²©²ÊÍøÕ¾

9 Raksasa Dunia Akan Tentukan Nasib Pekan Ini, Termasuk RI

rev, ²©²ÊÍøÕ¾
19 September 2023 10:10
U.S. Federal Reserve Board Chairman Jerome Powell participates in a luncheon discussion hosted by the Economic Club in Washington, U.S., January 10, 2019.  REUTERS/Jim Young
Foto: Ketua Dewan Federal Reserve AS Jerome Powell berpartisipasi dalam diskusi Economic Club di Washington, AS, 10 Januari 2019. REUTERS / Jim Young

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Bank sentral dari sembilan negara G20 akan mengumumkan kebijakan suku bunganya pekan ini. Bahkan pada Kamis (21/9/2023), tujuh negara merilis keputusan suku bunganya di hari yang sama.

Pengumuman suku bunga ini menjadi perhatian publik mengingat tren kenaikan suku bunga masih berlanjut meski inflasi sudah jauh melandai dibandingkan pada tahun lalu.
Seperti diketahui, inflasi di hampir semua negara melambung setelah invasi Rusia-Ukraina pada Februari 2022.

Inflasi membuat harga bahan pangan dan energi naik drastis sehingga mengerek inflasi. Untuk meredakan inflasi kenaikan suku bunga pun kemudian menjadi pilihan. Alhasil saat ini, suku bunga di berbagai negara berada di posisi yang cukup tinggi dibandingkan situasi normal.

Sembilan bank sentral akan merilis suku bunganya pekan ini. Kesembilan bank sentral ini menjadi perhatian publik karena merupakan anggota G20 dengan Produk Domestik Bruto (PDB) terbesar di dunia. Oleh karena itu, kebijakan yang diambil kesembilan negara ini akan berdampak besar bagi negara-negara lainnya.

Empat bank sentral yang akan mengumumkan suku bunga pada tahun ini juga merupakan poros kekuatan ekonomi dunia mulai dari Amerika Serikat (AS), China, Jepang, dan Inggris. 

Kesembilan bank sentral itu terdiri dari bank sentral China (PBoC) yang merilis data suku bunganya pada Rabu (20/9/2023) dan bank sentral Jepang (BoJ) pada Jumat (22/9/2023).

Puncaknya adalah pada Kamis (21/9/2023) di mana ada tujuh bank sentral yang akan mengumumkan suku bunga yakni bank sentral Brasil, Turki, Afrika Selatan, Inggris, Saudi Arabia, Indonesia, dan tentu saja Amerika Serikat (AS).

Dari kesembilan bank sentral tersebut, terdapat lima negara yang mengetatkan kebijakan suku bunganya, yakni AS, Afrika Selatan, Saudi Arabia, Inggris dan Turki. Secara umum, pengetatan kebijakan suku bunga ini terjadi akibat inflasi yang masih cukup tinggi atau belum sesuai dengan target yang telah ditetapkan.

Khususnya Turki yang mengalami kenaikan inflasi menjadi 58,94% secara tahunan untuk periode Agustus 2023. Inflasi yang tinggi ini menyebabkan tingginya tingkat suku bunga Turki pada Agustus sebesar 25% atau naik 750 basis poin dibandingkan periode sebelumnya.

Bank sentral Turki mengambil langkah moneter ekstrem dengan mendongkrak suku bunga secara ekstrem sebesar 1.650 bps dari 8,5% pada Mei 2023 menjadi 25% pada Agustus 2023.
bank sentral Inggris juga diproyeksi masih akan galak pada September dengan mengerek suku bunga sebesar 25 bps menjadi 5,50%.

Sementara bank sentral yang menahan suku bunganya yakni Indonesia dan Jepang sebesar 5,75% dan -0,1%. Kedua negara tersebut relatif menahan suku bunganya dalam jangka waktu yang cukup lama. Indonesia sendiri menahan suku bunganya sejak Januari 2023. Sedangkan Jepang telah menerapkan kebijakan suku bunga ultra rendahnya sejak 2016 atau tujuh tahun terakhir.

Sementara bank sentral yang mengalami cut rate yakni China dan Brazil. China sendiri memutuskan untuk melonggarkan kebijakan suku bunganya akibat perlambatan ekonomi yang terjadi belakangan ini. Indeks Harga Konsumen (IHK) China secara tahunan bahkan sempat mengalami deflasi.

Setelah memangkas suku bunga acuan loan prime rate pada bulan lalu, bank sentral China (PBoC) diproyeksi akan menahan suku bunga acuan.  Brasil diproyeksi memangkas suku bunga sebesar 50 bps pada bulan ini setelah memangkas sebesar 50 bps pada Agustus 2023.


²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(rev/rev)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation