²©²ÊÍøÕ¾

Economic Update 2023

Energi Terbarukan RI Berjalan Lambat, Ini Biang Keroknya..

Firda Dwi Muliawati, ²©²ÊÍøÕ¾
11 July 2023 16:28
Buka-bukaan ESDM Kebut Transisi Energi Hingga Pensiun PLTU Batu Baras (²©²ÊÍøÕ¾ TV)
Foto: Buka-bukaan ESDM Kebut Transisi Energi Hingga Pensiun PLTU Batu Baras (²©²ÊÍøÕ¾ TV)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) mengatakan bahwa saat ini bauran energi baru terbarukan (EBT) di dalam negeri baru sebesar 13% dari target yang ditetapkan sebesar 23% di tahun 2025.

Plt. Sekretaris Jenderal Kementerian ESDM, Dadan Kusdiana mengatakan bahwa memang bauran EBT di Indonesia masih kecil. Namun dia yakin pada tahun 2025 akan terus berkembang mencapai 23% secara bertahap.

"Kalau ditanya seberapa besar sih sekarang perkembangannya, ya kita sekarang di angka 13%, kecil. Kita ingin naik ke 23% di tahun 2025," beber Dadan dalam acara Economic Update 2023 ²©²ÊÍøÕ¾, Selasa (11/7/2023).

Lantas apa alasan di balik lambatnya perkembangan bauran EBT di dalam negeri?

Menjawab pertanyaan itu, Dadan mengatakan bahwa sisi investasi di sektor EBT di Indonesia tidak terlalu tinggi. "Jadi dari sisi itu investasi terus jalan tidak selalu tinggi," jelas Dadan.

Adapun, Dadan juga mengatakan bahwa investasi yang rendah itu juga dipengaruhi oleh sisi implementasi yang mana pemanfaatan listrik di pulau Jawa yang tidak sesuai dengan produksi yang ada. Sehingga terjadi oversupply listrik atau listrik berlebih khususnya di pulau Jawa.

"Sekarang ini listrik di pulau Jawa secara khusus ini juga terkait dengan kebijakan pemerintah sebelumnya, memastikan bahwa ekonomi kita itu bisa tumbuh cepat. Kita dorong penyediaan listrik yang memang sumber dayanya ada di kita, misal batu bara nah itu kurang match antara yang diperkirakan dengan realisasi. Sehingga ada kondisi sekarang bahwa listrik kita ini sedikit berlebih di pulau Jawa," tambahnya.

Dengan begitu, saat ini pihaknya tengah mengelola supaya kondisi listrik yang berlebih tersebut bisa teratasi dengan berbagai cara. "Kita harus kelola ini bagaimana dengan beberapa cara untuk hal tersebut," tandasnya.

"Misal Jawa kami pastikan dulu bahwa yang masuk dalam sistem ini terpakai dulu kecuali untuk pensiun dini," katanya.

Dengan begitu, solusi setelahnya, lanjut Dadan, energi yang berasal dari batu bara akan diganti dengan energi yang rendah emisi, baru nantinya akan tergantikan dengan bauran EBT. "Setelah tercapai nanti pertumbuhan ini yang lebih ini akan masuk energi baru terbarukan setelahnya," tutup Dadan.


(pgr/pgr) Next Article Punya Energi Baru, RI Sudah Kocek Rp 590,73 Triliun

Tags


Related Articles
Recommendation
Most Popular