Strategi RI Ini Sukses Bisa Jaga Stabilitas Harga CPO

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Direktur Jenderal Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Eniya Listiani Dewi mengatakan, penerapan bahan bakar B40 atau biodiesel B40% mampu menjaga stabilitas harga Crude Palm Oil (CPO). Campuran Bahan Bakar Nabati (BBN) ke dalam Bahan Bakar Minyak (BBM) jenis Minyak Solar sebesar 40% ini juga menjadi strategi dalam menjaga stabilitas harga tersebut.
"Dan kalau kita lihat rata-rata harga CPO ini makin lama trennya makin naik dan dengan adanya biodiesel ini kita bisa menjaga stabilitas harga," ungkap dia dalam Special Dialogue Strategi Meningkatkan Daya Saing Kelapa Sawit Indonesia Melalui Hilirisasi, Kamis (6/6/2024).
Untuk itu, Eniya menegaskan pemanfaatan CPO untuk biodiesel memerlukan pasar yang masif. Sedangkan dalam porsinya, pemanfaatan biodiesel juga perlu dijaga sehingga tidak bertentangan dengan minyak untuk konsumsi dan kimia.
"Dan kalau kita melihat porsinya, pemanfaatan biodiesel ini juga dijaga. Jadi tidak bertentangan dengan bagian dari oil untuk pangan, juga oil chemical, dan untuk bisa mengurangi porsi ekspor," papar dia.
Di samping biodiesel, lanjut dia, sektor transportasi juga akan menerapkan penggunaan bahan bakar terbarukan lainnya seperti biogas.
"Biofuel lain juga perlu kita upayakan menjadi salah satu sektor penurunan emisi yang diupayakan untuk mencapai target tersebut," tegas Eniya.
Sebelumnya Gabungan Pengusaha Kelapa Sawit Indonesia (Gapki) memprediksi ekspor minyak sawit mengalami penurunan tahun ini. Hal ini didorong oleh adanya potensi peningkatan konsumsi jika program biodiesel B40 diterapkan.
Laju ekspor minyak sawit tercatat mengalami penurunan sejak 2019 lalu. Di mana pada saat itu, volume ekspor mencapai 37,4 juta ton, yang kemudian turun menjadi 34 juta ton pada 2020.
Tren penurunan ini terus berlanjut pada 2021, di mana volume ekspor di 2021 hanya mencapai 33,6 juta ton, kemudian pada 2022 naik tipis menjadi 33,9 juta ton.Â
(bul/bul) Next Article Konsumsi Minyak Sawit RI Tahun 2024 Diprediksi Naik 2 Juta Ton Lebih
