²©²ÊÍøÕ¾

Jokowi Ngotot Harga BBM Tak Naik Biar RI Terhindar Krisis

MAIKEL JEFRIANDO, ²©²ÊÍøÕ¾
08 June 2022 11:45
Pengendera antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di rest area Km 294B, Jalan Tol Pejagan-Pemalang,Tegal, Jawa Tengah.  PT Pertamina (Persero) saat ini menyiapkan fasilitas pengisian BBM tambahan selama arus mudik lebaran 1443 H, hal itu untuk mengantisipasi kepadatan arus mudik 2022. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)
Foto: Pengendera antre mengisi bahan bakar minyak (BBM) di rest area Km 294B, Jalan Tol Pejagan-Pemalang,Tegal, Jawa Tengah. PT Pertamina (Persero) saat ini menyiapkan fasilitas pengisian BBM tambahan selama arus mudik lebaran 1443 H, hal itu untuk mengantisipasi kepadatan arus mudik 2022. (²©²ÊÍøÕ¾/Tri Susilo)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Ramalan dunia menuju krisis kini semakin nyata. Semua negara akan terkena imbasnya, tak terkecuali Indonesia. Sekuat apa Indonesia mampu bertahan di tangan Presiden Joko Widodo (Jokowi)?

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyampaikan, situasi tersebut telah diperhitungkan pemerintah. Maka dari itu kekuatan Indonesia harus dikedepankan, yaitu permintaan domestik.

"Kalau tahun depan resesi dunia, barangkali growth Indonesia akan terpengaruh juga pasti itu. Tapi Indonesia itu domestik demand cukup besar juga," ungkapnya dalam rapat kerja dengan DPD RI, dikutip Rabu (8/6/2022).

"Jadi oleh karena itu ketidakpastian eksternal tinggi maka domestik harus diperkuat," ujarnya.

Permintaan domestik yang dimaksud antara lain adalah konsumsi rumah tangga yang memegang andil setengah dari perekonomian. Maka dari itu inflasi menjadi satu hal yang harus dikendalikan, baik yang bersumber dari pangan maupun energi.

Sisi energi diantisipasi dengan menambah subsidi bahan bakar minyak (BBM), LPG 3 kg dan listrik sebesar Rp 520 triliun. Sehingga masyarakat tidak perlu terbebani oleh kenaikan harga yang dialami oleh banyak negara lain. Inflasi tahun ini dan 2023 diperkirakan bisa terjaga di level 2-4%.

Pemerintah juga memberikan bantuan sosial (bansos) tambahan kepada masyarakat yang membutuhkan. Di mana tahun ini tambahannya mencapai Rp 18,6 triliun.

"Jadi fokus kita adalah menjaga daya beli masyarakat," tegas Sri Mulyani.

Kemenkeu. (Tangkapan layar)Foto: Kemenkeu. (Tangkapan layar)
Kemenkeu. (Tangkapan layar)

Meski demikian, pemerintah juga tidak mengabaikan kesehatan APBN. Guncangan dunia yang besar harus bisa diantisipasi oleh APBN yang sehat, artinya defisit anggaran diupayakan terus turun.

Defisit APBN 2022 diperkirakan mencapai level 4,50% PDB atau Rp 868 triliun, lebih rendah dari yang sebelumnya 4,8% PDB atau Rp 840,2 triliun. Sementara pada 2023 diperkirakan bisa di bawah 3% PDB.

"APBN juga harus tetap sehat sehingga bisa menjadi stabilizer," pungkasnya.


(mij/mij) Next Article RI Subsidi BBM Rp520 T, Jokowi: Negara Manapun Gak Akan Kuat!

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular