²©²ÊÍøÕ¾

Sectoral Insight

Rentetan 'Dosa' Awal SVB Terungkap, Ini Kronologi Lengkapnya

Robertus Andrianto, ²©²ÊÍøÕ¾
21 March 2023 12:00
GLOBAL-BANKS/SVB
Foto: REUTERS/BRIAN SNYDER
  • Krisis SVBÌýmengguncang duniaÌýdan kini menjalar ke Eropa
  • Krisis SVBÌýtelah menimbulkan kekhawatiran nasabah dan investor mengenai sistem perbankan
  • Krisis SVBÌýjuga membuat saham-saham bank dunia jatuh

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Carut marut perbankan, Bank Silicon Valley (SVB) bangkrut dan Credit Suisse ambruk, tidak terjadi dalam semalam, tapi sudah sejak awal tahun.

Bahkan jika lebih jauh ini ada kaitannya dengan kenaikan suku bunga Bank Sentral Amerika Serikat (Federal Reserves/The Fed) yang masif.ÌýKetika The Fed mulai menaikkan suku bunga tahun lalu, modal ventura mengering, membuat investor "kebakaran".

Akibatnya terjadi penarikan dana besar-besaran di SVB. Untuk memenuhi likuiditas penarikan, SVB terpaksa menjual beberapa obligasi pemerintahnya dengan kerugian. Inilah yang membuat SVB ambruk.

Berikut urutan waktu per tanggal yang menggambarkan kegaduhan perbankan AS plus Credit Suisse.

24 Februari: KPMG menandatangani laporan audit, SVB Financial, perusahaan induk Silicon Valley Bank, isinya adalah perusahaan tersebut tergolong sehat 2022.

Pada tahun itu, simpanan bank mencapai puncaknya pada akhir kuartal pertama setelah melonjak 86% dibandingkan 2021. Namun pada bulan-bulan berikutnya, simpanan mulai turun sebesar US$25 miliar, atau 13%, karena Federal Reserve menaikkan suku bunga.

8 Maret: Silicon Valley Bank mengumumkan membukukan kerugian US$1,8 miliar setelah menjual beberapa investasinya untuk menutup penarikan dana yang meningkat.

Bank mengatakan penarikan tersebut membuat simpanan pada akhir bulan Februari lebih rendah dari yang diharapkan. Uang yang bisa terkumpul untuk memenuhi likuiditas adalah senilai US$2,25 miliar dengan menjual saham biasa dan saham preferen.

Moody menurunkan rating SVB Financial beberapa jam kemudian.

9 Maret: Saham SVB Financial ambruk saat pasar dibuka. Saham empat bank terbesar AS ikut merosot di tengah kekhawatiran bank lain mengalami nasib yang sama dengan SVB.

Penurunan hari itu mengurangi total nilai pasar dari JPMorgan Chase, Bank of America, Wells Fargo, dan Citigroup sebesar $52 miliar.

Saat kepanikan menyebar perusahaan modal ventura mulai menarik uang mereka dari SVB dan mendesak perusahaan portofolio mereka untuk melakukan hal yang sama. Pada saat Bank Silicon Valley tutup pada hari itu, para deposan telah berusaha untuk menarik US$42 miliar.

10 Maret: Perdagangan saham SVB dihentikan Jumat pagi setelah aksi jual pre-market. Segera setelah itu, regulator federal mengumumkan bahwa mereka telah mengambil alih bank.

Ini adalah kegagalan bank terbesar kedua dalam sejarah AS, setelah keruntuhan Washington Mutual selama puncak krisis keuangan 2008.

FDIC mengatakan simpanan yang diasuransikan pelanggan akan tersedia pada Senin waktu itu. Akan tetapi tidak disebutkan kapan deposan yang tidak diasuransikan akan mendapatkan kembali uangnya.

11-12 Maret: Selama akhir pekan, perusahaan rintisan teknologi berebut untuk mengatur sumber pendanaan untuk penggajian dan operasi sehari-hari lainnya dengan simpanan mereka tertahan di bank yang gagal.

12 Maret: Karena kekhawatiran bank run menyebar ke bank lain, regulator federal pada hari Minggu mengungkap langkah-langkah darurat untuk membendung dampak dari kegagalan SVB.

Mereka mengumumkan bahwa mereka telah menguasai bank kedua, Signature Bank, menjadikannya kegagalan bank terbesar ketiga dalam sejarah AS. Regulator mengatakan pelanggan kedua bank akan mendapatkan semua uang mereka kembali. Mereka juga mengumumkan program pinjaman baru untuk bank.

13 Maret: Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Biden berupaya memulihkan kepercayaan pada sistem keuangan dan menekankan bahwa sistem perbankan aman. Saham First Republic dan saham bank regional lainnya terus merosot.

14 Maret: Departemen Kehakiman dan Securities and Exchange Commission sedang menyelidiki keruntuhan SVB dalam penyelidikan terpisah, mengutip The Wall Street Journal. Sementara itu, Federal Reserve meninjau kembali sejumlah aturannya terkait dengan bank menengah.

15 Maret: Credit Suisse Group melihat sahamnya mencapai titik terendah baru karena kekhawatiran tentang sistem keuangan menyebar ke seluruh Atlantik. Saham bank Eropa lainnya terpukul, termasuk Société Générale Perancis dan BNP Paribas dan Deutsche Bank Jerman.

Saham bank regional AS meluncur lagi. S&P Global Ratings menurunkan peringkat kredit First Republic ke status "sampah", dengan alasan meningkatnya risiko aliran keluar simpanan dan tekanan profitabilitas.

Sore harinya, Credit Suisse mengatakan akan meminjam hingga 50 miliar FHR Swiss, setara dengan US$53,7 miliar, dari bank sentral Swiss untuk menopang likuiditasnya.

16 Maret: Saham Credit Suisse melonjak, menghentikan penurunan beruntun, setelah pengumuman pinjaman bank.

Saham First Republic juga berubah positif setelah bank-bank terbesar di AS sedang mendiskusikan penyelamatan bersama untuk menopang likuiditas pemberi pinjaman. Regulator federal kemudian mengumumkan bahwa 11 bank telah mendepositokan US$30 miliar di First Republic.

17 Maret: Kenaikan hari sebelumnya berumur pendek dan saham First Republic jatuh lagi untuk mengakhiri rekor minggu terburuk mereka, mencerminkan kepanikan investor yang khawatir masalah bank belum sepenuhnya teratasi. Saham Credit Suisse juga turun, meski ada bantuan dari bank sentral Swiss.

18 Maret: Grup UBS mendekati kesepakatan untuk mengambil alih Credit Suisse, bagian dari upaya mendesak otoritas Swiss dan global untuk memulihkan kepercayaan pada sistem perbankan. UBS adalah bank terbesar berdasarkan aset di Swiss dan telah lama dipandang sebagai bagian dari solusi yang didukung negara untuk Credit Suisse, bank aset terbesar kedua di negara itu.

19 Maret: UBS setuju untuk mengambil alih saingannya Credit Suisse dengan nilai lebih dari US$3 miliar dalam kesepakatan yang dirancang oleh regulator Swiss. Megamerger mewakili dimensi global baru dalam kekacauan perbankan yang dipicu oleh keruntuhan Silicon Valley Bank.

20 Maret: CEO JPMorgan Chase & Co. Jamie Dimon memimpin diskusi dengan kepala eksekutif bank besar lainnya tentang upaya baru untuk menstabilkan First Republic. Saham First Republic melanjutkan penurunannya, ditutup turun 47%.

Ìý

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular