²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Dokumen Bocor, Ternyata AS Tahu Rusia Bakal Serang Ukraina

luc, ²©²ÊÍøÕ¾
18 August 2022 15:40
Presiden AS Joe Biden berjalan ke Rose Garden untuk menyampaikan pidato tentang COVID-19 di Gedung Putih pada 27 Juli 2022 di Washington, DC. Dokter Presiden Bidens Dr. Kevin O'Connor mengumumkan pagi ini bahwa Biden telah dites negatif untuk COVID-19 dan akan kembali bekerja secara langsung. (Los Angeles Times via Getty Imag/Kent Nishimura)
Foto: Presiden AS Joe Biden berjalan ke Rose Garden untuk menyampaikan pidato tentang COVID-19 di Gedung Putih pada 27 Juli 2022 di Washington, DC. Dokter Presiden Bidens Dr. Kevin O'Connor mengumumkan pagi ini bahwa Biden telah dites negatif untuk COVID-19 dan akan kembali bekerja secara langsung. (Los Angeles Times via Getty Imag/Kent Nishimura)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Serangan Rusia ke Ukraina disebut sebagai hal yang mengejutkan. Pasalnya, kendati telah terjadi ketegangan sejak pencaplokan Krimea oleh Negeri Beruang Merah, banyak pihak yang memprediksi Vladimir Putin tak akan benar-benar menyerang tetangganya.

Namun, kemungkinan serangan itu nyatanya telah diketahui Amerika Serikat (AS) yang saat ini berada di pihak Ukraina.

Menurut laporan The Washington Post, dokumen terkait rencana serangan Rusia ke Ukraina telah diberitahukan kepada Presiden Joe Biden pada Oktober lalu dengan "detail luar biasa" mengenai niat Kremlin berkat citra satelit, komunikasi yang disadap, dan sejumlah sumber. Adapun, intelijen tersebut diketahui dari tiga lusin pejabat AS, Eropa, dan NATO.

Direktur Intelijen Nasional Avril Haines mengatakan para pemimpin intelijen, militer, dan diplomatik negara-termasuk Menteri Luar Negeri Antony Blinken, Menteri Pertahanan Lloyd Austin, dan Jenderal Mark A. Milley, ketua Kepala Staf Gabungan-dilaporkan memberi Biden dan Wakil Presiden Kamala Harris informasi sangat rahasia yang melibatkan penentuan posisi pasukan Rusia, persenjataan, dan strategi.

Para pejabat memperingatkan peningkatan dana yang tidak biasa dan tajam dari Rusia untuk operasi darurat militer dan untuk membangun pasukan cadangan yang membuat pencaplokan Krimea oleh negara itu pada tahun 2014 terlihat kecil.

Milley dilaporkan menyebut plot militer Rusia sebagai "kejutan dan kekaguman" versi negara itu, memprediksi serangan terhadap Ukraina yang akan datang dari "berbagai arah secara bersamaan".

Ketika Biden, yang bersumpah untuk tidak melibatkan AS dalam konflik militer lain setelah penarikan pasukan dari Afghanistan, menanyai para pejabat apakah Putin benar-benar akan menyerang Ukraina atau jika dia hanya menggertak. Mereka yang berada di Kantor Oval dilaporkan menjawab bahwa keputusan untuk melakukan serangan bukan "jenis hal yang akan dilakukan oleh negara yang rasional".

Sementara itu, hampir 6 bulan berperang, Rusia terus menghadapi hambatan yang mungkin tidak pernah diantisipasi sebelumnya. Para pejabat AS memperkirakan bahwa lebih dari 75.000 tentara Rusia telah terbunuh atau terluka dalam konflik tersebut.

Pada saat yang sama, pejabat Rusia dilaporkan menolak bekerja di Ukraina meskipun ditawari gaji dua kali lipat. Perekrutan militer Rusia di garis depan juga dilaporkan tidak diberi kompensasi, makan, atau amunisi yang cukup.

Artileri yang disediakan AS, termasuk Sistem Roket Artileri Mobilitas Tinggi (HIMARS), juga terus menggempur pasukan dan gudang amunisi Rusia.


(luc/luc) Next Article Putin 'Pede' Rusia Menang Telak di Ukraina, Tandanya Mulai Terlihat

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular