada negaranya yang terisolasi itu.
Kunjungan yang dikonfirmasi oleh media pemerintah Korea Utara dan China itu kemungkinan akan menjadi pertemuan keempat antara Kim dengan Xi sepanjang tahun lalu. Pertemuan itu juga terjadi di tengah rencana untuk mengadakan pertemuan puncak kedua antara Kim dan Trump untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea.
Kim mengadakan tiga pertemuan tahun lalu dengan Xi, sekutu terpentingnya, sebelum dan sesudah pertemuan dengan Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Kim ingin mengingatkan pemerintah Trump bahwa dia memang memiliki opsi diplomatik dan ekonomi selain apa yang dapat ditawarkan Washington dan Seoul," kata Harry J. Kazianis, Direktur Studi Pertahanan di Pusat Kepentingan Nasional yang berbasis di AS dalam pernyataan di emailnya, dilansir dari Reuters, Selasa (8/1/2019).
"Faktanya, dalam pidato tahun barunya, 'cara baru' Kim yang disebutnya, mungkin merupakan ancaman terselubung agar dapat bergerak lebih dekat ke Beijing. Itu seharusnya membuat Amerika cukup khawatir," tambahnya.
Kim berangkat ke China dengan kereta pribadi pada Senin sore ditemani istrinya, Ri Sol Ju, dan pejabat senior Korea Utara, termasuk Kim Yong Chol, seorang negosiator utama, dan Ri Yong Ho, menurut kantor berita KCNA yang dikelola pemerintah Korea Utara.
"Dia disambut hangat oleh para pejabat terkemuka Partai, pemerintah, dan organ-organ angkatan bersenjata di stasiun kereta api," kata KCNA dalam laporannya.
Kantor berita resmi China Xinhua juga mengonfirmasi bahwa Kim akan berkunjung selama empat hari, dari Senin hingga Kamis.
Sebuah kereta hijau dengan garis kuning yang mirip dengan yang ditumpangi Kim ke Beijing tahun lalu tiba di sebuah stasiun di ibu kota China pada Selasa pagi, dengan pengamanan yang diperketat.
Namun tidak segera jelas apakah Kim, istrinya, dan pejabat Korea Utara naik kereta itu. Sebuah iring-iringan dengan keamanan ketata kemudian melaju melalui pusat kota Beijing.
Kunjungan itu, disebut pejabat Korea Selatan, bertepatan dengan ulang tahun ke 35 Kim pada 8 Januari.
Korea Selatan merupakan sekutu diplomatik dan ekonomi yang paling penting bagi Korea Utara.
Kim mengatakan dalam pidato Tahun Baru pekan lalu bahwa dia siap untuk bertemu Trump kapan saja untuk mencapai tujuan bersama mereka yaitu denuklirisasi di semenanjung Korea. Tetapi dia memperingatkan bahwa dia mungkin akan mengupayakan jalan alternatif untuk pertemuan puncak dengan Trump jika sanksi dan tekanan AS terhadap negara itu terus berlanjut.
Delegasi AS Juga Sedang Ada di China
Dalam sebuah wawancara dengan ²©²ÊÍøÕ¾ pada hari Senin, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memuji dukungan China untuk menyelesaikan krisis Korea Utara dan mengatakan ia tidak berpikir sengketa perdagangan AS dengan Beijing akan mempengaruhi hal ini.
Kunjungan Kim terjadi ketika delegasi AS membuka pembicaraan hari kedua dengan para pejabat China di Beijing yang bertujuan untuk mengakhiri perang dagang yang sengit antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
"China telah dengan tegas menekankan kepada kami bahwa ini adalah masalah yang terpisah," kata Pompeo.
"Perilaku mereka juga menunjukkan hal itu dan kami menghargai itu. China sebenarnya telah menjadi mitra yang baik dalam upaya kami untuk mengurangi risiko terhadap dunia dari kemampuan nuklir Korea Utara; Saya berharap mereka akan terus melakukannya."
Shi Yinhong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin di Beijing, mengatakan perjalanan Kim tidak akan memiliki pengaruh langsung pada kemajuan pembicaraan perdagangan.
"Dari perspektif lain, ini adalah sesuatu yang secara tidak langsung dapat digunakan untuk menunjukkan kepada Amerika Serikat bahwa China tidak asal-asalan," kata Shi.
Dia menambahkan bahwa Kim "pasti akan meminta Xi Jinping untuk memberikan Korea Utara lebih banyak bantuan ekonomi".
Meski tidak ada rincian yang dirilis tentang agenda kunjungannya di China, namun Kim telah meminta dibebaskan dari sanksi internasional, dan deklarasi perdamaian untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-1953, dan lebih banyak investasi ekonomi.
Hubungan antara China dan Korea Utara, yang retak karena Pyongyang meningkatkan provokasinya melalui serangkaian uji coba rudal dan nuklir, telah menghangat sejak tahun lalu ketika Kim terlibat dengan Beijing serta Seoul dan Washington.
Baik KCNA maupun Xinhua tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai rencana perjalanan Kim, meskipun surat kabar Korea Selatan Hankyoreh mengabarkan pada hari Senin bahwa Kim akan bertemu dengan Xi, dalam pertemuan puncak keempat mereka.
(prm) Next Article Kim Jong Un Murka dengan Para Menterinya, Ini Penyebabnya
Kunjungan yang dikonfirmasi oleh media pemerintah Korea Utara dan China itu kemungkinan akan menjadi pertemuan keempat antara Kim dengan Xi sepanjang tahun lalu. Pertemuan itu juga terjadi di tengah rencana untuk mengadakan pertemuan puncak kedua antara Kim dan Trump untuk membahas denuklirisasi semenanjung Korea.
Kim mengadakan tiga pertemuan tahun lalu dengan Xi, sekutu terpentingnya, sebelum dan sesudah pertemuan dengan Trump dan Presiden Korea Selatan Moon Jae-in.
"Faktanya, dalam pidato tahun barunya, 'cara baru' Kim yang disebutnya, mungkin merupakan ancaman terselubung agar dapat bergerak lebih dekat ke Beijing. Itu seharusnya membuat Amerika cukup khawatir," tambahnya.
![]() |
Kim berangkat ke China dengan kereta pribadi pada Senin sore ditemani istrinya, Ri Sol Ju, dan pejabat senior Korea Utara, termasuk Kim Yong Chol, seorang negosiator utama, dan Ri Yong Ho, menurut kantor berita KCNA yang dikelola pemerintah Korea Utara.
"Dia disambut hangat oleh para pejabat terkemuka Partai, pemerintah, dan organ-organ angkatan bersenjata di stasiun kereta api," kata KCNA dalam laporannya.
Kantor berita resmi China Xinhua juga mengonfirmasi bahwa Kim akan berkunjung selama empat hari, dari Senin hingga Kamis.
Sebuah kereta hijau dengan garis kuning yang mirip dengan yang ditumpangi Kim ke Beijing tahun lalu tiba di sebuah stasiun di ibu kota China pada Selasa pagi, dengan pengamanan yang diperketat.
![]() |
Namun tidak segera jelas apakah Kim, istrinya, dan pejabat Korea Utara naik kereta itu. Sebuah iring-iringan dengan keamanan ketata kemudian melaju melalui pusat kota Beijing.
Kunjungan itu, disebut pejabat Korea Selatan, bertepatan dengan ulang tahun ke 35 Kim pada 8 Januari.
Korea Selatan merupakan sekutu diplomatik dan ekonomi yang paling penting bagi Korea Utara.
Kim mengatakan dalam pidato Tahun Baru pekan lalu bahwa dia siap untuk bertemu Trump kapan saja untuk mencapai tujuan bersama mereka yaitu denuklirisasi di semenanjung Korea. Tetapi dia memperingatkan bahwa dia mungkin akan mengupayakan jalan alternatif untuk pertemuan puncak dengan Trump jika sanksi dan tekanan AS terhadap negara itu terus berlanjut.
Delegasi AS Juga Sedang Ada di China
Dalam sebuah wawancara dengan ²©²ÊÍøÕ¾ pada hari Senin, Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo memuji dukungan China untuk menyelesaikan krisis Korea Utara dan mengatakan ia tidak berpikir sengketa perdagangan AS dengan Beijing akan mempengaruhi hal ini.
Kunjungan Kim terjadi ketika delegasi AS membuka pembicaraan hari kedua dengan para pejabat China di Beijing yang bertujuan untuk mengakhiri perang dagang yang sengit antara dua ekonomi terbesar dunia tersebut.
"China telah dengan tegas menekankan kepada kami bahwa ini adalah masalah yang terpisah," kata Pompeo.
"Perilaku mereka juga menunjukkan hal itu dan kami menghargai itu. China sebenarnya telah menjadi mitra yang baik dalam upaya kami untuk mengurangi risiko terhadap dunia dari kemampuan nuklir Korea Utara; Saya berharap mereka akan terus melakukannya."
![]() |
Shi Yinhong, seorang profesor hubungan internasional di Universitas Renmin di Beijing, mengatakan perjalanan Kim tidak akan memiliki pengaruh langsung pada kemajuan pembicaraan perdagangan.
"Dari perspektif lain, ini adalah sesuatu yang secara tidak langsung dapat digunakan untuk menunjukkan kepada Amerika Serikat bahwa China tidak asal-asalan," kata Shi.
Dia menambahkan bahwa Kim "pasti akan meminta Xi Jinping untuk memberikan Korea Utara lebih banyak bantuan ekonomi".
Meski tidak ada rincian yang dirilis tentang agenda kunjungannya di China, namun Kim telah meminta dibebaskan dari sanksi internasional, dan deklarasi perdamaian untuk secara resmi mengakhiri Perang Korea 1950-1953, dan lebih banyak investasi ekonomi.
Hubungan antara China dan Korea Utara, yang retak karena Pyongyang meningkatkan provokasinya melalui serangkaian uji coba rudal dan nuklir, telah menghangat sejak tahun lalu ketika Kim terlibat dengan Beijing serta Seoul dan Washington.
Baik KCNA maupun Xinhua tidak memberikan informasi lebih lanjut mengenai rencana perjalanan Kim, meskipun surat kabar Korea Selatan Hankyoreh mengabarkan pada hari Senin bahwa Kim akan bertemu dengan Xi, dalam pertemuan puncak keempat mereka.
(prm) Next Article Kim Jong Un Murka dengan Para Menterinya, Ini Penyebabnya
Tags
Related Articles
Recommendation

Most Popular