²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Pekan Bergejolak: "Tsunami" Sentimen AS & Fed, Kabar Inflasi-Investasi

Revo M, ²©²ÊÍøÕ¾
29 April 2024 06:00
Infografis/Edward Ricardo/Kinerja Emiten Baru 2019
Foto: Infografis/Edward Ricardo
  • IHSG dan Rupiah anjlok pekan lalu akibat faktor internal maupun eksternal
  • Bursa saham Amerika Serikat (AS) ditutup di zona hijau ditopang kinerja perusahaan yang cemerlang
  • Pekan ini diisi sentimen suku bunga The Fed, PMI Manufaktur, hingga Inflasi RI yang tampak cukup tinggi

Jakarta, ²©²ÊÍøÕ¾ - Pasar keuangan Indonesia ditutup melemah pada pekan lalu. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) dan nilai tukar rupiah mengalami depresiasi begitu pula Surat Berharga Negara (SBN) kembali dilepas investor asing.

Pasar keuangan diperkirakan bergerak cukup volatil pada pekan ini dengan banyaknya agenda dan data yang akan keluar. Selengkapnya mengenai proyeksi dan sentimen pasar pekan ini bisa dibaca pada halaman 3 artikel ini

Pada penutupan perdagangan Jumat (26/4/2024), IHSG ditutup ambles 1,67% secara harian atau 119,22 poin menuju posisi 7.036,07. Sementara secara mingguan, IHSG terpantau ambruk 0,72%.

Posisi penutupan IHSG tersebut menjadi yang terendah sejak 27 November 2023 atau sekitar lima bulan terakhir.

Sepanjang pekan lalu, IHSG berhasil ditutup hijau dalam dua hari dan sebanyak tiga hari, IHSG tercatat berada di zona merah. Bahkan amblesnya IHSG pada penutupan Jumat lalu merupakan yang terparah sejak 26 Oktober 2023 yang pada saat itu IHSG tergelincir 1,75%.

Nilai transaksi indeks pada perdagangan kemarin mencapai sekitar Rp14,72 triliun dengan melibatkan 16,98 miliaran saham yang berpindah tangan sebanyak 1,1 juta kali. Sebanyak 153 saham menguat, 422 saham melemah, dan 203 saham mendatar.

Investor asing tercatat net sell hingga Rp 2,16 triliun di semua pasar.

Penurunan IHSG didorong oleh kompaknya penurunan semua sektor. Penurunan tertinggi dipimpin oleh sektor cyclical, kesehatan, keuangan, energi dan non-cyclical yang terjun lebih dari 1%.

Saham perbankan raksasa yakni Bank Rakyat Indonesia (BBRI) menjadi penekan utama IHSG sebesar 37 indeks poin. Sementara Bank Mandiri (BMRI) sebesar 18,2 indeks poin, Bank Central Asia (BBCA) sebesar 10,3 indeks poin, dan Bank Negara Indonesia (BBNI) sebesar 5,4%.

Sementara dari pasar mata uang, rupiah melemah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) pada penutupan hari terakhir pekan lalu sebesar 0,12% di angka Rp16.205/US$. Pelemahan ini memperpanjang tren negatif rupiah menjadi dua hari beruntun.

Kendati melemah, dalam sepekan rupiah menguat 0,28%. Kondisi ini berbanding terbalik dengan pelemahan sebesar 2,52% pada pekan lalu. Sedangkan dalam sebulan, rupiah ambruk 2,24%.

Penurunan IHSG dan rupiah ini terjadi pasca Bank Indonesia (BI) secara resmi menaikkan suku bunga acuan sebesar 25 basis poin (bps) ke angka 6,25%.

Hal ini cukup di luar ekspektasi mengingat polling yang dihimpun ²©²ÊÍøÕ¾ dari 14 lembaga menunjukkan secara mayoritas memproyeksi bahwa BI masih akan menahan suku bunganya di level 6%.

"Rapat Dewan Gubernur Bank Indonesia pada 23-24 April 2024 memutuskan untuk menaikkan BI Rate sebesar 25 bp menjadi 6,25%," kata Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo saat konferensi pers secara daring, Rabu (24/4/2024).

Kenaikan suku bunga dapat memberikan dampak yang signifikan terhadap pasar modal. Saat suku bunga naik, investor cenderung beralih ke instrumen investasi yang menawarkan imbal hasil yang lebih tinggi, seperti obligasi, dibandingkan saham.

Hal ini mengakibatkan harga saham turun karena permintaan turun. Di sisi lain, obligasi yang sudah beredar mengalami penurunan nilai karena imbal hasilnya menjadi kurang menarik dibandingkan dengan tingkat suku bunga yang lebih tinggi yang ditawarkan oleh obligasi baru.

Selain itu, kenaikan suku bunga juga membuat biaya peminjaman bagi perusahaan atau individu yang ingin meminjam uang menjadi lebih mahal, yang dapat mengurangi investasi dan pengeluaran konsumen. Ini bisa berdampak negatif pada kinerja perusahaan dan pertumbuhan ekonomi secara keseluruhan.

Sektor perbankan yang merupakan penopang IHSG juga cukup tertekan akibat risiko gagal bayar meningkat akibat mahalnya bunga serta kredit tersalurkan menurun.

Beberapa emiten juga akan langsung terdampak negatif, mulai dari properti, sektor teknologi, hingga otomotif.

Selanjutnya, beralih pada imbal hasil Surat Berharga Negara (SBN) yang bertenor 10 tahun terpantau mengalami kenaikan menjadi 7,2% pada penutupan perdagangan Jumat (26/4/2024).

Perlu diketahui, hubungan yield dan harga pada SBN ini berbanding terbalik, artinya ketika yield turun berarti harga obligasi naik, hal ini menunjukkan minat investor mulai kembali lagi ke SBN.

Berdasarkan data transaksi 22-25 April 2024 yang dirilis BI, investor asing mencatat jual neto sebesar Rp 2,47 triliun. Net sell terdiri dari jual neto Rp2,08 triliun di pasar Surat Berharga Negara SBN, jual neto Rp2,34 triliun di pasar saham, dan beli neto Rp1,95 triliun di Sekuritas Rupiah Bank Indonesia (SRBI).

Saham-saham AS melonjak pada hari Jumat pekan lalu dan S&P 500 dan Nasdaq Composite mencatatkan minggu terbaiknya sejak bulan November karena nama-nama perusahaan teknologi besar menguat karena pendapatan yang kuat dan para pedagang mencermati data inflasi AS yang baru.

Indeks pasar S&P500 mengalami apresiasi 1,02% menjadi 5.099,96. Nasdaq yang sarat teknologi naik 2,03% menjadi 15.927,90 dan mengamankan pergerakan harian terbaik sejak Februari. Rata-rata Industri Dow Jones naik 153,86 poin, atau 0,4%, menjadi berakhir pada 38.239,66.

S&P dan Nasdaq meraih minggu terbaiknya sejak November. S&P melonjak 2,7% untuk menghentikan penurunan tiga minggu berturut-turut, sementara Nasdaq naik 4,2% untuk minggu positif pertama dalam lima minggu. Dow naik tipis 0,7%.

Dikutip dari ²©²ÊÍøÕ¾ International, "Kami mengakhiri pekan yang bergejolak ini dengan catatan yang kuat," kata Mona Mahajan, ahli strategi investasi senior di Edward Jones.

Senang rasanya melihat warna hijau di layar. Jelas salah satu pendorongnya adalah laporan luar biasa yang dihasilkan oleh teknologi megacap," tambah Mahajan.

Untuk diketahui, saham-saham mendapat dorongan dari hasil yang kuat dari pesaing kecerdasan buatan Alphabet dan Microsoft setelah penutupan perdagangan hari Kamis.

Alfabet melonjak lebih dari 10% karena pendapatan kuartal pertama yang lebih baik dari perkiraan dan mencatat hari terbaiknya sejak Juli 2015.

Sementara Microsoft naik 2% karena pembuat perangkat lunak tersebut membukukan hasil fiskal kuartal ketiga yang kuat dan menunjukkan percepatan pertumbuhan cloud.

Kedua perusahaan telah mengesankan investor dengan tidak hanya berinvestasi pada kecerdasan buatan, namun juga dengan menunjukkan hasil, kata Mahajan.

Data tersebut juga membantu meringankan beberapa ketakutan akibat panduan Meta Platforms yang mengecewakan awal pekan ini, katanya.

Berbagai sentimen di dalam maupun luar negeri akan kembali mewarnai pasar keuangan domestik sepanjang pekan ini, termasuk hari ini, Senin (29/4/2024). Pada pekan ini, aktivitas perdagangan tampak tidak akan berjalan penuh mengingat terdapat hari libur pada Rabu (1/5/2024) akibat hari Buruh Internasional.

Secara umum, pergerakan pasar keuangan Indonesia diwarnai dari sentimen eksternal khususnya AS, meskipun sentimen dalam negeri juga masih memberikan pengaruh khususnya perihal suku bunga acuan yang tidak diduga mengalami kenaikan.

Pengumuman Data Investasi Kuartal I-2023
Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) hari ini, Senin (29/4/2024) akan mengumumkan realisasi kuartal I-2024, baik dari investor lokal ataupun investor asing. Realisasi ini akan mencerminkan seberapa besar minat investasi selama periode Januari-Maret 2024  di mana Indonesia tengah berada dalam kondisi politik yang panas.

Sebagai catatan, Indonesia menggelar pemilu pada 14 Februari 2024. Artinya, pada periode kuartal I-2024 inilah minat investor yang menghitung dampak pemilu pada bisnis mereka akan terlihat.

Merujuk daya BKPM tahun lalu realisasi investasi pada kuartal I-2023 mencapai Rp 328,9 triliun atau telah mencapai 23,5% dari target realisasi investasi 2023 yang sebesar Rp 1.400 triliun.

Keputusan Suku Bunga BI Naik ke 6,25%

Pada Rabu pekan lalu (24/4/2024), BI telah memutuskan untuk menaikkan suku bunga acuan atau BI Rate menjadi 6,25% pada April 2024. Suku bunga Deposit Facility naik ke posisi 5,50% dan Lending Facility sebesar 7%.

Senior Faculty Lembaga Pengembangan Perbankan Indonesia (LPPI) Moch Amin Nurdin mengatakan, seiring dengan tingginya BI Rate, dampaknya secara umum akan terasa dalam enam bulan ke depan. Yakni, ketika pertumbuhan kredit melambat dan terjadi peningkatan Beban Operasional Pendapatan Operasional (BOPO) perbankan.

"Mana kala pertumbuhan kredit melemah dan beberapa debitur-debitur mengalami kesulitan pembayaran, maka ini akan mempengaruhi NPL (non performing loan) bank, sehingga akhirnya akan memengaruhi kinerja secara umum nantinya," ujar Amit saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (25/4/2024).

Dalam hal ini, perbankan menghadapi risiko likuiditas ketat dan meningkatnya biaya pendanaan.

Para bankir pun sedang mempertimbangkan untuk menaikkan suku bunga dasar kredit (SBDK) di banknya. Presiden Direktur Panin Bank Herwidayatmo mengatakan suku bunga acuan tinggi harus disikapi dengan penyesuaian yang sesuai.

"Saya kira semua pihak harus menyesuaikan dengan kondisi pasar," kata dia saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (25/4/2024).

Sementara itu, Bank Oke Indonesia mengatakan kebijakan SBDK dan suku bunga deposito bank itu akan sangat dipengaruhi oleh kebijakan bank-bank RI.

"Jika bank menaikkan suku bunga kredit, dapat mengurangi permintaan untuk kredit konsumen dan bisnis karena akan memengaruhi kemampuan konsumen dan perusahaan untuk membayar pinjaman. Hal ini pada akhirnya dapat menghambat pertumbuhan portofolio kredit bank," kata Direktur Kepatuhan Bank Oke Indonesia Efdinal Alamsyah saat dihubungi ²©²ÊÍøÕ¾, Kamis (25/4/2024).

Pasca BI memutuskan kenaikan suku bunga pada Rabu pekan lalu, IDX Finance tercatat ambruk dalam dua hari beruntun, yakni pada Kamis dan Jumat masing-masing 1,13% dan 1,57%.

Saham-saham perbankan khususnya big 4 terpantau ambles secara signifikan. Begitu pula dengan saham-saham yang erat kaitannya atau sensitif terhadap suku bunga turut mengalami depresiasi, termasuk saham-saham properti.

AS Hingga China Merilis Purchasing Managers Index (PMI)

Pada Selasa (30/4/2024), China akan merilis data PMI Manufaktur, PMI Non-Manufaktur, dan PMI General.

Konsensus memproyeksi data PMI berdasarkan National Bureau of Statistics of China (NBS) cenderung mengalami penurunan namun masih berada di atas 50. Hal ini menunjukkan bahwa China saat ini diperkirakan masih berada dalam area ekspansif kendati ada potensi mengalami penurunan.

Aktivitas manufaktur maupun non-manufaktur China yang tumbuh baik dan cenderung ekspansif ini akan memberikan angin segar bagi Indonesia yang merupakan mitra dagang dalam hal ekspor impor.

Jika perekonomian China tumbuh, maka hal ini berpotensi meningkatkan impor barang dari Indonesia. Alhasil neraca perdagangan Indonesia akan surplus.

Pada Rabu (1/5/2024), Negeri Paman Sam akan merilis data PMI Manufaktur ISM periode April 2024. 

Sebelumnya, PMI Manufaktur ISM di AS meningkat menjadi 50,3 pada Maret 2024, naik dari 47,8 pada Februari dan mengalahkan ekspektasi pasar sebesar 48,4. Hal ini menandai ekspansi pertama di sektor manufaktur setelah kontraksi selama 16 bulan.

Terdapat tren positif dalam permintaan, dengan indikator-indikator seperti Indeks pesanan baru (51,4 vs 49,2 pada bulan sebelumnya) dan Indeks pesanan ekspor baru (51,6, sama dengan Februari) yang menunjukkan peningkatan.

PMI Manufaktur Indonesia

S&P Global pada Rabu (1/5/2024) juga akan merilis data PMI Manufaktur Indonesia. 

Aktivitas manufaktur Indonesia melesat pada Maret 2024. Data Purchasing Managers' Index (PMI) yang dirilis S&P Global menunjukkan aktivitas manufaktur terbang karena meningkatnya permintaan.

PMI manufaktur Indonesia melesat ke angka 54,2 pada Maret 2024. Indeks ini adalah yang tertinggi sejak Oktober 2021 atau dalam 29 bulan terakhir.

Dengan demikian, PMI manufaktur Indonesia sudah berada dalam fase ekspansif selama 31 bulan terakhir. PMI menggunakan angka 50 sebagai titik mula. Jika di atas 50, maka artinya dunia usaha sedang dalam fase ekspansi. Sementara di bawah itu artinya kontraksi.

Permintaan yang diterima perusahaan pada Maret 2024 menjadi yang tertinggi sejak Agustus 2024. Menarik disimak apakah PMI masih akan tetap melesat pada April atau pasca Lebaran.

Data JOLTS AS

Pada Rabu (1/5/2024), AS akan mengumumkan data Lowongan Kerja JOLTs AS periode Maret 2024, yang dapat menjadi acuan para pelaku pasar untuk melihat kebijakan bank sentral AS The Federal Reverse (The Fed) dalam memutuskan kebijakan suku bunga.

Sebelumnya, jumlah lowongan pekerjaan naik 8.000 dari bulan sebelumnya menjadi 8,756 juta pada Februari 2024, di atas ekspektasi pasar sebesar 8,75 juta. Selama bulan tersebut, lowongan pekerjaan meningkat di bidang keuangan dan asuransi (+126.000); pemerintah negara bagian dan lokal, tidak termasuk pendidikan (+91,000); dan seni, hiburan, dan rekreasi (+51.000). Di sisi lain, lowongan pekerjaan menurun di bidang informasi (-85.000) dan di pemerintahan federal (-21.000). Mengenai distribusi regional, lowongan pekerjaan menurun di wilayah Timur Laut (-2.000), wilayah Selatan (-62.000), dan wilayah Barat Tengah (-9.000), namun meningkat di wilayah Barat (+81.000).

Suku Bunga The Fed

Pada Kamis (2/5/2024) dini hari waktu Indonesia, The Fed akan merilis data suku bunga yang berpotensi masih akan cukup tinggi. Hal ini terjadi mengingat data-data ekonomi AS belum menunjukkan perbaikan yang mendorong pemangkasan suku bunga.

Kebijakan suku bunga menjadi sentimen yang paling ditunggu pasar pada pekan ini.

Salah satunya inflasi AS yang masih cukup sticky. Angka inflasi AS saat ini berada di angka 3,5% (year on year/yoy) atau lebih tinggi dibandingkan periode sebelumnya.

Hal ini semakin menjauhi target The Fed yakni 2%. Jika inflasi AS masih cukup sulit ditekan, maka penurunan suku bunga AS akan sulit terjadi tahun ini. Bahkan beberapa survei menunjukkan bahwa The Fed tampaknya tidak akan memangkas suku bunganya (no landing).

Inflasi Indonesia

Inflasi Indonesia periode Maret 2024 berada di angka 3,05% dan diperkirakan akan berada di angka yang cukup tinggi pada April 2024. 

Efek Ramadhan dan momen Idul Fitri ditambah dengan kenaikan harga-harga barang khususnya pangan akibat keterbatasan supply menjadi landasan inflasi Indonesia masih cukup tinggi dan mendekati batas atas target inflasi BI yakni 3,5%.

Data Ketenagakerjaan AS

Pada akhir pekan Jumat (3/5/2024), terdapat rilis data Non-Farm Payrolls AS periode April 2024.

Diketahui, Non-Farm payrolls meningkat 303.000 pada Maret 2024, jauh di atas perkiraan Dow Jones yang memperkirakan kenaikan sebesar 200.000 dan lebih tinggi dari kenaikan yang direvisi turun sebesar 270.000 pada  Februari, berdasarkan laporan Biro Statistik Tenaga Kerja Departemen Tenaga Kerja.

Masih pada hari yang sama juga akan rilis data tingkat pengangguran AS periode April 2024.

Diketahui, pada Maret 2024 tingkat pengangguran turun tipis menjadi 3,8%, seperti yang diperkirakan, meskipun tingkat partisipasi angkatan kerja naik lebih tinggi menjadi 62,7%, naik 0,2 poin persentase dari Februari. Angka yang lebih luas yang mencakup pekerja yang putus asa dan mereka yang memegang posisi paruh waktu karena alasan ekonomi tetap stabil di angka 7,3%.

Laporan Keuangan Perusahaan
Musim earning berlanjut hari ini dengan sejumlah perusahaan akan mengumumkan kinerja mereka pada kuartal I-2024. 

Sebagai catatan, pada kuartal I-2023, BNI menembus rekor dengan laba bersih kuartal terjumbo sepanjang sejarah.  Laba bersih BNI kuartal I-2023 tercatat tumbuh 31,8% menjadi sebesar Rp5,2 triliun.

Berikut sejumlah agenda dan rilis data yang terjadwal untuk hari ini:

  • Media briefing terkait kewenangan Bea Cukai dalam proses impor barang kiriman (09.00 WIB).\

  • Konferensi pers realisasi investasi triwulan I tahun 2024 (11.00)

  • Inflasi Produsen Singapura pukul 12:00 WIB
  • Foreign Direct Investment (FDI) Indonesia pukul 14:00 WIB
  • Consumer confidence (keyakinan konsumen) di area Eropa pukul 16:00 WIB

Berikut sejumlah agenda emiten di dalam negeri pada hari ini:

  • Konferensi pers paparan kinerja Bank Jatim di North Gallery Lantai 3, Hotel Alila SCBD, Jakarta. (11.30 WIB)

  • Paparan kinerja BNI kuartal I-2024 (17.00 WIB)

  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Champ Resto Indonesia Tbk (ENAK)
  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT AKR Corporindo Tbk. (AKRA)
  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Mitra Pack Tbk. (PTMP)
  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Petrosea Tbk (PTRO)
  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) PT Asuransi Tugu Pratama Indonesia TbkTbk (TUGU)
  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Lippo General Insurance Tbk (LPGI)
  • Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) Trisula International Tbk (TRIS)
  • Tanggal Pembayaran Dividen Tunai Matahari Department Store Tbk (LPPF)
  • Tanggal DPS Dividen Tunai PT Bintang Samudera Mandiri Lines Tbk (BSML)
  • Tanggal ex Dividen Tunai PT Prodia Widyahusada Tbk. (PRDA)

Berikut untuk indikator ekonomi RI :

²©²ÊÍøÕ¾ INDONESIA RESEARCH

[email protected]

Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular