²©²ÊÍøÕ¾

Kesaksian Sri Mulyani: Eskalasi Perang Dagang Gak Kaleng-Kaleng

Arrijal Rachman, ²©²ÊÍøÕ¾
04 June 2024 15:53
Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Selasa, (4/6/2024). (Tangkapan Layar Yotuube Banggar DPR RI)
Foto: Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati saat mengikuti Rapat Kerja dengan Badan Anggaran (Banggar) DPR RI pada Selasa, (4/6/2024). (Tangkapan Layar Yotuube Banggar DPR RI)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengungkapkan perang yang muncul di dunia tidak hanya perang fisik saja, tetapi juga perang dagang. Menurutnya, perang dagang saat ini tidak main-main karena eskalasinya sangat luar biasa.

"Dilihat dari restriksi dagang, yang dilakukan atau diberlakukan antar negara, antara blok di Amerika dan RRT," kata Sri Mulyani dalam rapat dengan Badan Anggaran (Banggar), Selasa (4/6/2024).

Pada 2019, kata Sri Mulyani ada 982 restriksi perdagangan baru yang muncul. Jumlahnya bertambah menjadi 2.491 restriksi pada 2022. Kemudian, restriksi perdagangan bertambah lagi menjadi 3.000 restriksi yang diberlakukan. Salah satu contohnya, pemberlakukan tarif bagi mobil listrik (Electric Vehicle) asal China oleh pemerintah Amerika Serikat (AS).

"Dan nilainya enggak kaleng-kaleng, kalau seperti tarif yang diberlakukan oleh pemerintah Biden ke produk Electric Vehicle, China itu 4 kali lipatnya artinya mencapai 100%," ungkapnya.

Tentu saja, kondisi ini menimbulkan disrupsi. Di sisi lain, dunia juga mengakomodir industrial policy. Jika dulu hal ini menjadi tabu, Sri Mulyani mengatakan praktik ini sekarang normal.

"Negara memberlakukan industrial policy untuk men-secure (mengamankan) ekonomi dan industrinya masing-masing," kata Sri Mulyani.

Contoh industrial policy adalah chip act atau undang-undang semikonduktor dan Inflation Reduction Act (IRA) di AS. IRA dari namanya, kata Sri Mulyani, tampak seperti kebijakan menurunkan inflasi, tetapi sebenarnya aturan tersebut untuk onshoring investasi asing dari negara lain, terutama China, kembali ke AS.

"Dan untuk men-secure (mengamankan) supply chain atau rantai pasok industri-industri strategis," tegasnya.


(haa/haa) Next Article Sri Mulyani Soroti Sederet Risiko yang Hantui Investasi RI di 2025

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular