
Harga Batu Bara Turun 2 Hari Beruntun, Gara-Gara Indonesia?

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Harga batu bara ditutup melemah dan bertahan di level US$120 per ton usai India berusaha untuk mengurangi impor, sementara Indonesia sebagai produsen batu bara baru saja menyetujui peningkatan target produksi batu bara tahun 2024.
²Ñ±ð±ô²¹²Ô²õ¾±°ùÌýRefinitiv, pada perdagangan Selasa (19/3/2024), harga batu bara ICE Newcastle untuk kontrak April ditutup pada level US$125,10 atau turun 2,07%. Pelemahan ini menjadi penurunan dua hari beruntun hingga mencapai 3,84%.
Indonesia telah menyetujui kuota produksi batu bara sebesar 922,14 juta metrik ton untuk 2024.Â
Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) dalam hal ini Direktorat Jenderal Mineral dan Batu Bara (Dirjen Minerba) memaparkan bahwa pihaknya telah menyetujui Rencana Kerja dan Anggaran Biaya (RKAB) tahun 2024 - 2026 sebanyak 587 permohonan dari 883 permohonan RKAB komoditas batu bara.
Dari RKAB 587 permohonan yang disetujui, per Maret 2024 ini tercatat jumlah tonase dari RKAB yang disetujui mencapai 922,14 juta ton pada tahun 2024, 917,16 juta ton pada tahun 2025 dan 902,97 juta ton pada tahun 2026.
Plt Dirjen Minerba, Bambang Suswantono mencatat bahwa dalam rekapitulasi RKAB komoditas batu bara untuk tahun 2024, 2025 dan 2026 tercatat ada sebanyak 883 permohonan. Di mana 121 RKAB ditolak dan 100 dalam permohonan dalam evaluasi.
Indonesia seringkali melaporkan produksi batubara tahunan yang lebih tinggi dari target, dengan produksi tahun lalu mencapai 775 juta ton, dibandingkan dengan target sebesar 695 juta ton.
Kuota tersebut diberikan kepada 587 penambang batu bara, ujar Bambang pada sidang parlemen.
Indonesia berencana menurunkan produksi batu bara secara bertahap mulai 2035 dan menargetkan mencapai sekitar 250 juta ton per tahun pada tahun 2060, menurut seorang pejabat pada bulan Januari.
Sementara dari India, berdasarkan keterangan kementerian batubara federal India, negara tersebut telah berhasil melelang 13 tambang batubara komersial, dalam tahap lelang kedelapan dan kesembilan, dalam upaya untuk meningkatkan produksi dalam negeri dan mengurangi ketergantungan impor.
Dengan kenaikan produksi dari Indonesia dan India maka pasokan batu bara global diperkirakan meningkat. Sementara itu, permintaan kemungkinan tidak akan melonjak karena pasokan sudah ke tahap normal setelah terganggu oleh Perang Rusia-Ukraina.
²©²ÊÍøÕ¾ Research
