²©²ÊÍøÕ¾

Kantor Moeldoko Ungkap Fakta Tersembunyi Manufaktur RI, Pantas Ambruk

Damiana, ²©²ÊÍøÕ¾
07 October 2024 17:10
Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)
Foto: Suasana kondisi ribuan alat mesin jahit yang ditutup kain dan tidakk terpakai di kawasan pabrik garmen, Kabupaten, Bogor, Kamis, (13/6/2024). (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Purchasing Managers' Index (PMI) Manufaktur RI untuk bulan September 2024 dilaporkan terkontraksi ke level 49,2. Ini melanjutkan kali ketiga kontraksi PMI Manufaktur RI secara berturut-turut di tahun 2024.

Mengutip data yang dirilis S&P Global, berturut-turut PMI Manufaktur di bulan Juli-September 2024 adalah 49,3, lalu 48,9, dan 49,2.

Catatan Tim ²©²ÊÍøÕ¾ Research menunjukkan, terakhir kali Indonesia mencatat kontraksi manufaktur selama tiga bulan beruntun adalah pada awal pandemi Covid-19 2020 atau empat tahun lalu. Kala itu, aktivitas ekonomi memang dipaksa berhenti untuk mengurangi penyebaran virus.

Sementara itu, Kementerian Perindustrian (Kemenperin) melaporkan, perlambatan ekonomi masih berlanjut hingga akhir triwulan III tahun 2024. Dan menekan perekonomian Indonesia, khsusunya industri manufaktur.

Hal itu tergambar dari data Indeks Kepercayaan Industri (IKI) bulan September 2024 yang melambat 0,03 poin menjadi 52,48 dibandingkan September 2023 lalu. Dan, hanya naik 0,03 poin dari posisi IKI bulan Agustus 2024 yang tercatat di 52,40.

Di sisi lain, gelombang pemutusan hubungan kerja (PHK) di pabrik-pabrik nasional, terutama industri tekstil dan produk tekstil (TPT) ternyata masih berlanjut.

Salah satu serikat pekerja nasional, Konfederasi Serikat Pekerja Nusantara (KSPN) mencatat, sejak awal tahun 2024 sudah ada 15.114 orang pekerja yang jadi korban PHK pabrik TPT nasional. Data itu baru mencakup pekerja yang tergabung KSPN.

Sementara, jika mengutip data Kementerian Ketenagakerjaan (Kemnaker), per September 2024, total korban PHK tahun ini sudah mencapai 52.993 tenaga kerja.

Di tengah perkembangan tersebut, Deputi III Kepala Staf Kepresidenan (KSP) Edy Priyono mengungkapkan fakta di balik lemahnya manufaktur nasional.

Dalam Seminar Nasional - Evaluasi 1 Dekade Pemerintahan Jokowi yang ditayangkan kanal Youtube INDEF, Kamis (3/10/2024), Edy mengungkapkan, sektor industri nasional mengalami gejala deindustrialisasi.

Bahkan, telah terjadi deindustrialisasi dini.

Dia memaparkan, deindustrialsiasi dini sebenarnya sudah terjadi sejak tahun 2001.

Selama 10 tahun pemerintahan, pertumbuhan industri manufaktur selalu di bawah pertumbuhan ekonomi. Sehingga, kontribusi manufaktur terus menurun hingga pada tahun 2023 hanya 18,67%.

"PMI Manufaktur kita belakangan ini selalu di zona kontraktif, di bawah 50. Jadi, kita punya masalah di sektor industri," katanya, dikutip Senin (7/10/2024).

"Secara alamiah, proses transformasi perekonomian itu tadinya didominasi pertanian berganti sektor industri, kemudian tahap akhir sketor jasa. Biasanya, ketika dominasi sektor jassa terjadi, industrinya stabil. Tapi di kita, industrinya justru menurun. Sehingga kontribusinya terhadap PDB semakin turun," tambah Edy.

Dia mengatakan, proses transformasi dari industri ke jasa terjadi ketika industri belum mencapai level mature.

"Akibatnya, industri kita sudah nggak kompetitif lagi. Sementara sektor jasa berkembang, namun jasa ini boleh dikatakan yang tidak menambah kesejahteraan. Ini menjadi tantangan tersendiri," pungkas Edy.


(dce/dce) Next Article Video: Ekonom Nilai Pemerintah 'Gagal' Cegah Deindustrialisasi Dini

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular