
Pernah Terseret Kasus Pajak, Saham Bank Panin Tak Menarik?

- Terseret kasus pajak, KPK menyebut temuan bayar pajak PT Bank Pan Indonesia (Bank Panin) pada Desember 2017 sebesar Rp926 miliar tetapi ditawar agar hanya wajib membayar pajak sebesar Rp300 miliar saja.
- Harga saham PNBN murah dengan PBV di bawah 1 tapi pendapatannya terus turun.
- Akuisisi PNBN oleh perbankan asal Jepang yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) yang belum pasti hingga saat ini
Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Salah satu emiten perbankan PT Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) atau yang sering dikenal dengan Bank Panin pernah terseret kasus pajak. November lalu KPK menyebut temuan bayar pajak PT Bank Pan Indonesia (Bank Panin) pada Desember 2017 sebesar Rp926 miliar tetapi ditawar agar hanya wajib membayar pajak sebesar Rp300 miliar saja.
Sentimen negatif pun terus menghantui dan membuat harga saham PNBN terus menurun. Diketahui pada perdagangan Senin (27/3/2023) harga saham PNBN di tutup di harga Rp1.390 atau turun 1,77%.
PNBN diketahui sudah listing sejak 29 Desember 1982 dengan harga IPO Rp3.475.
Jika melihat dalam empat tahun ke belakang, pendapatan PNBN sudah turun sejak 2019 hingga penutupan buku tahun 2022.
Lalu bagaimanakah prospek bisnis PNBN ke depan? Mari simak.
Pertumbuhan laba
Dapat dilihat secara pertumbuhan laba pada total laba bersih tahun berjalan naik turunnya begitu fluktuatif. Namun untuk secara pendapatan justru turun sejak lima tahun terakhir. Secara beban pokok pendapatan juga menurun, namun turunnya tak seimbang dengan pendapatannya. Sehingga pada hasil laba kotornya terus meningkat meskipun pendapatannya turun. Hal ini berarti PNBN melakukan efisiensi biaya yang cukup tinggi.
Pada laba tahun berjalan 2022 melesat 80% disebabkan penurunan beban operasional selain bunga, sejalan dengan semakin baiknya kualitas kredit yang diberikan perseroan, meskipun secara pendapatan menurun.
Jika melihat dari pendapatannya, terjadi penurunan pada pendapatan bunga yang diperoleh. Dimana pendapatan bunga yang diperoleh berasal dari obligasi/sukuk, surat utang jangka menengah, reksadana, giro, deposito, tabungan, kredit/pinjaman, wesel tagih, pembiayaan konsumen.
Untuk beban bunga terjadi penurunan, dimana terdiri dari liabilitas pada simpanan berupa deposito berjangka, tabungan, giro, call money. Kemudian juga ada surat berharga seperti obligasi dan surat utang jangka menengah. Selain itu juga pinjaman diterima dan liabilitas sewa.
Diketahui DER pada PNBN mencapai 341,17%. DER perbankan rata-rata memang tinggi, karena di dalam liabilitas terdapat simpanan dana nasabah.
Dimana dalam liabilitas simpanan terdapat pihak berelasi dan pihak ketiga yang di dalamnya terdapat produk giro, tabungan dan deposito.
Dimana pihak berelasi adalah manajemen, keluarga dan pemilik. Untuk pihak ketiga adalah masyarakat.
Rasio Keuangan
Secara harga kewajaran PNBN masih terbilang undervalued alias murah dengan PBV di bawah 1.
Untuk Return on Equity PNBN berada di angka yang baik di 6.79%. Dimana ROE perbankan bisa dibilang baik jika berada di atas 3%. Dimana dalam pengelolaan modal terhadap laba bersihnya sudah cukup baik.
Kemudian untuk Return on Asset (ROA) PNBN berada di angka yang cukup buruk di 1,83%. Dimana ROA perbankan bisa dibilang baik jika berada di atas 20%. Dimana dalam pengelolaan aset terhadap laba bersihnya masih kurang efisien.
Secara Net Interest Margin (NIM) PNBN berada di angka 5,20%. NIM perbankan bisa dikatakan baik jika di atas 6% sesuai standar Bank Indonesia. Maka dalam hal ini NIM PNBN hampir mendekati ideal. Semakin besar NIM maka meningkatnya pendapatan bunga atas aktiva produktif yang dikelola bank sehingga kemungkinan suatu bank dalam kondisi bermasalah semakin kecil. Dimana NIM merupakan rasio yang dipakai untuk mengukur tingkat profitabilitas. Rasio ini secara garis besar merupakan perbandingan antara pendapatan bunga yang diterima bank dan bunga yang dibayarkan kepada pemilik dana yang dihimpun bank.
Biaya Operasional dengan Pendapatan Operasionalnya (BOPO) PNBN berada di angka cukup baik di 74,76%. Menurut ketentuan Bank Indonesia (BI), standar BOPO perbankan adalah maksimal 90%. Jika rasio BOPO melebihi 90%, bank dianggap tidak efisien dalam menjalankan operasionalnya. Rasio BOPO adalah rasio yang membandingkan beban operasional dengan pendapatan operasional, dengan tujuan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan perusahaan dalam mengelola beban operasional agar tidak meningkat.
Kemudian Loan to Deposit Ratio (LDR) PNBN berada di angka ideal di 91,67%. Dimana angka ideal LDR berada di 80%-90%. LDR adalah rasio antara besarnya seluruh volume kredit yang disalurkan oleh bank dan jumlah penerimaan dana dari berbagai sumber. Atau sederhananya melihat besarnya jumlah pinjaman dengan dana simpanannya. Jika LDR semakin tinggi berarti pendapatan dari kreditnya tinggi.
Bisnis
PT. Bank Pan Indonesia Tbk (PNBN) bergerak di bidang perbankan umum baik di Indonesia maupun di luar negeri. Bank Panin merupakan bagian dari Grup Panin yang induk perusahaan utamanya adalah PT. Panin Investment.
Berdasarkan laporan keuangan Bank Panin, Mu'min Ali Gunawan adalah salah satu pemegang saham di PT Panin Financial Tbk. (PNLF) bersama dengan pengendali Gunadi Gunawan, Muljadi Koesumo, dan Tidjan Ananto.
Prospek Bisnis
PNBNÂ dikabarkan akan diakusisi oleh perbankan asal Jepang yakni Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG). Kabar tersebut sudah beredar sejak tahun lalu. Namun hingga saat ini memang belum ada kelanjutan apakah MUFG akan melanjutkan akuisisi PNBN atau tidak.
Mitsubishi UFJ Financial Group (MUFG) adalah salah satu grup jasa keuangan terbesar di dunia, dengan jaringan global yang mencakup sekitar 2.600 lokasi di lebih dari 50 pasar. Diketahui MUFG sebelumnya telah mengakuisisi PT Bank Danamon Tbk (BDMN).
Namun, diketahui setelah MUFG membeli saham BDMN justru harga BDMN anjlok dari Rp9000 hingga saat ini ke Rp2800.
Apakah PNBN bisa bernasib sama dengan pergerakan saham BDMN yang turun tajam setelah diakuisisi oleh MUFG? Mari lihat nanti.
Namun jika MUFG bergabung dengan PNBN akan dapat menopang kinerja dari PNBN baik secara ekspansi dan meningkatkan likuiditas.
Pergerakan harga saham PNBN secara major masih mengalami tren penurunan. Bahkan di saat labanya melesat tapi justru pasar belum memberikan apresiasi. Salah satu penyebabnya meningkatnya laba Perseroan tidak diimbangi dengan meningkatnya pendapatan.
Layak Beli Atau Tidak
Laba bersih PNBN meningkat 80% tetapi tidak di dorong dengan kenaikan pendapatan. Sehingga harga saham PNBN belum menunjukkan kenaikan. PNBN juga belum memberikan informasi ekspansi bisnis di tahun 2023. Hanya rumor akuisisi oleh bank asal Jepang MUFG yang hingga sampai saat ini belum jelas kelanjutannya.
Selain itu, kasus suap pajak yang membuat sentimen negatif Bank Panin sehingga menyebabkan pelaku pasar belum ingin mengapresiasi harga saham PNBN di kala kenaikan laba. Sehingga PNBN belum cukup menarik saat ini sampai keputusan MUFG mengakuisisi PNBN.
Sanggahan: Artikel ini adalah produk jurnalistik berupa pandangan ²©²ÊÍøÕ¾ Research. Analisis ini tidak bertujuan mengajak pembaca untuk membeli, menahan, atau menjual produk atau sektor investasi terkait. Keputusan sepenuhnya ada pada diri pembaca, sehingga kami tidak bertanggung jawab terhadap segala kerugian maupun keuntungan yang timbul dari keputusan tersebut.
²©²ÊÍøÕ¾Â INDONESIA RESEARCH
(saw/saw)