Blak-blakan Pemerintah Upaya 'Suntik Mati' PLTU Batu Bara

Jakarta ²©²ÊÍøÕ¾ - Pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi) tengah mengkaji rencana penghentian operasional sejumlah Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) lebih cepat dari rencana awal. Hal tersebut demi meningkatkan kapasitas pembangkit listrik berbasis Energi Baru Terbarukan (EBT) di dalam negeri.
Plt Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan kapasitas pembangkit PLTU di pulau Jawa sudah berlebih untuk saat ini. Oleh sebab itu, perlu upaya untuk mempercepat pensiun dini PLTU.
"Ada PLTU yang dibangun sekarang sehingga posisi itu buat di Jawa ini kelebihan supply, kami sedang kaji beberapa berjalan untuk apakah ada peluang ini untuk diistirahatkan, dipensiunkan lebih cepat," ungkap Dadan, dalam acara Economic Update 2023 ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (11/7/2023).
Menurut Dadan, pensiun dini PLTU sangat memungkinkan untuk dilakukan lantaran hal tersebut sudah diterapkan di beberapa negara, seperti Kanada misalnya. Semula, usia PLTU di Kanada dalam kontrak tertulis 30 tahun, namun dapat dipercepat menjadi hanya 25 tahun.
"Kanada umurnya PLTU kontrak 30 tahun, bisa jadi 25 tahun dia berhenti," kata Dadan.
Meski begitu, pemerintah terus mendorong agar investor mau berdatangan dan tertarik untuk membangun pembangkit EBT di Indonesia. Mengingat pembangkit EBT dibutuhkan untuk menggantikan operasional PLTU yang dipensiunkan.
"Kan perlu waktu juga bangun pembangkit EBT, makanya kita ingin merencanakan dari sekarang kami perlu waktu, akan ada memang PLTU turun kemudian EBT naik kan sekarang bicara tidak ada lagi pembangunan PLTU baru," tambah Dadan.
(pgr/pgr) Next Article Suntik Mati PLTU Batu Bara Pakai APBN, Menteri Buka Suara
