²©²ÊÍøÕ¾

Energi Terbarukan Bisa Berkembang Pesat Tanpa Baterai lho

Anisatul Umah, ²©²ÊÍøÕ¾
07 July 2021 18:12
Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Krtistianto)
Foto: Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS). (²©²ÊÍøÕ¾/ Andrean Krtistianto)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintah terus mendorong pemakaian Energi Baru Terbarukan (EBT) demi mencapai target bauran energi. Namun energi yang bersumber dari EBT seperti surya dan angin sifatnya intermittent (berjeda) atau tidak stabil tentunya membutuhkan sistem penyimpanan energi atau energy storage system (ESS).

Namun, Pakar Energi dari Institut Teknologi Bandung (ITB) Pekik Argo Dahono memiliki pandangan lain dalam pemanfaatan EBT yang sifatnya intermittent, tak harus dengan menggunakan baterai, melainkan dengan menyambungkan kelistrikan dengan Super Grid.

Dalam diskusi daring, Rabu (07/07/2021), dia mengatakan di Eropa pemanfaatan EBT sudah tinggi dan mereka memanfaatkan konsep Super Grid. Sistem kelistrikan sudah saling terhubung, sehingga bisa saling berbagi daya listrik.

"Sehingga, masalah intermittency bisa diatasi tanpa energy storage," ungkapnya dalam webinar, Rabu (07/07/2021).

Penggunaan EBT tanpa energi ini juga diterapkan di China. China sengaja membangun Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) karena tidak perlu penyimpanan energi dan listrik yang dihasilkan lebih stabil, tidak bersifat intermittent (berjeda) seperti pembangkit listrik EBT lainnya, baik surya maupun angin.

"Itu sebabnya saya minta yang digenjot awal adalah PLTA dan panas bumi. Dia bisa membantu mengatasi fluktuasi energi angin dan matahari," tuturnya.

Dia menyebut, banyak pihak yang menilai bahwa Indonesia tidak cocok dengan Wacana Super Grid karena bentuk negaranya kepulauan, sehingga lebih cocok bila menggunakan Micro Grid. Namun menurutnya, bila melihat pengalaman di sejumlah negara yang mengembangkan Micro Grid, ternyata pemicunya bukanlah karena masalah kepulauan, melainkan ingin meningkatkan keandalan pasokan listrik.

"Bukan karena masalah kepulauan, tapi untuk meningkatkan reliability power, quality, resiliensi, masalah manfaat energi. Mestinya Super Grid dan Micro Grid tidak perlu dijadikan saingan, tapi bisa kita pasangkan," jelasnya.

Dia pun menganalogikan, misalnya saja orang di Jakarta dan Bandung bisa saja hidup sendiri-sendiri, namun akan lebih nyaman jika kedua kota tersebut mau bekerja sama. Sama halnya dengan Super Grid ini, Jawa dan Bali bisa hidup sendiri-sendiri, tapi akan lebih efisien jika terhubung.


(wia) Next Article PLTS Masa Depan Energi RI, 'Power Bank' Raksasa Paling Dicari

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular