
Aneh! Produksi Rokok Malah Turun Saat Ramadhan

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Produksi rokok Indonesia pada Maret atau bulan Ramadhan mencapai 27,88 miliar batang. Jumlah ini terbilang kecil bila dibandingkan data historis saat Ramadhan sebelum pandemi Covid-19.
Data Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Kementerian Keuangan menunjukkan produksi rokok pada Maret yang mencapai 27,88 miliar atau naik 6,29% dibandingkan Februari tahun ini (month to month/mtm). Namun, produksi tersebut turun 5,33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year on year/yoy).
Sebagai catatan, Maret 2024 adalah periode Ramadhan di mana produksi rokok biasanya mencapai salah satu puncaknya. Perusahaan akan menggenjot produksi rokok untuk memenuhi tingginya permintaan selama Lebaran.
Data historis sebelum pandemi Covid-19 (2017-2019) menunjukkan produksi rokok pada Ramadhan selalu di atas 30 miliar batang. Pada periode tersebut Ramadhan jatuh pada awal atau pertengahan Mei.
Pada awal Pandemi 2020, produksi rokok bahkan masih menembus 29,5 miliar batang pada April di mana terdapat awal Ramadhan.
Produksi rokok baru melandai pada Ramadhan 2021-2022. Produksi rokok kembali naik pada Ramadhan 2023 (akhir Maret) yakni 29,45 miliar batang.
Namun, produksinya menurun pada Ramadhan tahun ini menjadi 27,88 miliar batang.
Secara keseluruhan, produksi rokok pada Januari-Maret 2024 atau kuartal I -2024 mencapai71,50 miliar batang. Jumlah tersebut adalah yang terendah kedua dalam enam tahun terakhir. Jumlah produksi rokok pada kuartal I-2024 hanya lebih baik dibandingkan Januari-Maret 2023 tetapi kalah jauh dibandingkan kuartal I-2019 (79 miliar batang), kuartal I-2020 (79 miliar batang), kuartal I-2021 (74,61 miliar batang), dan kuartal I-2022 (85,69 miliar batang).
²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH
(mae/mae)