
Lama Tak Terdengar, Apa Kabar Proyek Gas Raksasa Sakakemang?
![[DALAM] Harga Minyak Drop](https://awsimages.detik.net.id/visual/2020/04/21/9df6cbdb-ad16-4140-90cc-20cea52fd6ef_169.jpeg?w=900&q=80)
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah pada awal 2019 mengumumkan bahwa salah satu kontraktor kontrak kerja sama (KKKS) asal Spanyol yaitu Repsol berhasil menemukan cadangan gas terbesar yang pernah ada selama 18 tahun terakhir, yakni diperkirakan berpotensi mencapai 2 triliun kaki kubik (TCF) dari sumur Kaliberau Dalam 2X (KBD2X) di Blok Sakakemang, Sumatera Selatan.
Sejak ditemukannya potensi cadangan tersebut, pihak Repsol pun terus melanjutkan kegiatan eksplorasi guna mengetahui jumlah cadangan terbukti yang nantinya bisa diproduksi.
Sudah setahun lebih sejak pengumuman itu, bagaimana kemajuan dari proyek Blok Sakakemang ini?
Repsol Indonesia sebagai operator Blok Sakakemang ini pun menuturkan saat ini pihaknya masih menunggu persetujuan Rencana Pengembangan (Plan of Development/ POD) dari pemerintah.
Hal tersebut disampaikan Stakeholder Relations Manager Repsol Indonesia Faisal Jindan melalui pesan singkat kepada ²©²ÊÍøÕ¾.
"Masih proses (POD) untuk persetujuan," ujar Faisal.
Sebelumnya, pemerintah sempat menargetkan percepatan produksi Blok Sakakemang agar bisa dimulai pada 2021. Saat ini Repsol tengah memproses sertifikasi cadangan terbukti sebesar 1 TCF yang dimasukkan dalam Rencana Pengembangan (POD).
Pemerintah pun sempat menuturkan rasa bahagianya saat mengumumkan adanya temuan cadangan gas raksasa ini. Bahkan, penemuan cadangan gas dari sumur KBD2X ini disebutkan termasuk ke dalam lima besar temuan cadangan terbesar di dunia pada 2018-2019.
"Kita sangat senang. Mereka (Repsol) baru mengambil alih blok ini di tahun 2015 dan program mereka langsung tancap gas. Tahun 2017-2018 mereka melakukan eksplorasi dengan tim yang sangat solid, para geologist mereka, membuktikan bahwa reservoir (migas) di Indonesia ada dan terbukti," ujar Wakil Menteri ESDM Arcandra Tahar di Kementerian ESDM, Kamis (21/2/2019), seperti dikutip dari situs resmi Ditjen Migas Kementerian ESDM.
Penemuan cadangan ini pun disebutkan merupakan kedua terbesar setelah Blok Corridor yang dikelola ConocoPhillips. Pemerintah pun mengharapkan agar di sekitar area Sakakemang dapat ditemukan cadangan migas baru.
"Kalau bisa seluruh basin-nya nanti dianalisa, sehingga kemungkinan kita menemukan cadangan lagi lebih besar. Untuk itu reservoir engineer silakan gunakan ilmunya, gunakan pengalamannya untuk melihat lebih luas lagi," kata Arcandra.
Repsol menemukan potensi cadangan gas ini dari sumur KBD2X dengan kedalaman 2.430 meter, yang ditajak pada 20 Agustus 2018. Nantinya gas produksi Blok Sakakemang akan diintegrasikan dengan fasilitas produksi di Blok Corridor yang dioperasikan ConocoPhillips Grissik Ltd, karena lokasi yang berdekatan.
Selain itu, melalui perusahaan afiliasinya, Talisman Sakakemang BV, Repsol Group juga telah menandatangani nota kesepahaman (memorandum of understanding/ MoU) dengan PT Perusahaan Gas Negara (PGAS) Tbk untuk pasokan gas dari Blok Sakakemang. MoU ini berlaku sejak 12 Juli 2019 dan akan ditindaklanjuti dengan penandatanganan Gas Sales Agreement (GSA) oleh para pihak.
Blok Sakakemang ini dioperasikan Repsol yang memiliki hak partisipasi 45% dan selebihnya dimiliki oleh Petronas 45% dan MOECO 10%. Pada 2015, Repsol SA mengakuisisi Talisman Energy Inc senilai US$ 8,3 miliar. Dengan demikian, blok minyak yang tadinya dikelola Talisman diambil alih oleh Repsol.
(wia) Next Article Bos SKK Migas Bongkar Alasan Belum Setujui Proyek Gas Raksasa