²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

AS Ketar-ketir Gegara Perusahaan China Ini, Ada Apa?

Tommy Patrio Sorongan, ²©²ÊÍøÕ¾
04 July 2022 08:01
WASHINGTON, DC - MAY 12: Flags at the base of the Washington Monument fly at half staff as the United States nears the 1 millionth death attributed to COVID May 12, 2022 in Washington, DC. U.S. President ordered flags to fly at half-mast through next Monday and said the nation must stay resolved to fight the virus that has “forever changed” the country. (Photo by Win McNamee/Getty Images)
Foto: Bendera Amerika Serikat (Photo by Win McNamee/Getty Images)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sebuah proyek penggilingan milik perusahaan China Fufeng Grup di North Dakota, Amerika Serikat (AS) dikhawatirkan dapat menjadi sarana spionase. Pasalnya, lokasi proyek itu cukup dekat dengan sebuah pangkalan militer milik Washington.

Mengutip laporan ²©²ÊÍøÕ¾ Internasional, Fufeng dilaporkan telah memiliki lahan sebesar 300 hektar dekat Pangkalan Angkatan Udara Grand Forks. Pangkalan itu disebut menjadi pusat dari teknologi militer rahasia mengenai pesawat tanpa awak atau drone.

Anggota senat AS pun mulai khawatir dengan proyek ini. Senator Kevin Cramer dari Partai Republik menyebut bahwa China dapat mengeruk banyak informasi dari peternakan itu.

"Saya pikir kami sangat kurang menghargai seberapa efektif mereka dalam mengumpulkan informasi, mengumpulkan data, menggunakannya dengan cara yang jahat," katanya dalam sebuah wawancara dikutip Senin, (4/7/2022).

"Jadi saya tidak akan membuat Partai Komunis China melakukan bisnis di halaman belakang saya."

Baik ketua Demokrat dan anggota Partai Republik dari Komite Intelijen Senat juga mengatakan kepada ²©²ÊÍøÕ¾ bahwa mereka menentang proyek tersebut.

"Komite Intelijen Senat telah dengan keras membunyikan alarm tentang ancaman kontra intelijen yang ditimbulkan oleh (Republik Rakyat China)," kata Senator Demokrat, Mark Warner.

Walikota Grand Folks, Brandon Bochenski. Ia mengatakan pihaknya hanya ingin agar ekonomi wilayah itu berputar dengan adanya Fufeng Group. Meski begitu ia juga mengetahui terkait ancaman keamanan yang ditimbulkan.

"Pabrik senilai US$ 700 juta yang diusulkan akan menciptakan lebih dari 200 pekerjaan langsung dan peluang lain untuk logistik, truk, dan layanan pendukung lainnya," katanya.

Gary Bridgeford, yang menjual sebidang tanah pertaniannya ke Fufeng, mengaku saat ini mendapatkan beberapa ancaman. Meski begitu, ia menyebut pihak yang mengancamnya terlalu berlebihan.

"Orang-orang mendengar hal-hal China dan ada kekhawatiran. Tetapi setiap orang memiliki telepon di saku mereka yang mungkin dibuat di China. Di mana anda melihat batasannya," ujarnya.


(sef/sef) Next Article Menhan China & AS Bakal "4 Mata" di Singapura, Ada Apa?

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular