
Biden Ngamuk, Ada Monopoli Ini di AS

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden melontarkan ucapan pedas kepada perusahaan pengepakan daging besar di negara itu. Ia menyebut bahwa raksasa itu telah melakukan aksi monopoli untuk menekan perusahaan serupa dengan skala yang lebih kecil dan membuat pasar daging AS tidak kompetitif dan menaikkan harga komoditas pangan itu .
Dalam sebuah pernyataan Senin, (3/1/2022), Biden mengatakan ia akan membatu para pengepak daging kecil untuk melawan perusahaan besar. Ia bahkan juga menawarkan bantuan senilai US$ 1 miliar (Rp 14 triliun) untuk membantu perusahaan daging kecil milik petani.
"Kami di sini untuk berbicara tentang memperkuat persaingan, yang akan menurunkan biaya," kata Biden pada pertemuan virtual petani independen dan produsen daging.
"Kapitalisme tanpa persaingan bukanlah kapitalisme. Ini eksploitasi. Itulah yang kita lihat pada daging dan unggas," tambahnya.Â
Selain itu, Biden juga menyebut ketergantungan Negeri Paman Sam terhadap perusahaan pengepakan daging yang besar telah membuat pasokan daging cukup rentan. Ia mencontohkan dengan apa yang terjadi selama pandemi Covid-19 dimana ada kenaikan harga daging.
"Ketergantungan kita yang berlebihan hanya pada segelintir prosesor raksasa membuat kita semua rentan, dengan gangguan apa pun pada kemacetan ini yang beriak di seluruh sistem pangan kita."
Hal ini sendiri ditentang oleh tokoh senior di Kamar Dagang AS, Neil Bradley. Ia mengatakan konsolidasi dalam industri pengepakan daging telah berlangsung selama bertahun-tahun, tanpa menaikkan harga.
"Faktor-faktor yang mendorong harga daging lebih tinggi antara lain peningkatan permintaan, gangguan rantai pasokan terkait Covid, dan peningkatan biaya input, terutama biaya energi dan tenaga kerja yang lebih tinggi," katanya.
Kenaikan harga daging ini sendiri juga diakibatkan oleh inflasi. Inflasi pada November lalu mencapai 6,8%, puncak tertinggi sejak 1982, sementara harga daging sapi melonjak 20,9% bulan itu, daging babi naik 16,8% dan daging hamburger 13,9%. Kritikus Biden menyebut bahwa inflasi ini sendiri diakibatkan oleh stimulus jumbo yang dikeluarkan presiden asal Delaware itu. Â
(tps) Next Article 'Kiamat' Babi AS Nyebar ke Mana-mana, Ini Buktinya!