²©²ÊÍøÕ¾

Sectoral Insight

Pelajaran dari SVB: Trust Nasabah Lenyap dalam Sekejap

mae, ²©²ÊÍøÕ¾
27 March 2023 15:25
Silicon Valley Bank
Foto: REUTERS/NATHAN FRANDINO
  • Amerika Serikat tengah digoyang krisis perbankan setelah tiga bank mereka kolaps
  • KolapsnyaÌýtiga bank di AS mengungkap sejumlah persoalan mulai dari tingkat suku bunga yang tinggi hingga trust
  • Lunturnya trust nasabah memicu terjadinya bank run

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Kolapsnya tiga bank di Amerika Serikat (AS) pada bulan ini mengungkap sejumlah persoalan mulai dari tingginya suku bunga acuan hingga lemahnya kepercayaan masyarakat terhadap sistem perbankan.

Tiga bank AS kolaps dalam waktu berdekatan yakni Silicon Valley Bank (SVB), Silvergate Bank, dan Signature Bank.

Belum juga krisis tersebut usai, bank-bank di Eropa juga menghadapi persoalan besar dalam kinerjanya, yakni Credit SuisseÌýdanÌýDeutsche Bank AG.

Banyaknya bank yang bermasalah dengan cepat menimbulkan kekhawatiran jika Krisis Keuangan Global pada 2008/2009 terulang.

Krisis perbankan yang mengguncang AS semula banyak dikaitkan dengan kebijakan ketat bank sentral AS The Federal Reserve (The Fed).

Persoalan krisis bisa ditarik panjang dari awal pandemi Covid-19. Untuk memitigasi krisis, bank sentral dan pemerintah membanjiri dunia usaha dengan dana murah dan beragam stimulus.

The Fed, misalnya, memangkas suku bunga acuan hingga 150 bps ke level terendahnya di 0-,025% per Maret 2020.

Suku bunga rendah dan uang murah kemudian menjadi berkah bagi industri kripto dan perusahaan startup untuk menambah modal hingga ekspansi.

Bank-bank di Amerika juga menumpuk obligasi pemerintah sebagai aset.Nilai obligasi surat utang pemerintah AS yang dimiliki bank-bank AS menembus US$ 4,4 triliun, 19% dari aset perbankan secara keseluruhan.

Jumlah tersebut melonjak tajam dibandingkan per 2005 yang hanya US$ 1 triliun.

Persoalan muncul setelah inflasi AS dan global melonjak. The Fed menaikkan suku bunga secara agresif sebesar 475 basis points (bps) menjadi 4,75-5,0% hanya dalam kurun waktu setahun terakhir.

Suku bunga dengan cepat naik setelah ekonomi dibanjiri dana murah dan beragam stimulus selama awal pandemi Covid-19.

Menyusul kenaikan bunga yang terlalu cepat, banyak perusahaan yang kemudian berjuang akibat naiknya ongkos pinjaman.

Bank seperti SVB juga harus berjuang untuk menyeimbangkan neraca mereka setelah pembelian surat utang secara besar-besaran.ÌýSVB kemudian berusaha mengumpulkan dana sebesar US$ 2,25 miliar/

Langkah tersebut kemudian malah menimbulkan kekhawatiran investor. Kepercayaan nasabah dan investor turun sehingga mereka malah memutuskan menarik dana. Akibatnya terjadilah bank run atau penarikan danaÌý besar-besaran.

Jumlah dana yang ditarik dari SVB menembus US$ 42 miliar dalam waktu kurang lebih 10 jam atau US$ 4,2 miliar per jam.

Bank run dengan jumlah tersebut hanya kalah dari Washington Mutual Bank pada 2008 di mana penarikan dananya menembus US$ 16,7 miliar dalam 10 hari.

Thomas Jordan, chairman Swiss National Bank, menjelaskan ada persoalan 'trust' atau kepercayaan dibalik aksi bank run.ÌýJordan juga membantah jika kemudahan teknologi menjadi salah satu alasan bank run.

Sebelumnya, sejumlah analis menilai kecepatan dan kemudahan teknologi ikut andil besar dalam kejatuhan SVB ataupun Signature Bank.

Teknologi memungkinkan nasabah menarik dananya dengan cepat di manapun dan kapanpun. Sementara itu, teknologi digital melalui media sosial (medsos) membuat kepanikan nasabah menyebar dengan cepat.

"Saya tidak percaya jika mobile banking menjadi salah satu penyebabnya. Ini adalah persoalan kurangnya kepercayaan," tutur Jordan, dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International.

Jordan menjelaskan bank run sudah kerap terjadi pada masa lalu, jauh sebelum teknologi hadir.

Kepercayaan nasabah belum juga balik bahkan setelah Presiden AS Joe BidenÌýmenenangkan warganya bahwa sistem perbankan AS tangguh dan dana mereka dijamin kembali.

Bank run bahkan sudah pernah terjadi pada 1837 hingga era The Great Depression pada 1930an.

Sebagai catatan, sektor perbankan Indonesia juga pernah digoyang bank run beberapa kali. Kasus terbesar adalah yang pernah menimpa PT Bank Central Asia (BCA) pada 1997.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular