
Liverpool vs Spurs: Gelar Dulu, Duit Belakangan
Hidayat Setiaji, ²©²ÊÍøÕ¾
09 May 2019 11:53

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Inggris boleh saja ingin keluar dari Uni Eropa. Hasil referendum pada 2016 menunjukkan mayoritas rakyat Inggris ingin bebas dari belenggu Brussel.Ìý
Walau secara politik hubungan Inggris dengan Eropa kurang mesra, tetapi soal sepak bola ternyata sebaliknya. Inggris justru mencatatkan kisah manis di kompetisi antarklub Benua Biru.Ìý
Dini hari hari, Tottenham Hotspur berhasil mengandaskan wakil Belanda, Ajax Amsterdam, di babak semifinal Liga Champions Eropa. Spurs akan berhadapan dengan sesama wakil Inggris, Liverpool, yang sukses menyingkirkan jagoan Spanyol, Barcelona.Ìý
Final ini menghadirkan dua klub dengan kebutuhan yang sama. Gelar. Ìý
Liverpool adalah salah satu klub tersukes di Tanah Britania, dengan koleksi 18 trofi juara liga dan lima kali juara Eropa. Namun kali terakhir Liverpool menjadi juara Inggris adalah 30 tahun lalu, sementara trofi Liga Champions belum pernah datang ke Merseyside sejak 2005.Ìý
Oleh karena itu, banyak yang menyebut Liverpool sebagai klub dinosaurus. Dominan di masa lalu, tetapi sudah punah dan hanya menyisakan kenangan manis.Ìý
Namun jangan lupa, dinosaurus tidak pernah punah. Sebagian dari mereka, yaitu dinosaurus theropoda, berevolusi menjadi unggas.Ìý
Begitu pula Liverpool. Setelah melalui era kegelapan, Si Merah perlahan berevolusi berkat tangan dingin manajer asal Jerman, Juergen Klopp. Eks bos Borussia Dortmund itu membangun Liverpool dari serpihan, sampai akhirnya menjadi kekuatan baru di Inggris dan Eropa.Ìý
Tetapi ya itu, Klopp belum bisa menghadirkan gelar. Belum ada tambahan piala di lemari Liverpool, meski berhasil masuk final Piala Liga Inggris sekali, Liga Europa sekali, dan Liga Champions Eropa dua kali.Ìý
Di Liga Inggris, Liverpool berada di posisi kedua dengan selisih satu poin dari sang pemuncak, Manchester City. Kemungkinan besar City akan kembali menggondol trofi karena di pertandingan terakhir 'cuma' berhadapan dengan Brighton and Hove Albion.Ìý
Oleh karena itu, trofi Liga Champions menjadi penyegar dahaga gelar bagi Liverpool. Dipastikan Jordan Henderson dan kolega akan tampil total di Madrid nanti, untuk mempersembahkan trofi Si Kuping Besar bagi Liverpudlian.
Bagaimana dengan Spurs? Lebih parah.Ìý
Kali terakhir The Lilywhites menjadi juara Inggris adalah pada 1961. Sedangkan di Piala/Liga Champions, musim ini adalah final perdana sepanjang sejarah klub.Ìý
Selama ini Spurs lebih sering berada di bawah ketiak si tetangga di London Utara, Arsenal. Namun di bawah arahan Manajer Mauricio Pocchetino, Spurs mulai menemukan pijakan.Ìý
Dalam beberapa musim terakhir, Spurs mampu menyaingi Meriam London bahkan finis di posisi yang lebih baik di klasemen Liga Primer Inggris. Spurs mulai menyandang status sebagai tim papan atas, bukan lagi medioker.Ìý
Kalau masalah haus-hausan, Spurs lebih haus gelar ketimbang Liverpool. Sehingga Hugo Lloris dan sejawat juga pasti akan tampil 110% di final 2 Juni nanti.Ìý
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Walau secara politik hubungan Inggris dengan Eropa kurang mesra, tetapi soal sepak bola ternyata sebaliknya. Inggris justru mencatatkan kisah manis di kompetisi antarklub Benua Biru.Ìý
Dini hari hari, Tottenham Hotspur berhasil mengandaskan wakil Belanda, Ajax Amsterdam, di babak semifinal Liga Champions Eropa. Spurs akan berhadapan dengan sesama wakil Inggris, Liverpool, yang sukses menyingkirkan jagoan Spanyol, Barcelona.Ìý
Final ini menghadirkan dua klub dengan kebutuhan yang sama. Gelar. Ìý
Liverpool adalah salah satu klub tersukes di Tanah Britania, dengan koleksi 18 trofi juara liga dan lima kali juara Eropa. Namun kali terakhir Liverpool menjadi juara Inggris adalah 30 tahun lalu, sementara trofi Liga Champions belum pernah datang ke Merseyside sejak 2005.Ìý
Oleh karena itu, banyak yang menyebut Liverpool sebagai klub dinosaurus. Dominan di masa lalu, tetapi sudah punah dan hanya menyisakan kenangan manis.Ìý
Namun jangan lupa, dinosaurus tidak pernah punah. Sebagian dari mereka, yaitu dinosaurus theropoda, berevolusi menjadi unggas.Ìý
Begitu pula Liverpool. Setelah melalui era kegelapan, Si Merah perlahan berevolusi berkat tangan dingin manajer asal Jerman, Juergen Klopp. Eks bos Borussia Dortmund itu membangun Liverpool dari serpihan, sampai akhirnya menjadi kekuatan baru di Inggris dan Eropa.Ìý
Tetapi ya itu, Klopp belum bisa menghadirkan gelar. Belum ada tambahan piala di lemari Liverpool, meski berhasil masuk final Piala Liga Inggris sekali, Liga Europa sekali, dan Liga Champions Eropa dua kali.Ìý
Di Liga Inggris, Liverpool berada di posisi kedua dengan selisih satu poin dari sang pemuncak, Manchester City. Kemungkinan besar City akan kembali menggondol trofi karena di pertandingan terakhir 'cuma' berhadapan dengan Brighton and Hove Albion.Ìý
Oleh karena itu, trofi Liga Champions menjadi penyegar dahaga gelar bagi Liverpool. Dipastikan Jordan Henderson dan kolega akan tampil total di Madrid nanti, untuk mempersembahkan trofi Si Kuping Besar bagi Liverpudlian.
Bagaimana dengan Spurs? Lebih parah.Ìý
Kali terakhir The Lilywhites menjadi juara Inggris adalah pada 1961. Sedangkan di Piala/Liga Champions, musim ini adalah final perdana sepanjang sejarah klub.Ìý
Selama ini Spurs lebih sering berada di bawah ketiak si tetangga di London Utara, Arsenal. Namun di bawah arahan Manajer Mauricio Pocchetino, Spurs mulai menemukan pijakan.Ìý
Dalam beberapa musim terakhir, Spurs mampu menyaingi Meriam London bahkan finis di posisi yang lebih baik di klasemen Liga Primer Inggris. Spurs mulai menyandang status sebagai tim papan atas, bukan lagi medioker.Ìý
Kalau masalah haus-hausan, Spurs lebih haus gelar ketimbang Liverpool. Sehingga Hugo Lloris dan sejawat juga pasti akan tampil 110% di final 2 Juni nanti.Ìý
(BERLANJUT KE HALAMAN 2)
Next Page
Hadiah Uangnya Juga Menarik
Pages
Most Popular