
Pengusaha Trauma Harga Minyak Ngamuk Bila AS-Iran Perang
Efrem Siregar, ²©²ÊÍøÕ¾
09 January 2020 21:00

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Konflik AS-Iran menimbulkan kekhawatiran masyarakat global. Jika konflik meningkat ke perang terbuka, kerugian akan menjangkit banyak negara, termasuk Indonesia.
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menyebut bila perang AS-Iran terjadi, dampaknya mempengaruhi harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar. Hal ini didasarkan dari situasi saat perang AS-Irak pada dekade lalu.
"Kita pernah mengalami saat perang Irak harga minyak naik sampai US$ 95 per barel dan itu langsung mendorong kenaikan kurs kita. Itu akan terjadi lagi karena impor minyak kita cukup besar," kata Hariyadi saat diwawancara ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (9/1/2020).
Bila itu benar, maka neraca perdagangan akan defisit pada 2019 akan semakin terganggu sampai merembet pada instrumen makro Indonesia.
Di sisi lain, Hariyadi memandang imbas perang AS-Iran akan memperburuk pasar domestik Indonesia. Harga barang akan melonjak akibat tingginya ongkos produksi yang berujung tergerusnya daya beli masyarakat.
"Untuk menyesuaikan dengan antisipasi kalau terjadi pelemahan daya beli karena kenaikan harga, apakah harus membuat produk inovasi baru yang kompetitif atau peninjauan ulang terhadap stok produksi," ujarnya.
Hariyadi mengatakan, Indonesia sudah cukup berpengalaman menghadapi ini sehingga ia meyakinkan untuk tak cemas berlebihan. Namun, pemerintah diminta untuk memperhatikan usaha skala kecil yang sangat rentan.
"Kalau skala mengah dan besar sudah bisa mengantisipasi. Yang repot usaha skala relatif kecil yang sangat rentan terhadap daya beli masyarakat. Ini yang perlu dipikirkan walau kita berharap tidak terjadi apa-apa," jelasnya.
Hubungan AS dan Iran kian memanas setelah AS melakukan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari lalu. Pemimpin Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan itu.
Beberapa hari kemudian, Iran membalas dengan Iran mengatakan serangannya ke pangkalan koalisi AS-Irak di Irbil dan Ayn Al-Asad yang diklaim menewaskan 80 tentara AS.
(hoi/hoi) Next Article AS-Iran Panas Bikin Maskapai Siaga, Ini Langkah Kemenhub
Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo) Haryadi Sukamdani menyebut bila perang AS-Iran terjadi, dampaknya mempengaruhi harga minyak dunia dan nilai tukar Rupiah terhadap Dolar. Hal ini didasarkan dari situasi saat perang AS-Irak pada dekade lalu.
"Kita pernah mengalami saat perang Irak harga minyak naik sampai US$ 95 per barel dan itu langsung mendorong kenaikan kurs kita. Itu akan terjadi lagi karena impor minyak kita cukup besar," kata Hariyadi saat diwawancara ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (9/1/2020).
Bila itu benar, maka neraca perdagangan akan defisit pada 2019 akan semakin terganggu sampai merembet pada instrumen makro Indonesia.
Di sisi lain, Hariyadi memandang imbas perang AS-Iran akan memperburuk pasar domestik Indonesia. Harga barang akan melonjak akibat tingginya ongkos produksi yang berujung tergerusnya daya beli masyarakat.
"Untuk menyesuaikan dengan antisipasi kalau terjadi pelemahan daya beli karena kenaikan harga, apakah harus membuat produk inovasi baru yang kompetitif atau peninjauan ulang terhadap stok produksi," ujarnya.
Hariyadi mengatakan, Indonesia sudah cukup berpengalaman menghadapi ini sehingga ia meyakinkan untuk tak cemas berlebihan. Namun, pemerintah diminta untuk memperhatikan usaha skala kecil yang sangat rentan.
"Kalau skala mengah dan besar sudah bisa mengantisipasi. Yang repot usaha skala relatif kecil yang sangat rentan terhadap daya beli masyarakat. Ini yang perlu dipikirkan walau kita berharap tidak terjadi apa-apa," jelasnya.
Hubungan AS dan Iran kian memanas setelah AS melakukan serangan udara ke Bandara Internasional Baghdad, Irak, pada 3 Januari lalu. Pemimpin Garda Revolusi Iran Qasem Soleimani tewas dalam serangan itu.
Beberapa hari kemudian, Iran membalas dengan Iran mengatakan serangannya ke pangkalan koalisi AS-Irak di Irbil dan Ayn Al-Asad yang diklaim menewaskan 80 tentara AS.
(hoi/hoi) Next Article AS-Iran Panas Bikin Maskapai Siaga, Ini Langkah Kemenhub
Most Popular