²©²ÊÍøÕ¾

Newsletter

Warga RI Protes Keras: Akankah IHSG Bakal Kesengat Isu Tapera Juga?

Chandra Dwi, ²©²ÊÍøÕ¾
29 May 2024 06:00
Ilustrasi Wall Street. (AP/J. David Ake)
Foto: Ilustrasi Bursa Efek Indonesia (²©²ÊÍøÕ¾/Muhammad Sabki)

Beralih ke Amerika Serikat (AS), bursa saham Wall Street secara mayoritas ditutup bergairah pada perdagangan Selasa (28/5/2024) atau Rabu dini hari waktu Indonesia sejalan membaiknya prospek konsumen terhadap inflasi, membuat indeks Nasdaq berhasil mencetak rekor tertinggi barunya pada hari ini.

Indeks Dow Jones Industrial Average (DJIA) ditutup melemah 0,55% ke posisi 38.852,86. Tetapi indeks S&P 500 dan Nasdaq Composite berhasil menguat. S&P 500 naik tipis 0,02% ke 5.306,04, sedangkan Nasdaq menguat 0,59% menjadi 17.019,88.

Pada perdagangan yang berakhir pada Rabu dini hari ini (29/5/2024), Nasdaq berhasil mencetak rekor tertinggi sepanjang masanya dan berhasil mencapai level psikologis 17.000 untuk pertama kalinya sepanjang sejarah.

Sementara itu, saham Nvidia berhasil ditutup melonjak hingga 7% dan mendongkrak saham saham chip AS lainnya ketika para trader kembali dari liburan akhir pekan yang diperpanjang.

Namun, saham-saham terutama yang berada di indeks Dow Jones melemah pada sesi akhir Selasa karena imbal hasil (yield) Treasury AS naik ke level tertinggi dalam beberapa pekan terakhir, setelah lemahnya lelang utang pemerintah AS.

Yield Treasury acuan tenor 10 tahun naik 7,5 basis poin menjadi 4,548%, setelah lelang surat utang 5 tahun Departemen Keuangan AS senilai US$ 70 miliar dipenuhi dengan permintaan yang lemah.

"Kami mendapatkan dua hasil yang mengecewakan dan kami melihat imbal hasil naik dan pasar (saham) merespons secara negatif," kata Quincy Krosby, kepala strategi global, LPL Financial di Charlotte, North Carolina, dikutip dari Reuters.

Investor di AS menanti rilis data inflasi pengeluaran pribadi (Personal Consumption Expenditure/PCE) AS periode April 2024 yang akan dirilis pada Jumat akhir pekan ini. Data ini dapat mempengaruhi ekspektasi arah kebijakan suku bunga bank sentral AS (Federal Reserve/The Fed.

Pasar memperkirakan inflasi PCE AS kali ini kembali mengalami kenaikan sebesar 0,3% pada bulan lalu, berdasarkan survei Reuters, menjaga laju tahunan di 2,8%, dengan risiko ke sisi negatifnya.

Namun baru-baru ini, data ekonomi yang lebih kuat dan kekhawatiran baru mengenai potensi penurunan belanja konsumen telah mengurangi prospek suku bunga.

Sebelum rilis data PCE AS, investor memantau rilis data indeks keyakinan konsumen (IKK) versi Conference Board untuk periode Mei 2024. Conference Board melaporkan IKK Negeri Paman Sam pada Mei 2024 naik menjadi 102, dari sebelumnya pada April lalu di angka 97.

Hal ini menandakan bahwa konsumen mulai kembali optimis setelah pada bulan lalu sempat pesimis. IKK menggunakan angka 100sebagai titik mula. Jika di atas 100, maka berarti konsumen optimistis terhadap kondisi ekonomi saat ini hingga 6 bulan mendatang. Sebaliknya, jika di bawah 100, maka konsumen pesimis terhadap kondisi ekonomi saat ini hingga 6 bulan mendatang.

Di lain sisi, Presiden The Fed Minneapolis Neel Kashkari mengatakan bahwa dia ingin melihat data "berbulan-bulan lagi" yang menunjukkan penurunan inflasi sebelum menurunkan suku bunga.

Dia juga mengatakan tidak akan mengesampingkan kenaikan suku bunga lebih lanjut jika tekanan harga kembali meningkat.

Hal ini menambah daftar pejabat The Fed yang masih bersikap hawkish setelah risalah FOMC yang dirilis pada pekan lalu, di mana sebagian besar pejabat The Fed masih enggan untuk memangkas suku bunga dalam waktu dekat.

Namun, Wall Street berhasil mencapai rekor baru-baru ini, karena investor masih bertaruh jika The Fed dapat memulai penurunan suku bunga tahun ini, setidaknya pada pertemuan September atau minimal pada pertemuan di akhir tahun ini.

Ekspektasi terhadap waktu penurunan suku bunga tidak menentu dan para pengambil kebijakan merasa was-was karena data masih mencerminkan inflasi yang tinggi.

Peluang penurunan suku bunga setidaknya 25 basis poi (bp)n berada di atas angka 50% hanya untuk pertemuan November dan Desember tahun ini, menurut perangkat CME FedWatch. Sementara kemungkinan penurunan suku bunga pada September turun menjadi sekitar 46% dari lebih dari 50% pada pekan lalu.

(chd/chd)
Pages

Tags

Related Articles
Recommendation
Most Popular