²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

'Malapetaka' Eropa Nyata, Erdogan: Tuai Apa yang Ditabur

Thea Fathanah Arbar, ²©²ÊÍøÕ¾
08 September 2022 07:40
Turkish President Tayyip Erdogan speaks at the Teknofest Black Sea, an aviation, space and technology festival, at Carsamba Airport in Samsun, Turkey September 3, 2022. Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS ATTENTION EDITORS - THIS PICTURE WAS PROVIDED BY A THIRD PARTY. NO RESALES. NO ARCHIVES.
Foto: Pesiden Turki, Tayyip Erdogan (Murat Cetinmuhurdar/Presidential Press Office/Handout via REUTERS)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan buka suara terkait ancaman 'malapetaka' kekurangan gas di benua Eropa. Ini mengancam jutaan penduduknya di tengah musim dingin yang sebentar lagi akan datang.

Mengutip Reuters, kekhawatiran di Eropa telah meningkat saat ini setelah Rusia mengumumkan memperpanjang penutupan pipa gas utamanya ke Jerman. Tanpa batas waktu, Rusia menghentikan aliran melalui pipa Nord Stream 1 dan telah menutup pasokan di tiga pipa gas terbesar ke barat sejak seranganya ke Ukraina dimulai pada 24 Februari. 

Ia mengatakan bahwa Rusia memotong aliran gas alam ke Eropa sebagai pembalasan atas sanksi. Menurutnya, Eropa menuai apa yang mereka tabur.

"Eropa sebenarnya menuai apa yang ditaburnya," kata Erdogan kepada wartawan di Ankara awal pekan ini, dikutip Kamis (8/9/2022).

"Presiden Vladimir Putin menggunakan semua sarana dan senjatanya, dan yang paling penting adalah gas alam. Sayangnya, kami tidak menginginkan ini tetapi, situasi seperti itu berkembang di Eropa," tambahnya.

"Saya pikir Eropa akan mengalami masalah serius musim dingin ini. Kami tidak memiliki masalah seperti itu," tegasnya lagi.

Turki telah berusaha untuk mencapai keseimbangan antara Moskow dan Kyiv dengan mengkritik serangan Rusia dan mengirim senjata ke Ukraina. Namun salah satu anggota aliansi NATO ini menentang sanksi Barat dan melanjutkan perdagangan, pariwisata dan investasi dengan Rusia.

Turki, yang berbatasan dengan Laut Hitam dengan Rusia dan Ukraina, mengatakan jika bergabung dengan sanksi terhadap Rusia akan merugikan ekonominya yang sudah tegang. Ia berpendapat bahwa situasi perang harus difokuskan pada upaya mediasi.

Semetara itu, Moskow mengatakan ada gangguan pemeliharaan peralatan yang disebabkan oleh sanksi Barat atas penghentian aliran gas melalui pipa Nord Stream 1. Negara-negara Eropa menyebut itu omong kosong, menuduh Rusia mempersenjatai pasokan energi sebagai pembalasan atas sanksi Barat yang dijatuhkan kepada negaranya.


(tfa/sef) Next Article Erdogan Bela Ukraina Soal Pencaplokan Krimea oleh Rusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular