²©²ÊÍøÕ¾

²©²ÊÍøÕ¾ Research

Anak Ajaib! 5 Emiten Ini Langsung Jadi Raja Bursa Usai IPO

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
17 November 2023 08:35
Dulu Sopir Angkot Lulusan SMP, Prajogo Kini Orang Terkaya RI
Foto: Infografis/ Dulu Sopir Angkot Lulusan SMP, Prajogo Kini Orang Terkaya RI/ Ilham Restu

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Saham emiten energi baru dan terbarukan (EBT) PT Barito Renewables Energy Tbk (BREN) kembali mengejutkan pada perdagangan Kamis (17/11/2023), di mana saham BREN sempat berhasil menjadi saham 'jumbo' kedua di Indonesia pada sesi II kemarin.

Adapun kapitalisasi pasar BREN sempat menyentuh Rp 799,37 triliun, nyaris Rp 800 triliun. Posisi ini sebelumnya diduduki oleh saham perbankan PT Bank Rakyat Indonesia Tbk (BBRI) yang sebesar Rp 788,11 triliun.

Namun pada penutupan perdagangan kemarin, saham BREN kembali terdepak ke posisi ketiga dengan saham-saham yang kapitalisasi pasarnya cukup jumbo. Di penutupan perdagangan kemarin, kapitalisasi pasar BREN kembali turun menjadi Rp 762,58 triliun.

IPO BREN terbilang sukses, membuat valuasinya sudah menjadi premium atau sangat mahal. Price-to-earnings ratio (PER) BREN saat ini mencapai 464,04 kali. Artinya, saham BREN sudah super mahal, karena sudah berada jauh di atas PER rata-rata industri yang mencapai 107,5 kali.

Sedangkan dari price-to-book value(PBV) BREN yang menyentuh angka ekstrem 204,7 kali, juga menunjukkan valuasi pasar emiten ini sudah kadung menyentuh 'atap langit'. Adapun PBV rata-rata industri mencapai 42,71 kali.

Bahkan saat IPO berlangsung atau sebelum BREN resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada 9 Oktober lalu, permintaannya cukup tinggi, di mana BREN mengalami kelebihan permintaan 135,2 kali selama masabook building.

Setelah melantai, BREN berhasil mencetak auto reject atas (ARA) hingga tujuh hari beruntun. Bahkan sejak IPO, koreksi BREN terbilang lebih sedikit dibandingkan penguatannya. Jumlah koreksi dari debut perdananya hingga kemarin mencapai 6 kali.

BREN mungkin menjadi salah satu saham IPO yang sukses di tahun ini, karena berhasil melesat cukup tinggi hingga nyaris menggeser posisi BBRI sebagai runner up big cap di Indonesia.

Namun, bukan hanya BREN saja yang terbilang sukses, masih ada beberapa saham yang IPO-nya juga sukses dalam beberapa tahun terakhir.

Berikut ini saham-saham yang beberapa tahun terakhir melakukan IPO dan mencetak sukses dari IPO tersebut.

BREN merupakan emiten EBT Grup Barito yang dimiliki oleh Konglomerat Prajogo Pangestu yang juga baru-baru ini kekayaannya melonjak dan membuatnya menjadi orang terkaya nomor 'wahid' di Indonesia.

Selain BREN, ada saham PT Petrindo Jaya Kreasi Tbk (CUAN) yang juga milik Prajogo. Berbeda dengan BREN, saham CUAN justru dari harga IPO-nya hingga kemarin, sudah meroket hingga 2.922,73%.

Keduanya pun membuat Prajogo resmi menjadi orang terkaya nomor 'wahid' di Indonesia, menggeser posisi 'Dato' Low Tuck Kwong dan Duo Hartono.

Meski begitu, kapitalisasi pasar CUAN saat ini bertengger di range Rp 50 triliun hingga Rp 100 triliun, tepatnya sebesar Rp 74,76 triliun.

Berikutnya ada saham emiten pertambangan tembaga Grup Salim yakni PT Amman Mineral Internasional Tbk (AMMN) yang juga terbilang sukses IPO-nya. Bahkan saat ini, AMMN berada di posisi 10 besar dengan kapitalisasi pasar terbesar.

Kapitalisasi pasar AMMN per kemarin mencapai Rp 524 triliun, berada di bawah emiten perbankan PT Bank Mandiri Tbk (BMRI) yang mencapai Rp 547 triliun dan berada di atas emiten telekomunikasi PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) yang sebesar Rp 351 triliun.

Bahkan dari harga IPO-nya hingga kemarin, AMMN masih meroket 326,25%.

Selain BREN, AMMN, dan CUAN, pada tahun lalu dan 2021, ada saham yang juga menarik perhatian pasar, karena setelah IPO, harga sahamnya dan kapitalisasi pasarnya meningkat drastis. Adapun saham tersebut yakni PT Adaro Minerals Indonesia Tbk (ADMR) dan PT DCI Indonesia Tbk (DCII).

Bisa dikatakan bahwa IPO saham ADMR menjadi yang paling sukses di 2022, karena hanya dengan bermodalkan harga saat penawaran saham perdana (IPO) sebesar Rp 100/unit pada 3 Januari 2022, harga saham ADMR saat ini sudah meroket to the moon 1.110% ke Rp 1.210/unit. Adapun kapitalisasi pasar ADMR saat ini mencapai Rp 49,47 triliun.

Meski sudah beberapa kali terkoreksi, tetapi nyatanya harga saat ini di saham ADMR masih cukup jauh dibandingkan dengan harga IPO-nya.

ADMR merupakan emiten batu bara yang juga menjadi anak usaha dari PT Adaro Energy Indonesia Tbk (ADRO). Kenaikan pesat ADMR di tahun lalu sepertinya ditopang oleh cerahnya harga batu bara acuan dunia.

Berikutnya, saham DCII juga sempat fenomenal di 2021. Sejak IPO pada 6 Januari 2021 di harga Rp 420/saham, saham DCII telah meroket hingga 8.054,76% ke posisi Rp 34.250/unit per penutupan perdagangan kemarin.

Bahkan, DCII hingga kini menjadi salah satu saham yang pergerakannya tidak banyak berubah dalam dua tahun terakhir. Alhasil, kapitalisasi pasarnya cenderung bertahan di kisaran Rp 80 triliun. Secara nominal harga, DCII juga menjadi salah satu saham termahal di RI.

Berkat kenaikan pesat saham DCII saat itu, membuat pendiri DCII yakni Otto Toto Sugiri berhasil menjadi salah satu orang terkaya di RI saat itu. Adapun saat ini, Toto menjadi orang terkaya RI ke-16 dan orang terkaya ke 1.670 di dunia.

Saat ini, Toto Sugiri menggenggam 712,78 juta saham DCII atau setara dengan 29,90%.

Selain Toto Sugiri, salah satu pendiri DCII lainnya turut masuk ke daftar 50 besar orang paling tajir di RI pada 2021, yakni Marina Budiman yang merupakan partner bisnis lama Toto Sugiri.

Ia adalah salah satu pendiri dan Presiden Komisaris DCII. Saat DCII menjadi fenomenal di 2021, Marina Budiman menduduki peringkat ke 30 orang paling kaya di Indonesia dengan pundi-pundi kekayaan US$ 1,5 miliar.

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

(chd/chd)
Tags

Related Articles

Most Popular
Recommendation