²©²ÊÍøÕ¾

Internasional

Tentara Rusia Tolak Perintah Jihad Putin, Tak Mau Bunuh Diri

sef, ²©²ÊÍøÕ¾
06 July 2023 07:00
lebih dari 20.000 tentara Rusia tewas dan 80.000 lainnya terluka dalam lima bulan pertempuran di Ukraina timur, khususnya di Bakhmut. (REUTERS/STRINGER)
Foto: (REUTERS/STRINGER)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Tentara Rusia dilaporkan mulai melawan perintah Presiden Vladimir Putin untuk "berjihad" di perang Ukraina. Bahkan, mereka disebut enggan terjun ke medan perang.

Sebagaimana diberitakan Kyip Post, hal ini terungkap dari postingan viral yang menyebar di Telegram. Beberapa mengaku enggan "bunuh diri".

"Pada 2 Juli, saluran Telegram berita lokal Rusia Ostorozhno Novosti menerbitkan video seruan dari tentara resimen ke-1428 Rusia. Orang-orang yang dimobilisasi seharusnya bertugas di pertahanan teritorial malah dikirim untuk melakukan penyerangan di dekat Bakhmut tanpa pelatihan dan peralatan normal," muat media itu, dikutip Kamis (6/7/2023).

"Para rekrutan Rusia mengatakan dalam video bahwa mereka telah dipaksa menjadi sukarelawan untuk pertahanan teritorial dan tidak pernah menyetujui pertempuran garis depan ketika menandatangani kontrak pendaftaran mereka." tulisnya lagi.

"Kami tidak ingin melakukan perintah yang tidak masuk akal dan bunuh diri," tambah Kyiv Post mengutip salah satu keluhan tentara.

Keluhan yang sama sebenarnya juga membuat heboh di Telegram 23 Juni. Pasukan Rusia yang dimobilisasi ke Zaporizhzhia mengeluh tentang kerugian besar setelah serangan balasan Ukraina dimulai.

Awalnya mereka ditugaskan di garis pertahanan level kedua. Tapi setelah 8 Juni, merke dikirim ke garis depan dan akhirnya menderita kerugian.

"Dalam dua minggu, ratusan orang tidak beraksi. Sebagian besar dari mereka bahkan tidak melihat musuh dan dihabisi dengan ditembaki dari kejauhan," ujar salah satu prajurit masih dimuat laman yang sama.

Hal sama juga diungkap Newsweek mengutip proyek independen WarTranslated yang menerjemahkan materi tentang perang di Ukraina ke dalam bahasa Inggris. Video dibagikan soal penolakan pasukan ke perintah Putin di Twitter dan diidentifikasi sebagai Resimen 1428 yang dikerahkan ke Bakhmut.

Menurut WarTranslated, Resimen 1428 telah dihukum karena kekalahan baru-baru ini melawan pasukan Ukraina. Karenanya, sekarang mereka menolak untuk terlibat dalam pertempuran lebih lanjut karena kurangnya pelatihan dan menyebutnya perintah bunuh diri.

"Seperti yang dikatakan komandan resimen, kami telah bergabung dengan korps sukarelawan," kata tentara Rusia dalam video tersebut.

"(Tapi) kami ingin segera mengumumkan bahwa kami belum menandatangani kontrak apa pun yang mengatakan kami adalah sukarelawan," tambahnya.

"Kami tidak menolak untuk melayani (Rusia) tetapi hanya akan menyelesaikan tujuan pertahanan wilayah yang memang kami persiapkan. Kami tidak ingin melakukan perintah yang tidak masuk akal dan bunuh diri," tegasnya lagi.

Sementara itu, penasihat politik pasca-Soviet dan politik internasional Jason Jay Smart mengatakan hal ini akibat pemberontakan tentara bayaran Wagner. Pasukan tersebut harus menggantikan pasukan Yevgeny Prigozhin untuk melawan Ukraina.

"Sekarang setelah Wagner Prigozhin berada di luar lapangan, pekerjaan sebagai umpan meriam akan diberikan kepada Angkatan Darat reguler Rusia," katanya.

"Tidak diragukan lagi, anggota keluarga prajurit ini akan menjadi khawatir, mengetahui bahwa tampaknya putra atau suami mereka akan pergi, hampir dipastikan akan mati," ujarnya lagi.

"Penduduk Rusia yang cerdas (mesti) memahami betapa sedikitnya kepedulian Kremlin terhadap mereka atau orang yang mereka cintai," tambahnya.

Belum ada komentar dari Rusia soal ini. Rusia sendiri telah melancarkan serangan ke Ukraina sejar Februari 2023 seraya menyebutnya "operasi militer khusus" untuk menghalangi neo Nazi dan melindungi negerinya dari aliansi NATO di Europa Timur.


(sef/sef) Next Article Tentara Ukraina Sebut Tentara Rusia Bukan Manusia

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular