
Listrik RI di 2030 Makin Hijau, Ini Datanya

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - PT PLN (Persero) terus berupaya untuk merealisasikan pencapaian target Net Zero Emission (NZE) pada 2060 mendatang. Hal tersebut dapat terlihat dari Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik (RUPTL) 2024-2033 yang tengah disusun perseroan.
Direktur Manajemen Risiko PT PLN (Persero) Suroso Isnandar mengatakan bahwa pihaknya terus membuka ruang seluas-luasnya untuk beralih menggunakan sumber energi baru dan terbarukan (EBT) dalam sektor kelistrikan. Bahkan pada 2030 mendatang, perusahaan menargetkan pembangkit listrik EBT yang terbangun dapat mencapai 21 Gigawatt (GW).
"Saat ini kami sedang merancang greenest RUPTL 2024-2033, yang merupakan produk Kementerian ESDM dan PLN, kami usulkan, sudah disetujui, 2030 nanti akan tambah 21 GW, 51,6% EBT, apakah ini cukup? belum kami ganti 800 MW batu bara jadi gas, kami belum puas," kata dia dalam acara Green Economic Forum 2024, Rabu (29/5/2024).
Suroso menjelaskan di dalam RUPTL sebelumnya, PLN sendiri telah berhasil menghapus pembangunan pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) batu bara berkapasitas 13 ribu MW. Selain itu, perusahaan juga berhasil mengganti PLTU berkapasitas 1,8 GW dengan menggunakan pembangkit listrik EBT.
"Itu yang sedang kami lakukan, pendataan holistik, sistematis, tekan emisi di batu bara,," kata dia.
Selain itu, PLN juga telah menerapkan penggunaan biomassa melalui teknologi co-firing untuk menekan emisi dari PLTU batu bara. Setidaknya kebutuhan biomassa untuk tahun ini yakni mencapai 2,2 juta ton dan pada tahun depan sebesar 10 juta ton.
"Pada intinya kami membangun suatu eksosistem yang menuju ramah lingkungan, agresif ini kami punya landasan yang jelas," kata dia.
(pgr/pgr) Next Article Emisi Karbon RI Bisa Tembus 1 Miliar Ton, Ini Langkah PLN
