²©²ÊÍøÕ¾

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Perdana Menteri India, Narendra Modi, tampaknya siap untuk memenangkan masa jabatan ketiganya. Namun hasil pemilu awal menunjukkan bahwa ia belum meraih kemenangan telak seperti yang diperkirakan banyak orang.

Pada Selasa (4/6/2024) sore, dengan setengah dari 640 juta suara telah dihitung, hasil awal menunjukkan bahwa partai Bharatiya Janata (BJP) yang dipimpin Modi dan sekutu politiknya telah memenangkan 290 kursi, cukup untuk membentuk pemerintahan mayoritas untuk memerintah selama lima tahun ke depan.

Namun, itu merupakan penurunan dari kemenangan mereka pada 2019. BJP akan kehilangan hampir 70 daerah pemilihan dan hanya memenangkan 240 kursi, yang berarti mereka harus bergantung pada mitra aliansinya untuk meraih 272 kursi mayoritas.

Pilihan Redaksi Tiba-Tiba Zelensky Beri Pesan Menohok ke Israel, Ada Apa? Pemilu India Pecahkan Rekor Dunia, Terungkap Ini Pemenangnya Terungkap Taktik Putin dan Arena Perang Rusia, Bikin Pening Ukraina

Hasil yang diperoleh sejauh ini sangat berbeda dengan dua pertiga mayoritas yang diperkirakan dalam jajak pendapat pada akhir pekan lalu.

Sementara itu, aliansi oposisi, yang disingkat INDIA, tampaknya jauh melampaui ekspektasi, secara kolektif memenangkan 234 kursi, menurut penghitungan awal. Aliansi tersebut, yang terdiri dari lebih dari 20 partai oposisi nasional dan regional, berkumpul untuk pertama kalinya dalam pemilu kali ini dengan tujuan mengalahkan Modi, yang telah berkuasa sejak 2014.

Hasil awal ini merupakan kemenangan tersendiri bagi partai oposisi utama di negara tersebut dan saingan utama BJP, Kongres Nasional India, yang kalah secara signifikan dalam dua pemilu sebelumnya dari Modi dan menghadapi pertanyaan tentang masa depannya sebagai sebuah partai. Namun, tampaknya Partai Kongres berhasil menggandakan kursinya pada pemilu kali ini.

Jika hasil pemilu tetap konsisten seiring dengan berlanjutnya penghitungan suara, hal ini akan berdampak signifikan terhadap lanskap politik India setelah pemilu. Sejak terpilih satu dekade yang lalu, Modi dan partai nasionalis Hindu BJP telah menikmati mayoritas yang kuat, sementara oposisi - khususnya partai Kongres - dipandang lemah dan tidak mampu melawan kekuatan BJP.

Namun, sebagaimana dilansir The Guardian, koalisi INDIA terbukti lebih tangguh dari perkiraan banyak analis dan didorong oleh kinerja kuat partai-partai regional seperti partai Samajwadi di Uttar Pradesh, Kongres Trinamool di Benggala Barat, dan partai Dravida Munnetra Kazhagam di Tamil Nadu.

Salah satu kejutan terbesar dari hasil pemilu awal adalah kekalahan nyata yang dihadapi BJP di Uttar Pradesh, negara bagian terpadat dan penting secara politik di negara itu, yang memiliki 80 kursi dan dipandang sebagai penentu arah bagi seluruh negara bagian.

Penghitungan awal menunjukkan bahwa aliansi INDIA lebih unggul dibandingkan aliansi BJP, dengan partai-partai memperoleh lebih dari 30 kursi.

Setelah pemilu, nampaknya Modi harus menghadapi oposisi yang lebih kuat dan lebih militan dibandingkan dekade sebelumnya. Hasil penelitian ini juga menunjukkan bahwa "gelombang Modi" telah terhambat oleh permasalahan seperti tingginya angka pengangguran dan inflasi.

BJP kemungkinan masih akan memperoleh mayoritas suara, yang berarti mereka dapat dengan bebas mengikuti agenda nasionalis Hindu andalan Modi dan perubahan ekonomi pada masa jabatan ketiganya.

Namun, tanpa dua pertiga mayoritas di parlemen yang dicita-citakan partai tersebut, partai tersebut tidak akan mampu mengamendemen konstitusi sekuler India, seperti yang dikhawatirkan banyak orang.

(luc/luc) Next Article Pemilu Terbesar di Dunia Siap Digelar, Peserta Hampir 5 Kali RI!