
Ternyata Ini Yang Bikin Investor Kesengsem Sama Indonesia
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Sektor pariwisata berpotensi besar memberikan kontribusi pada perekonomian di Indonesia, seiring besarnya potensi yang dimiliki. Sektor pariwisata juga dinilai mampu menarik minat investor untuk ikut mengembangkan pesona alam yang dimiliki bumi Indonesia.
Deputi Bidang Promosi Penanaman Modal Kementerian Investasi/Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Nurul Ichwan mengatakan Indonesia memiliki 'senjata rahasia' yang selalu diincar oleh investor, baik asing maupun domestik yakni pasar yang besar. Investor dari berbagai negara, baik Taiwan, Jepang, hingga Korea Selatan, menurutnya selalu menyebutkan pasar Indonesia menjadi daya tarik tersendiri dibandingkan negara lainnya.
"Indonesia memiliki market yang luar biasa, karena market domestik adalah hal utama untuk mereka bisa survive di tahun-tahun awal. Jadi pasar kita luar biasa, dan industri lainnya juga berkata demikian," kata dia dalam Forum Investasi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas yang diadakan oleh Kementerian Investasi/BKPM di Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Jumat (9/9/2022).
Nurul mencontohkan, pada saat terjadi pandemi Covid-19, wisatawan internasional yang berkunjung ke Indonesia mengalami penurunan tajam dibandingkan tahun 2019. Sementara kunjungan wisatawan domestik penurunannya hanya sedikit, dan menjadi penopang perekonomian di daerah pariwisata.
Ìý
"Ini menjadi power, karena investor melihatnya mau turis asing atau lokal, yang penting hotel penuh dan yang penting kunjungan penuh," tegasnya.
Seperti diketahui saat ini pemerintah terus mengakselerasi 5 Destinasi Pariwisata Super Prioritas (DPSP) yaitu Danau Toba di Sumatera Utara, Borobudur di Jawa Tengah, Mandalika di Nusa Tenggara Barat, Labuan Bajo di Nusa Tenggara Timur, dan Likupang di Sulawesi. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan ekonomi kawasan hingga mendatangkan investasi yang mencapai sekitar US$ 435,5 juta.
Dukungan terhadap pengembangan 5 DPSP juga telah dilakukan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat. Dukungan tersebut diberikan agar destinasi pariwisata prioritas dapat menarik minat investor baik asing maupun lokal.
"Terkait dengan dukungan, tentunya PUPR berkaitan dengan infrastruktur dasar, utamanya adalah jalan dan jembatan, sama aksesibilitas. Karena tanpa aksesibilitas turisnya akan lebih banyak menghabiskan waktu di jalan. Sehingga memang akses jalan dan jembatan jadi penting," jelas, Dirjen Pembiayaan Infrastruktur Pekerjaan Umum dan Perumahan Kementerian PUPR Herry Trisaputra Zuna.
Selain hal itu, dukungan juga diberikan dengan pembangunan prasarana pemukiman, meliputi ketersediaan air bersih, sanitasi, dan tempat pembuangan sampah.
"Dan berkaitan dengan perumahan. Kita punya program merubah tampilan rumah tidak layak huni menjadi lebih baik. Mungkin kita bisa kaitkan rumah sebagai bagian dari tempat yang bisa disewakan. Banyak kemungkinan yang bisa kita develop dengan memanfaatkan fasilitas yang ada," tutur Herry.
Dia juga membeberkan mengenai dukungan pada 2022 berupa 96 paket kegiatan dengan nilai mencapai Rp 2,45 triliun. Untuk rincian sebanyak 43 paket dengan jumlah Rp 694,75 miliar untuk Danau Toba, 16 paket dengan nilai Rp 267,66 miliar untuk Borobudur, 14 paket dengan nilai Rp 606,03 miliar untuk Mandalika, 12 paket dengan nilai Rp 393.24 miliar untuk Likupang, dan untuk Labuan Bajo sebanyak 11 paket dengan nilai Rp 496.74 miliar.
"Memang tantangan kita adalah selain menyelesaikan masalah infrastruktur, adalah bagaimana kita men-scale up. Jadi kita harus membuat nilainya lebih besar dulu sehingga investor jadi datang," jelas Herry.
Sementara itu Deputi Bidang Industri dan Investasi Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Henky Manurung menyebut bahwa saat ini 5 DPSP sudah siap menuju Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Pariwisata. Sehingga memberikan kemudahan bagi investor yang berinvestasi di sektor pariwisata.
"Infrastruktur sudah menuju ke sana, regulasi sudah menuju ke sana, kemudahan sudah. Dan saya menjadi satu saksi untuk KEK Belitung, di mana kami memberikan kemudahan untuk mendapatkan tax allowance dan duty free," tegas Henky.
Selain kemudahan bagi investor, lanjut dia, dengan adanya KEK Pariwisata sangat mungkin menjadi wadah bagi pertumbuhan pelaku UMKM nasional.
"Kami harapkan, hari ini jadi tonggak bersama bahwa kita sama-sama kolaborasi, melakukan inovasi, dan adaptasi. Lalu kita pastikan kita gerak bersama, gercep, dan gaspol. Kalau kita lakukan itu semua, pintu-pintu kemajuan ekonomi Indonesia ke depan melalui sektor pariwisata dan ekonomi kreatif bisa terjadi," pungkas dia.
Dari kelima destinasi tersebut sejauh ini tercatat total nilai proyek eksisting telah mencapai Rp 172,2 miliar (US$ 11,67 juta), nilai komitmen yang sedang berjalan sebesar Rp 1,552 triliun (US$ 106,24 juta), dan nilai minat investasi sejumlah Rp 1,186 triliun (US$ 81,19 juta).
(rah/rah) Next Article Luhut: Mudahkan Investasi dan Insentif Pariwisata Prioritas