²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Bukan Omong Kosong! Ini Bukti Proyek Kebanggaan Jokowi Untung

Aulia Mutiara Hatia Putri, ²©²ÊÍøÕ¾
14 August 2023 09:30
Berbuah Manis, Jokowi Ketiban Rejeki Nomplok Rp510 Triliun
Foto: Infografis/Berbuah Manis, Jokowi Ketiban Rejeki Nomplok Rp510 Triliun/Aristya Rahadian
  • Hilirisasi merupakan proyek kebanggaan pemerintah dan menjadi arah kebijakan pemerintah untuk dapat meningkatkan nilai tambah dalam negeri.
  • Meskipun menghadapi jalan terjal Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan mundur untuk melanjutkan program hilirisasi.
  • Hilirisasi memberi berkah kepada Indonesia dalam bentuk kenaikan ekspor 

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Indonesia kini tengah menggenjot hilirisasi nikel di dalam negeri. Demi tujuan itu, pemerintah pun tak segan untuk melarang ekspor bijih nikel sejak awal 2020 lalu dan direncanakan akan berlanjut pada komoditas lain. Namun, jalan sangat terjal hingga saat ini masih harus dihadapi Indonesia.

Tampaknya banyak negara-negara maju yang tak senang dengan tujuan Indonesia. Bukan hanya masalah dengan WTO, negara lain ramai serang Indonesia atas mimpi indah Indonesia melakukan hiirisasi.

Meski jalannya berat, Presiden Joko Widodo (Jokowi) dengan tegas mengatakan Pemerintah Indonesia tidak akan mundur untuk melanjutkan program hilirisasi meskipun sejumlah negara dan organisasi internasional kompak "menyerang" kebijakan RI.

Kritikan dari dalam negerijuga menyeruak. Penerapan hilirisasi nyatanya mendapatkan antitesa di dalam negeri. Antitesaini diungkapkan ekonom senior, Faisal Basri.

Hal ini berawal dari kritikan Faisal terhadap kebijakan hilirisasi nikel yang dinilainya hanya menguntungkan industrialisasi China. Apalagi kalau hilirisasi yang dilakukan baru sebatas produk Nickel Pig Iron (NPI) dan feronikel.

Namun, Presiden Jokowi menegaskan, pemerintah tidak akan menghentikan kebijakan menuju industrialisasi dan hilirisasi komoditas mentah. Pasalnya, kebijakan ini akan memberikan nilai tambah besar untuk negara ini.

Hilirisasi nikel akhirnya membawa Indonesia mendapatkan keuntungan lebih besar, bahkan mencapai Rp 510 triliun dari sebelum hilirisasi ini berjalan, Indonesia hanya bisa mendapatkan nilai ekspor sebesar Rp 17 triliun.

Presiden juga sempat mengungkapkan dampak hilirisasi nikel yang sudah dijalankan Indonesia sudah menyerap lapangan kerja jauh berlipat-lipat dibandingkan ketika hanya menjual mineral mentah.

Hilirisasi Berkah Bagi Indonesia

Sejak dua tahun terakhir, industri pertambangan nasional mengalami lompatan cukup tinggi. Hal ini berkat komitmen pemerintah yang serius untuk melakukan hilirisasi bahan tambang. Secara bertahap, pemerintah terus melakukan penghentian ekspor bahan tambang mentah, dimulai dari nikel, bauksit, timah, hingga alumina.

Hilirisasi merupakan strategi pemerintah guna meningkatkan nilai tambah komoditas yang dimiliki suatu negara. Sepertinya pemerintah betul-betul meyakini bahwa hilirisasi akan menjadi lompatan besar peradaban negara. Sebab, Indonesia dinilai sudah lama bergantung pada komoditas mentah yang kurang memiliki nilai tambah.

Dengan rencana hilirisasi pertambangan dan ekosistem kendaraan listrik, nikel Indonesia kini menjadi primadona. Seperti diketahui, nikel menjadi bahan baku utama dalam pembuatan baterai kendaraan listrik.

Sebagaimana diketahui, kebijakan pemerintah untuk fokus mendorong hilirisasi nikel mulai membuahkan hasil dalam mendorong perekonomian daerah dan nasional. Ekspor produk nikel dan investasi sektor ini melonjak pesat dalam beberapa tahun terakhir.

Hilirisasi Indonesia terhitung sukses lantaran sebelum ekspor nikel melalui hilirisasi berjalan, di tahun 2017 - 2018, nilai ekspor bijih nikel hanya mencapai US$ 3 miliar atau Rp 46,5 triliun (kurs Rp 15.500 per US$).

Ketika hilirisasi berjalan nilai ekspor dari nikel di tahun 2021 sudah mencapai US$ 20,9 miliar atau sekitar Rp 323 triliun. "Menurut data perdagangan dan Kemenko, kami Insya Allah akan menutup 2022 ekpor nikel bisa mencapai US$ 27 - US$ 30 miliar (Rp465 triliun) dari dampak hilirisasi.

Jika dilihat sepanjang tahun 2022, nilai ekspor nikel ber-hilirisasi mampu menghasilkan nilai tambah yang fantastis.

Tercatat nilai ekspor nikel pada tahun 2022 tembus hingga US$ 33 miliar atau mencapai Rp 514,3 triliun. Realisasi itu naik signifikan dari yang tahun 2021 mencapai US$ 20,9 miliar, bahkan dari tahun 2018-2019 yang hanya US$ 3,3 miliar.

Terbaru, BPS melaporkan nilai ekspor produk olahan hilirisasi bijih nikel mencapai US$ 4,98 miliar atau sekira Rp74,3 triliun sepanjang kuartal I-2023. Komoditas lanjutan tersebut berupa ferro nikel, nikel matte, dan nikel pig iron atau NPI.

Jika dilihat secara rinci, total nilai ekspor feronikel pada Januari hingga Maret 2023 mencapai US$ 3,75 miliar, dengan mayoritas pembeli dari Cina senilai US$ 3,65 miliar. Sisanya dikirim ke India dan Korea Selatan dengan nilai transaksi masing-masing US$ 45,2 juta dan US$ 29,8 juta.

BPS juga melaporkan realisasi ekspor komoditas nikel matter sepanjang kuartal I-2023 tahun ini mencapai US$ 1,22 miliar atau sekira Rp 18,2 triliun. Sebagain besar transaksi penjualan berasal dari Cina sebesar US$ 656,7 juta dan Jepang senilai 363,2 juta. Cina juga menjadi eksportir terbesar dari produk NPI dengan nilai US$ 7,5 juta.

Maka bisa diakui bahwa industri pertambangan di Tanah Air memiliki potensi luar biasa untuk dikembangkan lebih lanjut melalui proses hilirisasi. Tentunya, dengan membentuk ekosistem industri yang menciptakan nilai tambah yang lebih tinggi dengan produk yang lebih kompetitif.

Tak Hanya Nilai Tambah Ekspor, Hilirisasi Jaga Nilai Tukar

Dengan cadangan nikel terbesar di dunia, hilirisasi nikel jadi krusial agar Indonesia bisa mengambil kesempatan masuk dalam rantai pasok pengembangan kendaraan listrik dunia.

Itulah sebabnya, Luhut kerap memberikan pernyataan bahwa Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar. Sehingga, seharusnya tidak bisa didikte oleh siapapun.

Peningkatan ekspor dari hasil hilirisasi industri pertambangan ini telah membantu menciptakan surplus neraca perdagangan dan neraca pembayaran. Ujungnya, berdampak positif pada stabilitas nilai tukar rupiah dan indikator ekonomi makro.

Target selanjutnya dari pemerintah sendiri adalah mengintegrasikan hilirisasi ke tahap yang lebih lanjut untuk dapat menarik investasi lebih besar. Meskipun demikian, salah satu tantangan utama dari percepatan industri pertambangan domestik adalah besarnya investasi yang dibutuhkan.

Setidaknya, proyek hilirisasi dalam industri pertambangan memiliki biaya yang cukup besar, di atas US$ 1 miliar. Oleh sebab itu, selain modal ekuitas, juga dibutuhkan pinjaman dari bank.

Sejauh ini, dukungan utama investasi lembaga keuangan internasional berasal dari Tiongkok. Nilainya amat signifikan untuk proyek hilirisasi di Indonesia. Tidak hanya itu, bank-bank dalam negeri juga ikut aktif dalam pembiayaan tersebut, dengan rata-rata 30% modal ekuitas investor dan sisanya berasal dari pinjaman bank.

Usai nikel berhasil, saat ini, Indonesia sedang menyiapkan untuk mengembangkan hilirisasi bauksit, timah dan tembaga. Ke depan, ekspor mentah komoditas tersebut akan dilarang. Yang terdekat, sesuai dengan Undang-undang Nomor 3 Tahun 2020 tentang Pertambangan Mineral dan Batu Bara (Minerba), ekspor bauksit akan dilarang pada Juni 2023.

Dengan potensi yang dimiliki Indonesia dan optimisnya pemerintah untuk melanjutkan 'jalan terjal' hilirisasi ini, maka bisa diyakini aliran modal asing akan terus mengalir ke dalam negeri seiring dengan persepsi investor terhadap prospek ekonomi Indonesia dan peningkatan outlook sovereign credit rating Indonesia oleh lembaga pemerintah dari stabil ke positif.

Kebijakan moneter untuk memperkuat rupiah diarahkan kepada kebijakan insentif makro diperkuat untuk mendorong kredit salah satunya pada sisi hilirisasi. Kebijakan hilirisasi komoditas yang tengah digenjot pemerintah berdampak positif pada semua bidang, termasuk penguatan rupiah.

Dilihat secara year-to-date (ytd) nyatanya rupiah masih menguat 2,5% di tengah gonjang-ganjing ekonomi global. Posisi penguatannya bahkan lebih besar dari Euro, Rupee India, dan Dolar Singapura.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(aum/aum)
Tags


Related Articles

Most Popular
Recommendation