
Putin Blak-blakan Tuding Barat Jadi Dalang 'Kiamat Makanan'

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Presiden Rusia Vladimir Putin menuduh negara-negara Barat memutarbalikkan kesepakatan biji-bijian Laut Hitam yang telah kedaluwarsa untuk tujuan mereka sendiri. Dia menegaskan Rusia akan segera kembali ke perjanjian tersebut jika semua persyaratannya dipenuhi.
Pada Senin (17/7/2023), Moskow telah keluar dari kesepakatan, yang mengizinkan Ukraina setahun yang lalu untuk mengekspor biji-bijian dari pelabuhan Laut Hitam, untuk meredakan krisis pangan global.
Putin mengungkapkan sebuah memorandum paralel yang ditandatangani pada saat yang sama, yang dimaksudkan untuk memfasilitasi ekspor biji-bijian dan pupuk Rusia, telah diabaikan.
"Awalnya, esensi dari kesepakatan biji-bijian memiliki makna kemanusiaan yang sangat besar," kata Putin, dikutip dari Reuters, Kamis (20/7/2023).
"Barat telah sepenuhnya mengebiri dan memutarbalikkan esensi ini, dan alih-alih membantu negara-negara yang benar-benar membutuhkan, Barat menggunakan kesepakatan biji-bijian untuk pemerasan politik, dan sebagai tambahan ... menjadikannya alat untuk memperkaya perusahaan transnasional, spekulan di pasar biji-bijian global."
Dia menyatakan kembali posisi Moskow bahwa mereka akan kembali ke kesepakatan segera setelah Barat memenuhi lima tuntutan utamanya, yang disebutkan Putin:
- penerimaan kembali Bank Pertanian Rusia (Rosselkhozbank) ke sistem pembayaran SWIFT;
- dimulainya kembali ekspor mesin pertanian dan suku cadang ke Rusia;
- penghapusan pembatasan asuransi dan akses ke pelabuhan untuk kapal dan kargo Rusia;
- pemulihan pipa ekspor amonia yang sekarang rusak dari Togliatti Rusia ke Odesa di Ukraina;
- pembukaan blokir akun dan aktivitas keuangan perusahaan pupuk Rusia.
"Jika semua persyaratan ini terpenuhi, yang sebelumnya kami sepakati, itu bukan sesuatu yang saya temukan sekarang, tetapi segera setelah dipenuhi, kami akan segera kembali ke kesepakatan," kata Putin.
Sebelumnya, Kementerian Pertahanannya mengatakan Moskow sekarang akan mempertimbangkan semua kapal yang menuju ke pelabuhan Ukraina sebagai calon pengangkut kargo militer.
Selain itu, Kementerian Luar Negeri Rusia memberi PBB, yang menengahi kesepakatan biji-bijian bersama dengan Turki, tiga bulan untuk mengimplementasikan persyaratan memorandum jika ingin Rusia kembali ke kesepakatan biji-bijian.
(luc/luc) Next Article Nasib Dunia di Tangan Putin, 'Kiamat' Ini Sudah di Depan Mata
