
Beda Lebaran 2020: Gelombang PHK, Banyak Pedagang Dadakan
Ferry Sandi, ²©²ÊÍøÕ¾
22 May 2020 14:08

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bagi banyak orang, Lebaran 2020 ini sangat berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya, baik itu bagi pekerja hingga pengusaha. Tahun ini lebaran penuh dengan keprihatinan, apalagi gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) sempat terjadi efek pandemi corona.
Menjamurnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) di postingan-postingan media sosial suatu yang lumrah saat jelang lebaran. Namun, kali ini suasana hiruk pikuk itu sangat lebih terasa dari tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan keriuhan pedagang dadakan jelang lebaran yang lebih terasa bisa jadi karena faktor masyarakat yang sebagian terdampak dari PHK, sehingga untuk bertahan mereka mencari usaha alternatif.
"Jika kondisi sudah kembali normal, mungkin banyak yang akan kembali bekerja seperti biasa. Namun sebagian mempertahankan usahanya tersebut ke depan sebagai pendapatan tambahan," sebut Ikhsan kepada ²©²ÊÍøÕ¾, Jumat (22/5).
Kondisi tersebut tentu memberikan hikmah lain bagi dunia usaha. Selain membuka peluang baru, sektor ekonomi juga bisa sedikit demi sedikit bisa lebih terkerek lagi. Ikhsan menyebut hal yang lebih masif adalah menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan teknologi harusnya bisa digunakan secara lebih masif.
"Dalam keadaan covid-19 ini, mau tidak mau, orang dari UMKM atau pengusaha besar itu harus meningkatkan keterampilan dalam dunia digital, penggunaan online. Tidak bersentuhan langsung ke masyarakat. Kalau dia tidak melakukan itu, tidak mampu bertahan," sebutnya.
Di sisi lain, menurunnya pendapatan membuat pengusaha UMKMÂ yang sudah lebih dahulu membuka usaha justru mendorong mereka berpikir keras untuk bertahan di tengah pandemi. Mereka mulai mencari pemasukan tambahan, karena lebaran kali ini tak memberikan pemasukan sesuai harapan.
"Banyak pengusaha UMKM misalnya di bidang restoran, namun karena kondisi seperti ini jadi berubah haluan jadi tukang ojek misalnya. Itu juga kan pekerjaan di bidang transportasi. Dengan cara itu mereka bisa bertahan hidup," kata Ikhsan.
(hoi/hoi) Next Article Bos Kapal Wajib Daftarkan Asuransi ABK, Beri Jaminan PHK!
Menjamurnya usaha mikro kecil menengah (UMKM) di postingan-postingan media sosial suatu yang lumrah saat jelang lebaran. Namun, kali ini suasana hiruk pikuk itu sangat lebih terasa dari tahun-tahun sebelumnya.
Ketua Asosiasi UMKM Indonesia (Akumindo) Ikhsan Ingratubun mengatakan keriuhan pedagang dadakan jelang lebaran yang lebih terasa bisa jadi karena faktor masyarakat yang sebagian terdampak dari PHK, sehingga untuk bertahan mereka mencari usaha alternatif.
Kondisi tersebut tentu memberikan hikmah lain bagi dunia usaha. Selain membuka peluang baru, sektor ekonomi juga bisa sedikit demi sedikit bisa lebih terkerek lagi. Ikhsan menyebut hal yang lebih masif adalah menyadarkan masyarakat bahwa penggunaan teknologi harusnya bisa digunakan secara lebih masif.
"Dalam keadaan covid-19 ini, mau tidak mau, orang dari UMKM atau pengusaha besar itu harus meningkatkan keterampilan dalam dunia digital, penggunaan online. Tidak bersentuhan langsung ke masyarakat. Kalau dia tidak melakukan itu, tidak mampu bertahan," sebutnya.
Di sisi lain, menurunnya pendapatan membuat pengusaha UMKMÂ yang sudah lebih dahulu membuka usaha justru mendorong mereka berpikir keras untuk bertahan di tengah pandemi. Mereka mulai mencari pemasukan tambahan, karena lebaran kali ini tak memberikan pemasukan sesuai harapan.
"Banyak pengusaha UMKM misalnya di bidang restoran, namun karena kondisi seperti ini jadi berubah haluan jadi tukang ojek misalnya. Itu juga kan pekerjaan di bidang transportasi. Dengan cara itu mereka bisa bertahan hidup," kata Ikhsan.
(hoi/hoi) Next Article Bos Kapal Wajib Daftarkan Asuransi ABK, Beri Jaminan PHK!
Most Popular